02: Pembagian Bangku yang Terkutuk!

3.2K 294 20
                                    

Atsushi, Chiaki, Zen, Mahiru, dan kaoru masuk ke dalam kelas berpapan 3-1. Di dalam kelas, sudah banyak murid yang berbincang-bincang di dalamnya.

Untuk sementara, mereka duduk pada bangku sesuai dengan nomor absen mereka sebelum nanti akan diatur dengan mengambil undian.

Jika kalian ingat, satu tahun lalu, saat mereka kelas dua, ada sistem baru di sekolah mereka yang memasangkan tiap murid pintar dan murid kurang bagus dalam kegiatan mengajar, bahkan bangkunya juga. Zen dan Mahiru adalah korban terbesar dari sistem baru itu tapi itu juga yang membuat mereka bisa bersama sekarang.

Sistem ini tidak lagi berlaku di kelas tiga. Mereka tidak akan dipasangkan dan yang duduk sebangku pun adalah untung-untungan dari undian biasa.

“Kalau dipikir-pikir, padahal dulu aku mengomel harus satu bangku denganmu tapi setelah satu tahun sebangku terus, aku jadi merasa aneh jika kita tidak sebangku lagi nanti,” ujar Zen.

Mahiru mengangguk setuju. “Kalau ada kau di sebelah, aku bisa langsung tanya kalau ada yang aku tidak ngerti.”

“Kalau untuk itu, lebih baik kau usaha sendiri. Setidaknya, nilaimu sudah meningkat cukup banyak,” ujar Zen yang bangga dengan cara mengajarnya yang membuahkan hasil. Tanpa sadar, ia mengelus kepala Mahiru karena kebiasaan.

Semua murid terutama yang perempuan menatap cemburu ke arah Mahiru. Rumor tentang hubungan mereka sudah menyebar di sekolah tapi tidak ada yang bisa memprotes ataupun memisahkan mereka karena sistem sekolah. Namun, di kelas tiga ini, banyak yang mulai bergairah untuk memisahkan kedua orang itu dan berharap merekalah yang sebangku dengan Zen agar bisa mendapatkan hatinya.

Mahiru yang malu diperlakukan seperti itu langsung menyingkirkan tangan Zen dengan wajah memerah. Ia masih saja tidak terbiasa dengan hal ini tapi keimutannya itu membuat Zen kembali tergoda untuk menggoda pria itu. Tangan Zen mencubit gemas pipi Mahiru yang lembut.

“Jangan begitu!” gerutu Mahiru sambil berusaha melepaskan tangan itu.

Siswa-siswa perempuan semakin geram melihatnya. Mata mereka menyala membara dan penuh semangat untuk memulai peperangan dengan Mahiru di tahun ajaran baru ini.

Atsushi yang berdiri di dekat mereka hanya bisa tertawa. Ia mengharapkan kedamaian tapi sekelilingnya memang tidak pernah damai.

Chiaki yang ada di situ menatap keduanya dengan pandangan yang berbeda. Ia dengan penuh kegembiraan mulai menulis-nulis di notes yang ada di tangannya.

Ah … dia mendapat ide cerita lagi pikir Atsushi yang merasa Chiaki harus mengubah kebiasaannya itu. ia bahkan sering membayangkan dirinya yang akan menjadi korban Chiaki selanjutnya untuk menjadi sumber novel BL nya.

“Chiaki! Kau tulis apa?!” seru Zen yang belakangan ini baru tahu Chiaki adalah penulis novel BL dan belakangan ini menuliskan cerita kehidupan Zen dan Mahiru.

Zen berusaha mengambil notes Chiaki itu tapi Chiaki langsung menghindar. “Lanjutkan saja kesenangan kalian berdua! Aku hanya akan mengamati!”

Zen tidak bisa percaya. Ia sempat murka dan malu ketika mengetahui kenyataan ini dan membaca novel yang diterbitkan Chiaki itu. Mahiru sendiri juga membacanya dan ia terus merasa malu dengan dirinya satu tahun lalu karena novel itu.

Atsushi tertawa kecil melihat keramaian sekelilingnya tapi tawanya pun harus terhenti untuk digantikan dengan ketegangan karena Kaoru sudah berjarak beberapa meter darinya.

Melihat Atsushi terdiam dan memucat lagi, mereka bertiga yang sedang ribut ikut terhenti. Baru saja mereka mau menanyakan kabarnya, Kaoru muncul di depan kelas dengan roti di tangannya.

Marry The Enemy [BXB] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang