32: Malam Pertama

2.8K 223 9
                                    

"Atsushi, sudah waktunya tidur," ujar Rieyu lembut menyadarkan Atsushi dari latihannya.

Atsushi melihat jam mejanya yang sudah menunjukkan pukul 10 malam. Ia sudah menghabiskan hampir 1 jam lebih untuk latihan dan saking fokusnya, ia tidak menyadari Rieyu yang sudah kembali dari mandi entah sejak kapan.

Atsushi mengangguk lalu mengemasi lilin-lilin yang masih belum terpakai dan membuang yang sudah tidak bagus lagi.

"Apa itu cara latihan dari ayahmu?" tanya Rieyu yang sudah duduk di tepi tempat tidur.

"Iya," balas Atsushi. Ia berjalan menuju tempat tidur lalu duduk di sebelah Rieyu. Ia sengaja mendempetkan tubuhnya hingga lengan mereka saling bersentuhan.

"Kau tidak apa-apa sedekat ini?" tanya Rieyu sedikit cemas. Ia tidak ingin melihat Atsushi pingsan karena kejang-kejang.

Atsushi menggeleng kuat. "Jarak gemetarku mengecil lagi! Aku masih gemetaran ketika di dekatmu tapi ini sudah jauh lebih ringan dari biasanya," ujarnya bahagia.

Rieyu mengangguk tapi ia tetap masih cemas. Walaupun Atsushi bilang sudah lebih ringan, Rieyu masih merasakan bahu Atsushi naik turun dengan cepat.

Melihat ini, Rieyu sedikit sedih. Dengan berada di dekatnya, pria ini sudah cukup tersiksa karena rasa takut tak berdasar itu tapi Atsushi masih mau menyatakan suka dan berusaha mendekatinya dengan wajah baik-baik saja.

Aku juga harus berjuang menyelesaikan semua masalahku agar dia bisa nyaman dan aman berada di sampingku..., batinnya.

Ia menatap ke arah Atsushi ketika pada waktu yang bersamaan, Atsushi juga menatap ke arahnya. Mata mereka bertemu.

Satu detik....

Dua detik....

Tidak ada yang berbicara. Tidak ada yang memalingkan pandangan.

Wajah mereka semakin merah seiring mata menatap. Sinar mata mereka semakin sayu dan dipenuhi gairah.

Tanpa disadari, kedua wajah semakin mendekat dan mendekat. Kedua bibir menyatu dan mulai melumat satu sama lain.

"Mm...." Atsushi memejamkan matanya, menikmati sensasi ciuman yang bercampur antara rasa nikmat dan rasa takut. Pencampuran itu begitu aneh tapi rasanya sangat nyaman.

Rieyu menggigit bagian bawah bibirnya pelan dengan penuh rasa sayang. Mulut Atsushi terbuka pelan dan lidah panas langsung menerobos masuk, bermain dengan lidahnya, mengelilingi rongga mulut bagaikan itu adalah taman bermain.

Air liur mulai memenuhi mulut Atsushi dan tumpah keluar dari ujung bibirnya, mengotori bajunya sendiri. Namun, ia tidak memedulikannya dan terus membalas ciuman Rieyu.

Tanpa melepaskan ciuman itu, badan Atsushi mulai bergerak lebih dekat. Tangannya ia lingkarkan pada leher pria itu. Kakinya ia buka hingga ia bisa duduk ngangkang di atas paha Rieyu dan badannya ia tempelkan pada badan besar Rieyu, membagikan hangat tubuh mereka.

"Mm?!" Mata Atsushi terbuka kaget karena ia merasakan sesuatu yang bangun dan menyentuh bokongnya.

Rieyu yang menyadari miliknya telah bangun langsung melepaskan ciumannya. Wajahnya merah dan napasnya terengah-engah. Ini pertama kalinya ia merasakan dorongan seperti ini dan ia menjadi bingung harus bagaimana.

Dia ingin melakukannya tapi dia masih tidak pasti dengan perasaannya. Ia merasa melakukan hubungan dalam posisi seperti ini sangat tidak sopan bagi Atsushi.

Namun, Atsushi kembali menempelkan tubuhnya dan mengecup bibir Rieyu. "Tidak apa-apa ... lakukan saja," ujarnya dengan suara serak.

Suara itu langsung membuat pertahan Rieyu hilang tanpa jejak.

Marry The Enemy [BXB] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang