23: Penjaga Baru

1.6K 198 2
                                    

Tubuh Atsushi tidak bisa bergerak seperti diikat oleh beribu-ribu tali yang tak kasatmata. Tubuh itu tidak dibalut sehelai benang pun dan tangan dan kakinya terbuka lebar, mengekspos segalanya.

Napasnya terengah-engah akibat ketakutan yang begitu besar. Keringat dingin memenuhi seluruh tubuhnya.

Dari seluruh penjuru yang penuh kegelapan, beribu-ribu tangan terjulur ke arahnya dengan gerakan yang menggelikan.

Atsushi berusaha bergerak tapi tidak bisa. Wajahnya memucat ketika beberapa tangan mulai mengelus kulit tubuhnya.

“Tidak! Lepas!”

Ia ingin melepaskan diri tapi ia tidak berdaya.

“Tidak mau! Ini menjijikkan! Tidak!”

Air mata mulai menetes. Beberapa tangan yang nakal itu mulai meremas miliknya yang sensitif. Ada juga yang mulai menelusuri lubangnya.

“Tidak!!!” histerisnya.

Atsushi bangun dan secara refleks memeluk seseorang yang berada di sebelahnya tanpa memperhatikan identitas orang itu.

Ternyata semua itu adalah mimpi. Namun, perasaan menjijikkan itu begitu nyata hingga ia tak kuasa untuk tidak menangis.

Tubuhnya bergemetar hebat dan keringat dingin memenuhi tubuhnya. Mungkin ini pertama kali baginya untuk menangis seperti anak kecil di umurnya yang sudah hampir mencapai dewasa.

Bau segar yang khas dari orang yang ia peluk tercium oleh Atsushi. Tubuhnya hangat tetapi tangan yang mengelus kepala Atsushi sedingin es memberikan rasa yang aneh tapi menenangkan.

Setelah ketakutannya mereda, tubuhnya masih bergemetar hebat tapi rasa takut yang menyebabkannya itu memiliki rasa yang berbeda. Atsushi yang otaknya sudah bisa bekerja dengan baik mulai menyadari siapa yang telah ia peluk.

Ketika ia melepaskan pelukannya, jemari dingin Kaoru – orang yang ia peluk – menyapu sekitar matanya untuk menghapus air mata. Wajah Atsushi mulai memanas melihat sosok Kaoru yang sudah kembali menjadi sosok tampan berambut biru pucat itu.

“Maaf, aku agak aneh karena baru bangun tidur,” ujar Atsushi yang malu karena sudah menangis di depan Kaoru.

Kaoru tidak menjawab dan dengan serius menghapus air mata di wajah Atsushi. Jantung Atsushi ikut bergetar hebat oleh sentuhan itu tapi bukan karena takut dan jijik tapi karena ia menikmati dan bahagia dengan sentuhan itu.

Mengetahui ia berpikir seperti itu, Atsushi ingin mengingatkannya bahwa Kaoru adalah laki-laki untuk kesekian kalinya tapi ia mulai lelah untuk melakukannya. Mungkin ia harus menyerah dan mengakui perasaannya ini bahwa ia mencintai seorang pria sekarang.

Walaupun ia cukup ragu akan waktu yang ia butuhkan untuk mencintai Kaoru yaitu hanya sekitar tiga atau empat hari sejak perjanjian pernikahan itu, ia tidak bisa mengartikan perasaan ini dengan kata lain selain mencintai. Apa lagi, selama ia hampir diperkosa oleh Makoto, orang yang ia terus ingat adalah Kaoru. Ia tidak bisa lagi mengingkarinya!

Berpikir tentang Makoto, ia baru sadar ia tidak memiliki ingatan setelah pria muda di dalam tubuhnya yang bernama Rieyu menyuruhnya tidur.

Baru saja ia ingin bertanya, Kaoru menatap tajam pada Atsushi. Lebih tepatnya adalah menatap ke arah leher Atsushi. Tatapan itu diiringi dengan jari Kaoru yang menekan dan menggesek satu bagian Atsushi dengan kasar, seperti berusaha menghapus sesuatu.

“Sa ... kit,” gumam Atsushi menghentikan kelakuan Kaoru.

Kaoru melepaskan tangannya seraya menundukkan kepalanya. “Maaf.”

Marry The Enemy [BXB] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang