11: Kishin

1.9K 213 3
                                    

Walaupun Robert bilang perjalanannya adalah 2 jam, Atsushi merasa perjalanan ini secepat memejamkan mata. Belum sempat merasakan apa pun, ia dan Kaoru telah sampai di Kishin.

"Selamat datang. Ini adalah gerbang selatan Kishin yang bertepatan di kota Umi, wilayah bangsa naga air," sambut suara seorang pria yang tegas dan kaku.

Atsushi yang baru mendapat penglihatannya kembali langsung terlonjak kaget melihat pria kelinci di depannya. "Robert?!" teriaknya dengan respons yang berlebihan.

Wajah pria kelinci itu tidak berubah sama sekali seperti ekspresi ini sudah biasa ia lihat. "Nama saya Robi, kembaran Robert,"ujarnya dingin.

Setelah dilihat-lihat, ternyata memang ada perbedaan. Pria bernama Robi itu memiliki kacamatanya di sebelah kiri dan wajahnya tidak memperlihatkan senyum sama sekali.

"Tuan Riyo dan Tuan Atsushi, silahkan mengecek barang Anda karena kelinci hitam tidak akan bertanggung jawab jika ada yang hilang," ujar Robi seraya membawa mereka menuju sebuah meja.

Atsushi melihat ruangan tempat pendaratan mereka dan cukup kaget untuk melihat ruangan bergaya tradisional China berpadu Jepang ini. Sepertinya hobi sepasang kembar ini juga sangat berbeda. Robi juga mengenakan pakaian sederhana dengan sedikit corak yang biasa digunakan dalam kimono pada jasnya

"Silahkan tanda tangan di sini dan kami akan mengantarkan Anda ke tujuan yang Anda inginkan," ujarnya.

"Bawa kami ke tengah distrik bisnis Kota Umi," ujar Kaoru.

Kaoru menandatangani dan menyerahkannya kepada Atsushi. Atsushi melakukan hal yang sama.

Robi mengecek kertasnya lalu menggulungnya dan mengirimkan pergi ke salah satu rak. Ia lalu mengarahkan mereka menuju pintu nomor 50 di lantai dua ruangan itu.

Sebelum keluar, Kaoru mengeluarkan dua buah mantel. Satu ia lemparkan pada Atsushi dan satu lagi ia pakai.

"Pakai itu untuk menutupi telinga dan ekormu."

Atsushi mengangguk dan dengan patuh mengenakannya. Mantel itu menutup hingga setengah dari betisnya dan memiliki tudung yang sangat besar, cukup untuk menutupi wajahnya.

"Ketika di luar, jangan jalan terlalu jauh. Nanti kau tersesat," ujar Kaoru.

Atsushi sedikit enggan dengan gagasan itu tapi Kaoru tidak memperbolehkan penolakan. Akhirnya, Atsushi menyanggupi hal ini.

Banyak orang yang berlalu lalang muncul di hadapan mereka ketika mereka melewati pintu itu. Orang-orang itu menggunakan kimono berwarna-warni dengan perlengkapan seperti armor, pedang, dan lain sebagainya. Sungguh pemandangan yang sulit ditemukan di dunia Atsushi sekarang.

"Ini bukan wilayah naga es kan? Kenapa kita di sini?" tanya Atsushi yang agak pusing di tengah keramaian ini.

"Membelikanmu baju," ujar Kaoru singkat.

"Kenapa? Memangnya aku tidak menggunakan yang ada di rumahmu saja?" tanya Atsushi engga.

Pertama, ia tidak ingin membeli baju dengan uang orang ini. Kedua, ia rasa tidak akan membutuhkan kimono terlalu banyak sehingga ia merasa sayang untuk membelinya.

"Bagaimana mungkin kau bisa menggunakan pakaianku?" Kaoru mengernyitkan dahinya.

Atsushi ingin bilang bisa tapi kata-katanya terhenti ketika ia menyadari suatu kenyataan. Jika yang menggunakan kimono adalah Kaoru dengan rambut hitam acak-acakannya, Atsushi yakin bisa menggunakan bajunya karena ketinggian mereka sama. Namun, ini adalah Kaoru yang sudah berubah menjadi lebih tinggi dan badannya pun lebih lebar sedikit dari badan Atsushi.

Marry The Enemy [BXB] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang