EPILOG

3.2K 215 16
                                    

"Mama! Bagu!" seru bocah kecil berpipi seperti bakpao yang membawa keranjang kecil berisi pakaiannya.

"Taruh di sini Yuki," ujar Atsushi yang sedang mencuci pakaiannya dan suaminya.

Anaknya Yuki sudah selesai mengganti pakaian sendiri walaupun masih tidak rapi dan membawa keranjang berisi pakaian kotornya. Atsushi mencuci tangannya yang penuh busa lalu merapikan kimono Yuki dan mengikatnya kembali dengan rapi.

Ia mengelus kepala lembut bocah itu. "Yuki hebat," pujinya mengundang senyuman lebar dari Yuki.

Ekor putihnya bergoyang-goyang dengan bahagia. Matanya yang bergradasi enam warna berkilat senang. "Yuki, hevag!" serunya dengan cara bicara yang belum terlalu benar.

Atsushi merapikan rambut biru pucat Yuki dan mengikatnya dengan benar. "Tunggu sebentar, ya," ujar Atsushi dan mulai lanjut mencuci.

Yuki berdiri di samping dan menonton dengan mata berbinar. Padahal, sudah hampir tiap hari bocah ini menontonnya menyuci baju tapi Yuki tidak pernah bosan.

Setelah selesai, Yuki membantu Atsushi membawa keranjang baju dan menjemurnya di atas batang bambu yang disusun sederhana oleh Rieyu.

Ngomong-ngomong tentang Rieyu, pagi-pagi buta, ada warga desa yang butuh pertolongannya karena anaknya demam tinggi dan Rieyu harus berlari keluar rumah tanpa membersihkan diri dulu. Rieyu bekerja keras sebagai dokter untuk menafkahi mereka.

Walaupun kehidupan mereka sederhana, tapi setiap hari adalah kebahagiaan bagi Atsushi.

Ketika mereka selesai menjemur baju, Rieyu sudah kembali ke rumah. Atsushi mengambil tas kayu yang ia bawa. "Bagaimana keadaan anaknya?"

"Sudah lebih baik," ujar Rieyu lalu memberi kecupan di bibirnya. Ia lalu membungkuk dan memberi kecupan di pipi Yuki.

"Anak papa sudah harum?" tanya Rieyu kepada Yuki dan Yuki mengacungkan jempol gendutnya kepada Rieyu hanya untuk mendapat satu kecupan lagi dari papanya itu.

Atsushi tidak bosan melihat interaksi papa dan anak ini. "Kau mau makan?"

Rieyu mengangguk seraya menggendong bocah itu di lengannya.

"Setelah makan, aku ingin meminta sesuatu padamu," ujarnya kepada Atsushi.

Atsushi menanyakan apa itu tapi Rieyu tidak mau memberitahunya. "Kau akan tahu nanti," ujarnya dengan senyum misterius.

*****

"Kau benar-benar melakukannya," ujar Atsushi tak habis pikir dengan keadaannya sekarang.

Rieyu menatap puas ke arah Atsushi, sedangkan Yuki menatapnya dengan mata berbinar.

"Mama canchig!" serunya dengan dua jempol teracung.

Atsushi sudah mengenakan kimono putih sederhana dengan cadar putih panjang terpasang di kepalanya. Ini adalah kimono untuk pernikahan.

Rieyu mencarinya dan meminjamnya pada salah satu penduduk desa. Ia sudah mencarinya lama karena ingin melihat sosok pengantin Atsushi.

Ia mengaku menyesal karena tidak melihat Atsushi dengan benar saat ia menangkap Atsushi di kediaman para tengu. Jadi, ia ingin melihatnya lagi sekarang dengan benar. Ia juga sudah mengubah pakaian menjadi kimono hitam yang digunakan laki-laki saat pernikahan.

"Memang kimono-nya lebih sederhana tapi aku lebih suka yang ini," ujar Rieyu, memberinya kecupan dibibir. Biasanya ia akan melakukan kecupan ringan ketika ada Yuki tapi karena terlalu bersemangat melihat sosok pengantin di depannya, ia memberi kecupan yang begitu dalam hingga Atsushi harus memukul dada suaminya agar ia dilepas.

Marry The Enemy [BXB] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang