36: Hukuman yang Setimpal

2.1K 198 13
                                    

"Ratu! Ada kabar dari Yang Mulia Hiroshi dari bangsa naga angin!" seru bawahan Mikuru yang berlari terbirit-birit ke arahnya.

Mata Mikuru langsung berbinar. "Cepat berikan padaku!"

Buru-buru, ia membuka surat itu sampai tidak memerdulikan tata krama pembukaan surat yang rapi. Ia membuka isinya dan matanya semakin berbinar ketika membacanya.

'Aku telah menemukan Rieyu. Mari kita membuka rapat di Gedung Besar Ryuuha sore ini. Hiroshi-'

Itulah isi suratnya.

Mikuru bersorak gembira di dalam hatinya. "Siapkan lingkaran transportasi! Kita akan menuju gedung besar Ryuuha segera!" perintahnya dengan suara lantang.

Buru-buru ia mengambil racun yang sudah dikirimkan Osamu padanya dan juga pil-pil darah Rieyu yang belum ia pakai ke dalam kantung kimono-nya.

"Semuanya sudah siap!" teriak bawahannya.

Tidak lama kemudian, Mikuru sudah sampai di dalam Gedung Besar Ryuuha. Ia bertemu dengan Reina dan Masumi di luar pintu ruang rapat yang kemarin mereka gunakan.

Reina tertawa melengking. "Akhirnya, ya," ujarnya dengan alis terangkat.

Mikuru tidak merespons. Ia hanya ikut tersenyum sedangkan, Masumi hanya diam. Namun, di dalam hatinya, sudah ada kobaran api semangat yang membara.

Mereka memasuki ruangan itu. Di dalamnya, sudah berdiri Hiroshi dan Taro tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan orang lain di sana.

Mereka menutup rapat pintu ruang dan berjalan mendekat dengan alis berkerut.

"Di mana Yang Mulia?" tanya Mikuru tidak sabar.

"Sabar. Bagaimana kalau kita berbicara dulu?" usul Hiroshi yang sudah kembali duduk di tempat terdekat. Taro juga ikut.

Ketiganya tidak sabar tapi jika mereka terlalu terburu-buru, keduanya akan curiga, jadi mereka melakukannya dengan patuh.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Reina dengan anggun.

"Ada kabar buruk tentang Yang Mulia," ujar Taro dengan wajah yang sedih dan menyesal.

Firasat buruk menyergapi ketiganya.

"Apa yang terjadi?!" tanya Mikuru cemas.

"Kekuatan Yang Mulia hilang tak berbekas. Dia tidak bisa melakukan apa-apa lagi," jelas Hiroshi.

Ketiganya kaget hingga mata mereka seperti mau lepas dari kelopaknya.

Aku sudah mencarinya ke mana-mana dan kabar seperti ini—! Mikuru tidak dapat menerimanya. Ia memukul meja dengan keras.

Dengan otak yang panas, Mikuru berseru, "Tidak mungkin! Aku sudah berusaha mencarinya hanya untuk mengambil kekuatan itu dan dia—ah!"

"Mikuru!" seru Masumi marah. Kau ingin mengeluarkan semuanya?!

Reina juga menatapnya tajam. Mikuru menutup mulutnya dengan kedua tangan.

Hiroshi tersenyum tipis. "Mengambil kekuatan yang mulia? Dengan mengeluarkan darahnya dan menjadikannya sebuah pil?"

Ketiganya membelalakkan mata.

"Bagaimana—"

"Tentu saja aku tahu karena aku yang membuat Yang Mulia bisa kabur," ujar Hiroshi.

Mikuru menatap benci ke arah Hiroshi. "Kau!!" serunya dengan murka. Ia mengeluarkan gumpalan air dan membentuknya menjadi jarum-jarum tipis yang tajam dan melemparkannya ke arah Hiroshi.

Marry The Enemy [BXB] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang