Tekan bintang dipojok kiri bawah sebelum membaca...Happy reading..
*******
Nada tersenyum lega saat mata kuliah terakhir hari ini sudah berakhir, dosen berkepala plontos itu pun sudah pergi sejak lima menita yang lalu. Saat ini ia tengah membereskan beberapa buku diatas mejanya. Ia tidak sabar keluar dari kampusnya karena tadi Gilang sudah memberitahu bahwa laki-laki itu sudah berada didepan gerbang kampusnya.
"Nad, buru-buru banget" ucap Kesya seraya memperhatikan gerak-gerik Nada yang memang terkesan buru-buru. Perempuan itu hanya tersenyum sebagai jawaban membuat Kesya memutar bola matanya. Ia butuh jawaban bukan senyuman.
"Duluan ya gays, baayy" teriak Nada kemudian sedikit berlari keluar kelasnya.
Nada menormalkan jalannya saat hampir keluar kampus, ia tidak mau jika Gilang melihatnya berlari maka ia akan terkena amukan laki-laki itu, takut anaknya kenapa-napa.
Nada mengernyitkan keningnya saat merasakan ada yang mengikutinya dari belakang. Perempuan itu mempercepat langkahnya agar cepat keluar dari area kampus.
Namun semakin cepat ia melangkah, orang yang berada dibelakangnya semakin mempercepat pula langkahnya membuat Nada penasaran. Akhirnya ia berbalik dan menemukan Devan yang berjarak tidak terlalu jauh dengannya.Devan melangkah mendekat kearah Nada. Perempuan itu bingung, untuk apa Devan mengikutinya.
"Nad" Devan mencoba meraih tangan Nada, namun buru-buru ditepis oleh perempuan itu.
"Kakak ngapain?"
"Aku mau ngomong perihal hubungan kita"
"Nggak ada yang perlu dibahas kak"
"Aku nggak mau putus sama kamu!"
Nada menarik nafas kemudian menghembuskannya mencoba menetralkan amarahnya agar tidak meledak saat ini. Bisa-bisanya Devan masih ingin memperjuangkan cintanya walaupun ia sudah mengetahui bahwa Nada telah menikah.
"Kakak gila?" ucap Nada tak percaya.
"Nad, aku cinta sama kamu. Dan aku harap gosip itu tidak benar" ucap Devan terlihat frustasi. Nada semakin kesal dibuatnya.
"Kemana kakak selama tiga bulan ini sampai mengatakan bahwa gosip itu bohong? Itu semua benar kak, real! Aku udah menikah!" tandas Nada. Nafasnya terengah-engah karena ucapannya yang sedikit lantang.
"Aku tetap nggak percaya"
"Fix, kakak emang udah gila" Nada berlalu dari hadapan Devan, berharap laki-laki itu tidak mengejarnya. Namun harapannya tidak sesuai dengan kenyataan. Devan justru menariknya hingga bertabrakan dengan tubuhnya. Laki-laki itu memeluk Nada dengan erat. Nada meronta-ronta sebisa mungkin agar terlepas dari pelukan Devan.
"Kak lepas!"
"Nggak! Aku nggak bakalan lepasin kamu"
"Kak, aku ini istri orang. Kakak nggak berhak cinta sama aku! Hapus perasaan kakak!"
Devan melepaskan pelukannya, dicengkramnya kedua pundak Nada dengan erat. Kilatan amarah terpancar di kedua mata laki-laki itu.
"Nggak! Kamu cuma milik aku Nada! Kamu pikir mudah untuk melupakan cinta pertama?"
"Terserah! Asalkan kakak tau, aku lagi hamil anaknya kak Gilang!"
"Kamu bohong!"
"Kakak bisa lihat sendiri"
Devan tersenyum miring kala melihat kebagian perut Nada yang tidak menunjukkan apapun. Perut Nada memang tidak terlalu menonjol karena usia kandungannya baru 17 minggu atau sama dengan empat bulan lebih seminggu. Apalagi saat ini Nada menggunakan hodie yang cukup besar membuat perutnya tidak terlihat sama sekali. Ia tidak terlihat seperti orang hamil saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Husband [Sudah Terbit]
Teen FictionFollow First 🙏🙏 *SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS* 🍂🍂🍂 Bagaimana jadinya jika seorang gadis bernama Nada Arselia, gadis remaja labil berusia 19 tahun harus menikah dengan seorang laki-laki yang notabenenya adalah dosennya Gilang Aditama yang hari-ha...