Tekan bintang dipojok kiri bawah sebelum membaca cerita...Happy reading...
***
Nada terbangun dari tidurnya. Rasa pusing kembali menyerang kepalanya membuat ia sedikit meringis. Ia menoleh kesamping dan mendapati Gilang yang masih tertidur.
Nada mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi karena setaunya kemarin ia tidak berada dirumah.Beberapa menit, ia memekik namun tertahan. Ia ingat, semalam ia mabuk tapi bagaimana bisa ia sampai rumaha. Apakah Gilang menjemputnya? Jika iya, maka habislah riwayatnya.
Nada kembali menoleh kearah Gilang, mata laki-laki itu mengerjap-ngerjap membuatnya spontan langsung menutup matanya, pura-pura tertidur daripada mendapat amukan dari Gilang.
"Saya tau kamu sudah bangun"
Suara serak milik Gilang membuat Nada menelan ludah, ia berusaha tidak memperdulikan ucapan Gilang dan melanjutkan aktingnya.
"Bangun!" perintah laki-laki itu. Tak ada pergerakan dari Nada membuat Gilang geram dan terpaksa menarik gadis itu agar bangun.
"Kakak apa-paan sih" kesal Nada.
"Enak mabuk?" sindir Gilang.
Nada langsung memasang wajah memelasnya, takut jika dimarahi oleh Gilang. Tangannya meraih tangan Gilang, kemudian mengelus-elusnya dengan lembut.
"Kenapa diam? Jawab! Enak mabuk?"
Nada mengangguk, kemudian menggeleng.
Gilang menarik tangannya yang dielus oleh Nada. Tatapannya kembali menajam membuat gadis itu menunduk takut.
"Kenapa menunduk?"
"Ta...takut" jawab Nada gugup.
"Mau mabuk lagi?"
"Nggak kak! Nada janji nggak lagi deh" ucapnya semangat. Gilang tersenyum remeh.
"Saya nggak percaya"
"Kak serius, semalam juga bukan aku yang mau tapi Gisel yang ngajak"
"Diajak mati mau?"
Nada menggeleng.
"Kak maaf, jangan marahin aku."
"Bagaimana saya tidak memarahi kamu. Kamu mabuk sampai malam dan tidak mengabari saya. Ingat, kamu itu perempuan Nada Arselia! Bisa tidak sekali saja jangan buat saya marah atau pusing dengan kelakuan kekanak-kanakan kamu!!" kalimat terpanjang yang Gilang ucapkan selama ini. Bentakkan itu sukses membuat Nada menunduk, tidak sekedar menunduk namun disertai tangisan.
"Kamu tau kamu salah?"
Nada mengangguk.
"Berani berbuat, berani bertanggung jawab! Bukan malah nangis" setelah mengucapkan itu Gilang pergi meninggalkan Nada yang masih terpaku ditempat tidur. Ini pertama kalinya ia dibentak setelah menikah. Bahkan orangtuanya tidak pernah membentaknya. Nada menangis sesenggukkan, bukan karena kesalahan yang ia buat melainkan karena terkejut dengan bentakkan Gilang.
***
Saat ini Nada dan Gilang berada didalam mobil yang dikemudikan oleh Gilang.
Tidak ada percakapan diantara keduanya, disepanjang perjalanan menuju kampus hanya ditemani keheningan. Nada yang tidak suka dengan keadaan seperti ini menghela nafas kasar. Mau bicara pun ia tidak berani, karena sejak kemarahan Gilang kemarin sampai sekarang laki-laki itu tidak mengajak nya berbicara.Beberapa menit kemudian, Gilang menghentikan mobilnya didepan halte bus. Nada menoleh kearah laki-laki itu.
"Turun" Nada diam, ia menatap Gilang dengan tatapan memelas membuat laki-laki itu mengernyitkan kening.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Husband [Sudah Terbit]
Fiksi RemajaFollow First 🙏🙏 *SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS* 🍂🍂🍂 Bagaimana jadinya jika seorang gadis bernama Nada Arselia, gadis remaja labil berusia 19 tahun harus menikah dengan seorang laki-laki yang notabenenya adalah dosennya Gilang Aditama yang hari-ha...