🌸34_Rumit 2🌸

199K 8K 203
                                    


Tekan bintang dipojok kiri bawah sebelum membaca...

Happy Reading...

***

Nada terbangun dari tidurnya akibat alarm yang berbunyi begitu nyaring. Tangannya meraba-raba nakas disamping tempat tidurnya untuk mematikan alarm itu. Dulu saat ia belum menikah, jam weker nya akan selalu ia banting karena kesal sudah berani mengganggu tidurnya.

Nada menoleh kesamping dan mendapati tempat tidur disebelahnya kosong. Itu artinya Gilang tidak pulang, tiba-tiba saja kejadian kemarin berputar diotaknya, pagi yang biasanya diawali dengan senyuman kini berganti dengan tangisan. Rupanya Gilang benar-benar marah sampai tidak pulang dan tidak mengabarinya.
Nada menghela nafas pelan, diusapnya air mata nya dengan kasar. Ia bangkit dari ranjangnya kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Tubuhnya terasa sangat lengket karena kemarin sore ia tidak sempat mandi gara-gara menangis hingga malam bahkan sampai ia tertidur. Jangan tanyakan bagaimana keadaan wajahnya saat ini. Pucat seperti mayat hidup dan mata merah yang membengkak akibat menangis semalaman.

***

"Nad, jadikan hari ini?" Gisel duduk disebelah Nada. Gadis itu memperhatikan Nada yang terlihat tidak mood sama sekali. Saat ini mereka tengah berada di cafe dekat kampus. Sepulang dari kampus mereka memang memutuskan untuk singgah di cafe sebentar hanya untuk meminum cokelat hangat kesukaan Nada.

"Nad, janga ngelamun terus" suara Gisel kembali terdengar. Kali ini Nada memandang Gisel dengan tatapan sayunya. Gisel menghela nafas, harus bagaimana lagi ia menghibur Nada. Perempuan itu seolah-olah tidak memiliki gairah hidup. Katakanlah lebay, tapi itulah faktanya.

"Jadi kan ke mall?" tanya Gisel.

"Jadi"

"Yaudah sekarang aja" Gisel bangkit dari duduknya diikuti oleh Nada. Mereka berjalan keluar cafe setelah membayar pesanan.
Mereka memasuki taxi online yang sudah dipesannya.

Di perjalanan menuju mall, Nada hanya bisa menatap luar jendela memperhatikan kendaraan berlalu-lalang dengan tatapan sayunya. Semua ucapan Gisel tidak ada satupun yang ia sahuti membuat Gisel hanya bisa menghela nafas pasrah. Seharian ini Nada hanya terdiam tidak banyak bicara seperti biasanya. Ia cukup kasihan pada Nada, dan jujur jika ia bertemu dengan Gilang kakaknya maka ia tidak segan-segan untuk memaki-maki laki-laki itu yang sama sekali tidak memiliki perasaan karena berani membentak perempuan hamil.

Tidak terasa taxi yang mereka naiki sudah berhenti tepat didepan mall yang akan mereka kunjungi. Gisel dan Nada keluar dari taxi setelah membayar ongkosnya.

Gisel menggandeng tangan Nada memasuki pusat perbelanjaan, takut jika Nada terkena senggolan atau hal semacamnya yang bisa membahayakan Nada.

"Kita makan dulu?" tanya Gisel.

"Nanti aja"

"Lo nggak pernah makan Nad, kalo ponakan gue kenapa-napa gimana?"

"Yaudah" Nada memilih untuk mengiyakan ajakan makan Gisel. Walaupun ia sedang tidak mood untuk makan tapi tetap saja ia tidak boleh egois, ia juga harus memikirkan kesehatan calon babynya.

Nada dan Gisel memilih restaurant jepang tempat mereka makan. Kebetulan Nada ingin memakan sushi membuat Gisel mengiyakan keingininan perempuan hamil itu.

Mereka duduk dimeja dekat pintu dengan alasan agar cepat keluar ketika mereka selesai makan. Apalagi keadaan restaurant itu yang sangat ramai.

Gisel memanggil salah satu pelayan untuk memesan. Pelayan itu dengan cekatan mencatat pesanan mereka.
"Itu saja?" tanya pelayan tersebut yang dibalas anggukkan oleh Nada dan juga Gisel.

My Cool Husband [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang