Prolog

4K 338 56
                                    

Awan hitam telah berkumpul di langit, mereka semakin membadai sampai akhirnya menumpahkan berjuta tetes hujan di muka bumi. Tidak dapat dihindari lagi, tubuh Oosaki Yuki sepenuhnya basah kuyup karena terlambat mencari tempat berteduh. Tepat setelahnya, laki-laki berseragam sama sepertinya ikutan masuk ke dalam gerbang untuk sekedar berlindung. Ini dia, Yuki memutar matanya bosan. Geraldi Stefano sengaja, meminta kekasihnya sendiri pulang terlebih dulu. Sebagai gantinya malah mengajak Yuki pulang bersama. Dia memang tampan, idola sekolah, tapi sikapnya selalu membuat Yuki kesal. Yunav, kekasih Stefan adalah sahabat dekat Yuki. Sialnya, laki-laki gila itu seperti memicu perang dengan terang-terangan menawarkan sebuah hubungan gelap.

"Seharusnya kau mendengar ucapanku. Lihat, sekarang kita jadi basah kuyup seperti ini." Cerewet dan menyebalkan, apalagi yang bisa ia nilai dari seorang Geraldi Stefano? Jika bukan karena tugas kelompok, rasanya Yuki enggan berdekatan dengan Stefan. "Omong-omong, apa kita akan terus di sini? Kau tidak mau menawariku masuk ke rumahmu?"

"Di rumahku sedang tidak ada siapa-siapa, lebih baik kau langsung pulang saja Stef."

Sekali tarikan napas, tiba-tiba Yuki tercekat karena Stefan menghapus segala jarak. Di keadaan ini, suhu dingin, basah kuyup, dan intim. Yuki mulai pening, tindakan Stefan yang seperti ini sudah beberapa kali ia terima. "Bagaimana jika kau memberiku sedikit pelukan hangat?"

Yuki pikir akan lebih, Stefan dengan segala akal bulusnya selalu berhasil menipu. "Stef, berhentilah."

"Kenapa?"

Ada banyak sekali teka-teki belum terungkap. "Kau kekasih Nav, berhentilah memperlakukan seperti ini."

"Gadis menjengkelkan itu, kenapa kau harus mempedulikannya?" Bergerak semakin berani, Stefan menciumi perpotongan leher si perempuan. "Yang ku inginkan hanya kau."

Yuki hampir sekarat. "Kenapa aku?"

"Kau datang di party yang diadakan Nav dengan penampilan menakjubkan, dan aku tertarik."

Dress hitam menawan, kainnya menjuntai sampai semata kaki, berpotongan dada lumayan rendah, Yuki mengingat bagaimana rasa malunya ia simpan sendiri ketika Yunav memaksa mengenakan pakaian itu. Anak laki-laki tidak berhenti memandangnya, termasuk si gila Stefan. Semua orang tahu, Oosaki Yuki adalah gadis cuek yang jarang berdandan. Seluruhnya biasa, ia bahkan jarang mengenakan rok selain bawahan seragam sekolah. Tapi di malam itu, penampilannya sungguh membuat Stefan ternganga. Tubuhnya luar biasa, pantat dan payudara penuh, dari ujung kaki hingga kepala berlekuk indah. Tanpa disadari, sikap Yunav yang seenaknya itu malah menciptakan kehancuran. Stefan tidak bisa berpikir jernih, yang ia inginkan mulai detik itu hanya Oosaki Yuki.

"Jika kau hanya menginginkan tubuhku, lebih baik kau menyewa pelacur saja untuk memenuhi hasratmu. Sialan!"

Sebelum Yuki benar-benar mendorongnya, Stefan telah terlebih dulu mencekal. "Mana mungkin. Ada kau jelas-jelas di depanku, mustahil aku melampiaskan hasratku dengan gadis lain."

Yuki kembali mendorongnya, tapi tetap saja nihil. Justru, Stefan lagi-lagi menguasai. Dia dengan seenaknya menciumi bibir Yuki, mencecap di sana sampai akhirnya Yuki terhanyut. Mengesampingkan hawa dingin, Stefan membelit lidahnya untuk kesekian kali, menciptakan sensasi hangat, melelehkan sebongkah es batu di hatinya. Pelan tapi pasti, tangan Stefan membingkai pipi Yuki, semakin memperdalam ciuman mereka. Lalu jika sudah begini, Yuki tidak kuasa menolak. Persetan mengenai persahabatannya dengan Yunav! Persetan mengenai status Stefan! Persetan mengenai penilaian orang lain akan dirinya! Yuki ingin egois sesaat, membiarkan dirinya terbuai oleh irama yang diciptakan Geraldi Stefano.

"Pikirkan hanya tentang kita, yang lain biarlah."
















To be continue...

Yuki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuki

Stefan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stefan

12 Januari 2019

ResetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang