10

1.8K 182 0
                                    

Votenya juseyoo~~


Happy reading ~




Deg





Pacarnya?

Kaget? Tentu. Merasa dikhianati? Sudah pasti. Dan untuk kedua kalinya ku terjatuh pada lubang yang sama.

Yah....

Kami dahulu putus karena hal yang sama terjadi didepan mataku ini.

Tak mau menyakiti hatiku terlalu lama, aku langsung mengarahkan kakiku pada gerbang kampus dan mencari taksi.

Esok paginya, aku terbangun dan terduduk di kasur. Aku terdiam mengingat kejadian kemarin.

"je, bangun udah pagi " panggil seseorang dari luar kamar

"iya, ma"

Memang ia memutuskan untuk pulang kerumah orangtuannya. Cape. Gak ada yang salah kan dengan menenagkan diri sedikit.

Aku segera bergegas dan menyusul mama ke bawah. Hari ini hari sabtu.

"pagi ma, pa" salam Jeongin lalu duduk pada meja makan

"pagi " ucap mama dan papa

Suasana sarapan kali ini sama seperti biasanya. Tidak ada perbincangan yang serius. Boleh dibilang sebenarnya, Jeongin rindu semua ini. Semua hal yang ada dirumahnya.

Semejak Jeongin sudah tinggal bersama Hyunjin, Jeongin sudah jarang menjenguk orangtuanya.

Jeongin rindu suasana seperti ini. Bersama kedua orangtuanya. Bukan kehidupan orang dewasa. Dunia masih terlalu dingin untuknya.

"je " panggil papanya yang sedang duduk di sofa ruang tamu

"hah iya pa, ada apa? " aku tersadar dari lamuannku

"papa tau kamu ada masalah makanya kamu datang ke rumah " ucap papa namun netranya masih fokus pada tv yang menyala didepannya

Itu benar pa - batinku

"nggak kok pah, cuma lagi kangen aja sama mama papa " ucap ku dusta

"masak sih,  Je " sahut mama dari dapur

"ya iyalah ma, ya kali aku nggak kangen sama mama papa " belaku

"kamu ini kesini udah ijin belom sama Hyunjin? " tanya mama

Hyunjin lagi hyunjin lagi. Udah tau lagi gak mau bahas dia - batinku

"udahlah ma. Kalau nggak mana mungkin aku kesini hari ini? " ucapku dusta lagi.

"gimana Hyunjin tahan nggak hidup sama kamu? " tanya mama.

"yaelah mah, emang aku anak apaan mah"

Setelah aku mengucap kata itu, sontak membuat mama dan papa tertawa. Dan pastinya aku harus ikut tertawa.

Menyembunyikan segalanya. Air mata, dan kekecewaan. Sedih memang, tapi yah mau bagaimana lagi. Sudah takdir bukan? Mau tidak mau harus dijalani.

-000-

Sekarang aku berada di kamarku. Sudah lama rasanya. Aku rindu segalanya yang ada ditempat ini. Lebih tepatnya rumah ini.

Ku rebahkan diriku di kasurku. Lelah rasanya.

" je " panggil seseorang yang kuyakini adalah mama berdiri di pintu yang terbuka

"iya ma? " ucapku sambil membenarkan posisiku menjadi duduk

"apakah semuanya baik baik saja? " tanyanya

"nggak sebaik yang mama pikirkan " ucapku pasrah

"mama nggak bakal tanya masalah kamu apa karena kamu nggak bakal jawab. Jadi mama hanya pesan sama kamu

Jika kamu masih kuat untuk bertahan, bertahanlah. Tapi, jika kamu sudah tidak kuat, maka menyerahlah. Itu semua lebih baik daripada menyakiti dirimu terlalu dalam " sambungnya

"mama percaya kok anak mama itu kuat" ucapnya menyemangati dan meninggalkanku sendiri

Perkataan mama membuat aku ingin menangis. Semua yang dikatakan mama benar. Aku masih kuat untuk bertahan. Aku tidak selemah itu.

Ayolah, semua ini hanya awalan. Semuanya ini baru dimulai. Aku masih harus menyambung hidup walaupun aku merasa seperti ini.

Akhirnya setelah melalui perdebatan panjang dengan batinku, aku akan putuskan untuk kembali dengan Hyunjin besok.

Aku yakin aku masih bisa memperjuangkan semuanya. Walaupun, kecil memang kemungkinannya. Sebisa mungkin aku akan mencegah perpisahan untuk kedua kalinya.

Ah, sudahlah aku akan mencoba. Aku tidak mau menjadikan ini sebuah penyesalan. Toh, yang penting aku sudah mencoba.

TBC








MANTAN  - [HYUNJEONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang