27

1.5K 155 3
                                    

Jeongin hari ini memilih mencari kebenaran akan perkara Sunwoo. Jadi, hari ini ia tak bekerja. Sengaja. Lagipula itu juga perusahaan kakaknya.

Jeongin bangun dari tidur lelapnya sudah lumayan siang juga. Setelah ia bangun, ia mandi dan bergegas kebawah. Seperti biasa, ia melihat seseorang yang setiap harinya ia temui. Seungmin. Orang itu. Chan dan Woojin pastinya sudah menjalani aktivitasnya seperti biasa.

"Pagi kak" sapa Jeongin.

"Pagi juga " balasnya dengan senyum yang terpampang diwajahnya.

"Dimakan itu sarapannya " lanjutnya.

"Iya kak. Makasih yah"

Sesudah sarapan, Jeongin kembali pada kamarnya. Rasanya bosan juga. Biasanya ada Sunwoo yang bakal buat satu rumah berisik. Sekarang?  Saat ini ia sedang berbaring pada kasurnya dan menatap ke langit langit kamarnya.

Hampir sejam ia melakukan hal itu. Ia sibuk berpikir apa yang harus ia lakukan disaat saat bosan seperti ini. Tapi tiba tiba ia teringat akan sesuatu. Apa gunanya hari ini ia dirumah?

Jadi, ia memilih bangun dan melipir kebawah. Ia kembali pada misinya. Misi yang hampir gagal akibat ketidakingatan dirinya.

Saat ia sampai dibawah, netranya menelisik kesetiap sudut ruangan. Tak ada siapa siapa. Kemana semua orang dirumah ini pikirnya. Biasanya ada Seungmin atau paling tidak ART dirumah ini.

Ia benar benar menjalani misinya. Ia menuju tempat yang ia yakini adanya bukti yang cukup kuat mungkin disitu. Tapi ia berpikir sepertinya ia butuh bukti yang lebih kuat lagi. Saat ini ia tengah menelitinya dan sibuk meneliti keadaan rumah ini juga. Takutnya ada yang melihat.

Okay! Aku sudah dapat - batinnya

Ia segera kembali ke kamarnya dan jangan lupa untuk mengunci pintu. Setelah itu ia cocokkan foto kedua barang bukti yang baru saja ia dapatkan. Segera saja ia menelpon Hyunjin. Ia yakin bahwa Hyunjin masih ada disini sekarang. Hyunijn mengatakan bahwa ia akan ada disini sampai masalahnya selesai.

"Halo kak" sapa Jeongin saat Hyunjin sudah mengangkat telponnya.

"Aku mau nunjukkin barang bukti. Ah lebih tepatnya foto aja sih. Soalnya aku belum yakin " jelasnya.

"Iya iya aku langsung kesana aja yah" ucap Jeongin terakhir sebelum mematikan telponnya sepihak.

Jeongin segera bertukar pakaian dan tak lupa membawa flashdisk, dan handphone pastinya. Saat ia kebawah, ia kembali melihat Seungmin. Ia sedang duduk diruang tengah dengan tc yang menyala. Seungmin yang menyadari keberadaannya disitu menyapanya

"Jeongin, mau kemana emang? "

"Itu kak mau ketemu temen aku kan udah mau lulus. Hitung hitung sekalian gitu. Aku pergi dulu yah kak" dusta Jeongin.

"Oh yaudah "

Jeongin segera memanggil taksi dan mengucapkan tujuannya. Ia mulai memasuki kawasan perkantoran dengan bangunan yang menjulang tinggi keatas.

-000-

Sesampainya ia disana, ia sudah ditunggu oleh orang yang tak ia kenal.

"Anda bernama Jeongin? " tanya pria asing itu.

"Iya"

"Anda sudah ditunggu oleh boss saya diruangannya " Jeongin tidak tahu pasti siapa pria asing itu. Namun, yang dia tangkap itu adalah pengawalnya.

Jeongin pada akhirnya mengikuti langkah besar yang dimiliki oleh pria asing itu. Memasuki lift dan menuju ruangannya.Sebenarnya,Jeongin agak sedikit norak saat memasuki kantor Hyunjin.

"Anda sudah ditunggu oleh atasan saya" ucapnya dan membukakan pintu untuk Jeongin.

"Terimakasih " ucap Jeongin sebelum masuk.

"Kak" panggil Jeongin dan duduk disofa empuk nan mahalnya.

"Kenapa emangnya, Jeong? "tanya Hyunjin dan ikut duduk bersama Jeongin disofa.

"Ini aku ada bukti tapi nggak tau bener atau nggak" ucap Jeongin seraya memberikan flashdisk dan menunjukkan foto di handphone -nya.

Flashdisk yang diberikan oleh Jeongin segera saja ia putar dilaptopnya. Adegan per adegan ditampilkan dilayar kaca tersebut. Hyunjin juga sambil memegang handphone Jeongin agar menyamakannya. Hyunjin tak berekspresi sedikit pun sampai CCTV tersebut menampilkan adegan akhir.

"Ayo Je, kita segera kepolisi menyerahkan bukti ini " ajak Hyunjin

Jeongin segera saja mengikuti Hyunjin yang langkahnya sedikit terburu buru. Ia ikut masuk kedalam mobil mahal sekaligus mewah tersebut bersama Hyunjin.

Dalam perjalanan seperti biasa pastinya. Tak ada yang berani bersuara. Ralat. Jeongin lebih tepatnya yang tak berani. Sedangkan Hyunjin, ia menyetir mobilnya dengan agak sedikit terburu buru.

Setelah sampai, Hyunjin beserta Jeongin langsung saja menemui detektif yang menyelesaikan maslah ini. Sebenarnya kepolisian setempat hampir menyerah. Tapi tidak dengan Jeongin. Sahabatnya. Sunwoo lah yang membangun lagi semangat hidup Jeongin saat ia hidup pertama kali disini. Setidaknya, ini Jeongin lakukan untuk membalas budi Sunwoo yang telah berbaik hati padanya.

Setelah memberi bukti dan lain lain, Jeongin dan Hyunjin segera keluar dari kantor tersebut. Hyunjin langsung saja mengantar Jeongin untuk makan siang terlebih dahulu. Mereka daritadi belum makan siang karena mereka langsung saja pergi kesini. Dan sekarang, Hyunjin berencana untuk membawa Jeongin makan siang.

"Kak sekarang kita mau kemana? " tanya Jeongin saat sudah berada dalam perjalanan.

"Kita sekarang mau makan dulu. Kasian kamu belum makan siang kan? "

"Iya kak. Makasih kak" ucap Jeongin sambil menundukkan kepalanya.

"Makasih kenapa? "

"Kakak masih perhatiin aku. Padahal kakak sendiri juga harus perhatiin diri kakak sendiri" jelas Jeongin.

"Iya, Je. " ucap Hyunjin tersenyum seraya mengelus rambut Jeongin perlahan.

Jeongin? Jangan ditanya bagaimana kondisi hatinya sekarang.

Akhirnya mereka sampai, mereka segera saja masuk dan menempati tempat yang mereka inginkan. Mereka memesan makanan dan menunggunya. Selagi menunggu, Jeongin tiba tiba berbicara

"Kak, nanti malam jangan lupa jagain aku "





TBC











MANTAN  - [HYUNJEONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang