Vote nya yukkkkk
Jangan sider dalam kesenyapan.
Happy Reading 😊😊
Bruk
Netra Jeongin tertutup dan terjatuh dilantai. Yang iya dengar dan lihat terakhir hanya suara orang orang yang kaget dan berjalan kearahnya.
Setelah menunggu cukup lama, Jeongin pun terbangun. Netranya menangkap Jisung dan Felix yang sedang tertidur didekat kasur Jeongin. Pastinya dengan posisi duduk
Aku kenapa?
Karena rasa penasaran Jeongin cukup besar, akhirnya Jeongin memutuskan untuk memanggil salah satu dari mereka.
"sung " panggil Jeongin dengan nada lesu
Tapi, yang dipanggil tidak menjawab. Okay, Felix.
"lix" okay ini harapan terakhir jeongin
"eh Jeongin udah sadar " ucap Felix yang membangunkan Jisung.
"napa sih lix " ucap Jisung masih setengah sadar
"goblok sia! " umpat Felix
"lu kenapa pingsan sih, Jeong?" tanya Felix khawatir
Pingsan?
"gak tau " ucap Jeongin polos
"coba deh inget inget lagi lu kenapa? " tanya Jisung sekarang.
Yap, Jisung sudah mendapatkan kembali nyawanya.
"jejangan lu nggak makan lagi, Jeong" terka Jisung
Bentar.
"iya gua kagak sarapan " jawab Jeongin
"astaga Jeong, kok bisa bisanya lu nggak sarapan" Felix panik
"hehe lupa "
"haha hehe nyengir " ucap Jisung
"udah yuk pulang " ajak Felix
"lah? Emang satu sekolah udah pada pulang?" bingung Jeongin tuh
"belom" ucap Felix santai
"lah emang gapapa gitu? " kan takutnya aja teciduk kan gak lucu
"gapapa lah selaw aja. Lagipula udah absen ini dan udah mau pulang juga bentar lagi " kali ini Jisung yang menyahut
"nah tuh bener, gapapa kan lu lagi sakit yah masak kita kagak temenin "
"yaudah lah yuk " ajak Felix yang tentunya disetujui Jeongin.Jeongin bangun dengan dipapah oleh Jisung dan Felix. Memang lebay. Padahal Jeongin masih bisa jalan. Ah. Atau mungkin salah satu rencana.
Iya. Rencana pulang duluan. Apalagi wajah Jeongin masih pucat.
Saat diperjalanan, Felix teringat sesuatu. Pastinya setelah ijin pada guru. Mana berani mereka kalo nggak ijin.
"eh iyah. Jeongin kan belom makan. " ucap Felix
"yaudah lah kita ke kantin aja lah sekalian gua juga laper ini loh "
Makan aja cepet. Namanya pun Jisung.
"halah! Gak elit amat lu kita ke mc*d depan! " buset Lix, soms amat
Oh iyah lupa. Maklum kan, dia memang bandar nya.
"ayok lah. Tapi lu yang bayar dah " ucap Jisung
"kuy! " sahut Felix.
Akhirnya mereka keluar sekolah, walaupun ada sedikit masalah sama pak satpam. Padahal kan udah ijin. Udah nggak papah papah-an lagi kok. Tenang. Akting doang tadi mah.
Angin AC menyapu permukaan kulit mereka. Jeongin agak sedikit menggigil. Norak ih gak pernah ke tempat AC. Nggak canda kok. Kan Jeongin lagi sakit.
"yaudah gua mesen dulu. Lu mau apa dah? " tanya Jisung. Pastinya pakai credit card Felix.
"udahdah gua mah apa aja yang penting makan. Jangan lu kasih gua makan sampah aja yang penting " ucap Felix
"Jeongin samain aja " tambahnya.
"heh, diatas yah "
"iya iya " jawab Jisung lalu berlalu pada konter
Sesampainya ditempat duduk, Felix yang nenyadari Jeongin kedinginan segera menyodorkan jaketnya. Dari mana Felix tahu bahwa Jeongin kedinginan? Gertakan gigi Jeongin.
"nih " ucap Felix sambil nenyodorkan jaketnya.
"makasih " Jeongin gak tau lagi harus gimana ngucapin makasih nya buat Felix ama Jisung.
Tak berselang lama, Jisung pun datang dengan banyak makanan di tangannya.
"useh dah sung, atm gua nggak jebol kan? Gila dah lu mau ngasih makan orang apa babi? " frontal sekali cukup frontal Lix
"udah gapapa lah kali kali " setelah berucap, ia langsung melahap makanannya
"Jeong, mending lu makan dulu yah. Udah gua beliin "
"iya, pasti dimakan kok. Btw, makasih. "
Keadaan disini jadi semakin ramai mengingat ini hampir jam makan siang. Hampir semua kalangan ada disini. Pandangan Jeongin terfokus pada pintu masuk yang terbuka dan tertutup.
Ia melakukan hal itu terus menerus sampai makanannya habis. Sampai pandangannya terhenti pada seseorang. Ah tidak dua orang. Sangat bahagia sekali terlihatnya.
Pandangan Jeongin tak bisa lepas dari dua orang itu, membuat Felix penasaran. Tapi saat Felix lihat, tak ada apa apa.
Mereka ingin makan siang juga rupanya. Hmmm. Aku ingin merasakannya juga. Aku tak pernah dilakukan se-special itu oleh Hyunjin.
Okay, tahan Jeong. Tahan. Tahan. Jangan menangis disini.
Kau pasti bisa. Ayolah.
Okay lupakan saja. Lelah lama lama.
Netra Jeongin hampir mengeluarkan sebulir air mata. Tapi, ia tahan. Ia tahu bahwa kondisinya tak bagus untuk menangis.
Ia tetap memperhatikan kedua orang tersebut. Mesra sekali mereka. Seperti dunia mereka yang punya, yang lain hanya menumpang memenuhi panggilan alam.
Haruskah aku berhenti?
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN - [HYUNJEONG]
Fanfiction[✔] H Y U N J E O N G A R E A Cinta dan Obsesi. Dua hal yang sangat amat berhubungan. Hanya dibatasi oleh sebuah dinding tipis, hingga pemiliknya pun tak bisa membedakannya. 1 in #스트레이키즈 (19/12/05) 1 in #hyunjeong (2020/04/15)