Votenya juseyooooo
Ayo bolehlah votenya
Ngevote lah selagi ngevote masih gratis
Ayo belajar menghargai karya orang lain
Happy Reading ʕ•ﻌ•ʔ
Akhirnya Jeongin sampai juga di negara dimana ia akan melanjutkan hidupnya kelak. Ia melangkahkan kakinya pada tanah asing yang dipijaknya. Ia berhenti sejenak dan menghirup udara yang ada disana. Udara disini cukup dingin.
Setelah cukup menghirup udara, Jeongin melanjutkan perjalanannya menuju tempat pengambilan bagasi. Sesudah itu, ia berjalan ke pintu kedatangan. Terlihat ramai suasana bandara hari ini.
Jeongin masih sibuk menelaah pemandangan baru dimatanya. Hingga tiba tiba seseorang melambaikan tangannya pada Jeongin. Pandangan Jeongin teralihkan pada orang tersebut.
"Jeongin" panggilnya
"wahhh hyung " jawab Jeongin
"maaf, hyung tidak bisa datang ke pertunanganmu. Harusnya hyung ada disana" ucap seseorang yang dipanggil hyung tersebut
"gak apa apa kok hyung "
"yaudah ayo sekarang kita kembali ke kediaman hyung " ajaknya
Mereka berdua berjalan menuju tempat parkir dengan ditemani semilir angin sejuk yang menerpa. Sekarang mereka sudah berada dalam kendaraan. Mereka akan menuju tempat tinggal seseorang yang dipanggil hyung tersebut.
Dalam keheningan perjalanan mereka, tiba tiba seseorang memecah keheningan tersebut.
"kau akan kuliah kan disini? " tanyanya
"pasti. Aku pasti akan kuliah. Kalau tidak aku akan diomeli oleh appa, Chan Hyung" jawab Jeongin
"mengapa kau tiba tiba ingin pindah kesini? " tanya Chan
"aku ingin menikmati dunia dan suasana yang baru " dusta Jeongin
"ah... Ngomong ngomong bagaimana dengan pertunanganmu kemarin? " tanya Chan penasaran
"ah... Tentu saja berjalan lancar " dustanya lagi
"apa tunanganmu mengijinkan kau pergi ke Aussie? " tanya Chan penasaran
Yap. Memang Jeongin pindah ke Aussie. Chan adalah hyung-nya. Kalian tentu ingat, jika ayah Jeongin bukanlah ayah kandungnya. Nah, Chan ini adalah anak dari ayah tiri Jeongin. Chan memang tidak datang ke pertunangan Jeongin karena ia sedang sibuk mengurus masalah perusahaannya.
"tentu saja, sudah "
Lagipula kami sudah berpisah. Sekarang ini sudah menjadi urusan hidupku.
Sepanjang perjalanan akhirnya, mereka memilih untuk membicarakan hal hal random. Sampai akhirnya, mereka sampai dikediaman Chan. Satu hal yang jeongin lakukan setelah sampai. Terpukau. Jeongin sama sekali tidak tahu bahwa Hyung-nya memiliki rumah semegah dan semewah ini.
Netra Jeongin tak henti hentinya menatap setiap sudut kediaman Chan. Kediaman Chan benar benar di desain sedemikian rupa. Gaya eropanya dengan warna gading yang menyatu sempurna.
"Jeongin, sudah selesai mengagumi kediamanku? " ledek Chan
"ah.. sudah... " jawab Jeongin kelabakan
"ayo ikut bersamaku " ucap Chan sambil menarik tangan Jeongin
"sebentar hyung, koperku bagaimana? " tanya Jeongin yang membuat mereka berhenti
"oh iyah. Hyung kan lupa. Tolong bawakan kopernya kekamarnya. " ucap Chan pada pengawalnya
"okay, sudah beres kan? " yang dijawab oleh Jeongin dengan anggukan
-000-
Beberapa tahun kemudian......
Seseorang bangun dari tidur lelapnya. Cahaya mentari sudah menyambut hari. Ia harus segera bangun dan menyiapkan perlengkapannya. Ia harus kuliah.
Jeongin berjalan menuruni anak tangga menuju ke ruang makan. Tapi sebelum sampai ke tujuan, Jeongin melihat seseorang yang sangat tidak asing.
"hyung! Sedang apa kau disini? " tanya Jeongin
"apalagi memang yang akan ku lakukan selain membangunkan hyung - mu " ucap orang itu
"oh iya, Woojin hyung aku lupa. Kalau begitu selamat membangunkan Chan hyung. " ucap Jeongin sambil berlalu
"dasar kau! " ucap woojin kesal
Orang tadi itu bernama Woojin. Lebih tepatnya, Kim Woojin. Ia adalah sekretaris Chan. Dalam beberapa tahun ini. Mungkin setahun setelah kedatangan Jeongin disini.
Jeongin melanjutkan perjalanannya menuju ke ruang makan. Banyak makanan yang tersedia. Jeongin menimang nimang, ia ingin makan apa hari ini. Kegiatan menimang Jeongin buyar akibat seseorang yang datang dengan suara nyaringnya
"PAGI " ucapnya sambil membuka pintu
"oh.... Kau rupanya sedang sarapan. Kalau begitu aku ikut denganmu " lanjutnya sambil duduk di meja makan
"apa apaan kau ini? Datang datang sudah bikin ribut saja. Ini masih pagi, woo " Jeongin lelah dengan kelakuan anak ini
"ayolah, kalau tidak ada aku memang kau bisa sampai ke universitas? "
"tentu saja bisa, memang kau kira cuma kau saja gitu? " jawab Jeongin sambil mendengus
"ini masih pagi dan kalian sudah ribut " sahut Woojin sambil menuruni anak tangga yang disusul dengan Chan
"ini dia couple of the year kita " ucap Sunwoo
"maafkan dia, Hyung . Dia memang sedikit gila kalau sudah pagi " ucap Jeongin merasa tidak enak pada Hyung-nya
"sudahlah. Lagipula aku sudah biasa dengan kehadirannya setiap pagi yang menganggu ketenangan kediaman Bang Chan " ucapnya sambil menyombongkan diri mungkin
"tuh kan. Aku bilang juga apa. " ucap Sunwoo sambil meledek Jeongin
"sudah sudah. Lebih baik sekarang kalian sarapan. Nanti kalian terlambat " ucap Woojin
Jika dipikir pikir, hidup Jeongin sekarang setidaknya sudah lebih baik daripada dahulu ketika berada di Korea. Baguslah, Jeongin lebih banyak tersenyum sekarang. Mungkin sudah tidak ada bayang bayang Hyunjin lagi di hidupnya.
Hidup Jeongin bertambah berubah setelah kehadiran Sunwoo. Adik kelasnya dahulu. Rupanya ia juga melanjutkan kuliah di Aussie. Boleh dibilang mereka bertemu saat di Universitas. Sunwoo banyak membawa perubahan dihidup Jeongin.
Tapi, apakah Sunwoo tidak memiliki perasaan terhadap Jeongin?
TBC
Jangan lupa pencet ⭐ dipojok kiri yah

KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN - [HYUNJEONG]
Fanfiction[✔] H Y U N J E O N G A R E A Cinta dan Obsesi. Dua hal yang sangat amat berhubungan. Hanya dibatasi oleh sebuah dinding tipis, hingga pemiliknya pun tak bisa membedakannya. 1 in #스트레이키즈 (19/12/05) 1 in #hyunjeong (2020/04/15)