28

2.4K 149 1
                                    

Malam ini sesuai perjanjian antara saudara Yang Jeongin dengan Kim Seungmin, mereka akan pergi bersama jalan jalan. Menurut Seungmin, hitung hitung karena selama tinggal disini ia tak pernah berjalan jalan kecuali ketaman dekat rumah. Itu paling jauh. Kasian memang Seungmin.

"Udah siap belum, Jeong? " teriak Seungmin dari bawah.

"Udah kok, kak" balas Jeongin sambil menuruni anak tangga.

Seungmin dan Jeongin segera beralih kegarasi. Malam ini mereka akan pergi menikmati malam di Australia. Karena Seungmin percaya bahwa Jeongin pasti tahu jalan disini, maka Jeongin yang akan menyetir.

Roda mobil satu per satu berputar selaras membelah kota dimalam ini. Bersana dengan manusia lainnya yang tengah melaksanakan aktivitas mereka.

"Kita mau kemana kak emangnya? " tanya Jeongin karena ia tak tahu apa apa.

"Tadi pagi kakak cari search katanya ada mall dekat sini. Gimana kalau kita pergi kesana aja. Lagipula udah malam juga jangan jauh jauh " jelasnya.

"Yaudah kalau begitu" ucap Jeongin dan menambah kecepatannya sedikit.

Jeongin memang tahu ada sebuah mall dekat rumahnya. Mall yang akan mereka kunjungi kali ini cukup terkenal dinegara ini. Rumah Jeongin memang dekat dengan daerah perkotaan. Mungkin dahulu, Chan membeli rumah dikawasan itu karena dekat dengan kantornya juga.

Seungmin yang tengah menatap kearah jalanan disampingnya, tiba tiba sedikit memperhatikan sikap Jeongin. Saat ia lihat bahwa Jeongin tengah sangat fokus menyetir, ia gunakan kesempatan ini untuk mengambil tasnya yang ia taruh dkursi belakang. Jeongin sebenarnya sadar akan hal itu. Hanya ia pura pura tak peduli. Ia memindahkan tas tersebut kepangkuannya dan mengambil sesuatu didalamnya.

Tangan Seungmin perlahan lahan mulai masuk kedalam tas dan merogoh sesuatu didalamnya. Jeongin yang sadar akan hal itu masih pura pura tak sadar. Seungmin semakin terlihat ambisius saat yang ia keluarkan adalah sebilah pisau. Matanya yang penuh kilat sudah menatap Jeongin dengan lekatnya. Seolah olah mangasanya yang tak akan ia lepas dengan mudahnya. Tangannya mulai menuju kearah dada Jeongin. Kali ini Jeongin tak bisa pura pura tak peduli lagi, sontak ia melawan. Tapi bagaimana pun juga, tenaga seorang yang ambisius seperti itu pasti kuat juga. Jeongin yang masih sibuk untuk memberhentikan mobilnya mau tak mau harus menghadang pisau yang akan ditancapkan padanya.

Sementara Seungmin dan Jeongin yang tengah dalam keadaan tegang, begitupun dengan Hyunjin. Ia sedaritadi telah mengikuti Jeongin dengan para polisi lainnya. Yah, akibat Jeongin yang memberitahunya kalau mereka akan pergi bersama. Tapi entah mengapa Jeongin punya firasat buruk akan hal ini. Jadi, ia segera menyuruh Hyunjin untuk menjaganya. Sesuai janjinya.

Tiba tiba, tombol yang berada dimobil Hyunjin dan para polisi yang bersamanya berkedip kedip. Menandakan Jeongin sudah membutuhkan bantuannya. Memang, Hyunjin memasang alat pelacak dan sebuah tombol entahlah. Yang pasti fungsinya untuk saat keadaan darurat seperti ini.

"Pak, Jeongin udah minta bantuan. Ayo" ucap Hyunjin panik. Ia khawatir akan Jeongin

Segera saja, pak polisi yang menyetir itu menambah kecepatannya menyusul kendaraan Jeongin. Walaupun memang tak terlalu jauh jaraknya, tapi tetap saja mobil yang dikendarai oleh Jeongin tersebut belum terhenti masih berjalan walau pelan. Hyunjin bersyukur Seungmin tak menyadari kehadirannya. Mobil yang Hyunjin tumpangi mulai dapat menyusul mobil Jeongin dan mencegat didepannya.

Hyunjin yang panik segera turun dari mobil dan menyelamatkan Jeongin dengan segera. Para polisi yang mengikuti akhirnya mengepung mobil tersebut dan mengeluarkan Seungmin dan Jeongin dari mobil tersebut.

MANTAN  - [HYUNJEONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang