11

1.7K 185 0
                                    

Keesokkan harinya seperti yang direncanakan, Jeongin kembali ke apartemen Hyunjin. Pastinya setelah berpamitan.

Sesampainya di depan pintu apartemen Hyunjin, ia mengambil nafas terlebih dahulu dan menghembuskannya. Ia terlalu gugup.

Ia memberanikan diri untuk memencet bel dan tak ada respon. Kemana Hyunjin? Itu yang ada dipikirannya sekarang.

Yasudah lah lebih baik aku buka saja. Memang Jeongin hafal passwordnya. Tanggal pertunangannya.

Sesudah password diterima, ia segera membuka pintu dan apa yang ia lihat ini.

Sepatu siapa?

Oh mungkin ada tamu - pikiran positif Jeongin

Ia melangkahkan kakinya kembali dan Hyunjin sedang bermesraan bersama seseorang. Ah! Kim Seungmin.

"kak? "panggil Jeongin dan Seungmin dan yang terpanggil menengok ke arah Jeongin

"oh? Udah pulang Je " Hyunjin hanya menatap Jeongin saat berbicara dan mengembalikan atensinya pada Seungmin

Jeongin ingin rasanya menangis saat itu juga. Tapi, ia tidak ingin terlihat menyedihkan didepan Hwang fucking Hyunjin. Jadi, ia hanya meneruskan langkahnya pada kamarnya.

Ia merebahkan dirinya dikasurnya dan menatap langit langit. Merenungkan perbuatan Hyunjin padanya. Dan bertanya pada dirinya sendiri.

Apa ini artinya ia sia sia kembali kesini?

Apa Hyunjin telah menemukan seseorang yang lebih dewasa darinya?

Apa Hyunjin telah menemukan sumber kebahagiaannya?

Itulah yang dipikirkan olehnya. Sungguh menyedihkan memang.

Harusnya ia tak banyak berharap pada 'orang itu' . Tak ada gunanya. Ia dengan bodohnya berpikir bahwa Hyunjin belum bisa melupakannya. Sungguh tingkat kepercayaan diri yang tinggi.

Harusnya ia tidak melakukan itu. Sepertinya Hyunjin juga lebih bahagia bersamanya.

Haruskah aku berhenti?

Setelah banyak berpikir, Jeongin akhirnya tertidur. Ia lelah. Lelah dengan kenyataan dan keberuntungan yang tak berpihak padanya.

Ngomong ngomong memang Jeongin agak menutup komunikasinya dengan 2 curutnya. Disekolah, Jeongin memperlihatkan senyuman terindahnya pada orang orang. Layaknya tak ada beban dihidupnya. Itu hanya kedok.

Jika ditanya, mengapa Jeongin menjadi rada berbeda paling Jeongin hanya menjawab ia terlalu sibuk mempersiapkan kelulusannya. Dan mereka hanya ber 'oh' ria.

Benar juga, kelulusan sudah semakin dekat. Sudah saatnya juga mempertimbangkan masa depan.

Yang masa kini aja belum selesai mau mikirin masa depan.

-000-


Keesokannya dipagi hari,  Jeongin bangun dan menyiapkan sarapan untuk Hyunjin dan Seungmin. Mengapa ia menyiapkannya? Karena Seungmin tamu. Tamu yang sangat spesial. Memang.

Saat Jeongin sedang mempersiapkan sarapan, Hyunjin dan Seungmin keluar dari ruangan yang sama. Dan itu pastinya kamar Hyunjin.

Wah... Sungguh tidak terduga saudara Hwang fucking Hyunjin. Tapi Jeongin tetaplah Jeongin yang hanya diam dan melihatnya menarik bangku untuk Seungmin.

"eo?  Namamu siapa? Kenalkan nama ku Kim Seungmin. " ucapnya sambil mengulurkan tangannnya.

Yang tentu disambut olehku.

"namaku Yang Jeongin" ia sengaja tidak mau menggunakan embel embel Hwang. Hanya mengetes Hyunjin.

Dan jawabannya Hyunjin tak terpengaruh sama sekali. Ia hanya memakan sarapannya dengan tenang. Yang disusul oleh Seungmin.

Kupikir pekerjaan ku disini sudah selesai jadi aku segera melangkahkan kakiku kembali ke kamar sebelum rencanaku tergagalkan. Yah. Tanganku ditarik oleh Seungmin.

"kau tidak sarapan? Marilah sarapan bersama kami " ajaknya

"kalian saja terlebih dahulu " tolak Jeongin halus

"sudahlah Seungmin, makan sarapanmu" ucap Hyunjin secara halus pada Seungmin.

"ayolah " Seungmin dengan cepat menarik tanganku dan pada akhirnya kami sarapan bersama. Jangan pikir hanya ada suara dentingan alat alat makan. Tidak. Didepan ku mereka sedang suap suapan.

So childish - batin Jeongin

Tapi jangan percaya apa kata Jeongin begitu saja karena sebenarnya Jeongin juga ingin.

Ia mati matian menahan dirinya agar tidak marah. Tetap dengan wajah santainya. Seolah olah ia tidak melihat apa apa didepannya.

Hari ini memang hari minggu tapi sepertinya Hyunjin harus berangkat ke Kantor ayahnya mengikuti pelatihan menjadi seorang calon CEO. 

Sesudah Hyunjin pergi, yang pastinya aku hanya menjadi saksi hidup kemesraan Hyunmin. Yang membuat Jeongin harus banyak banyak bersabar.

Jeongin awalnya ingin kembali ke kamarnya. Untuk belajar. Sungguh kali ini. Benar benar belajar. Tapi, untuk kedua kalinya Seungmin menahan Jeongin.

"mau kah kau menemani ku mengerjakan tugas? " tawar Seungmin.

Yang pastinya disetujui oleh Jeongin. Karena ia juga ingin belajar. Simbiosis. Itu dia mengapa Jeongin ingin.

Jeongin dan Seungmin sama sama tenggelam dalam kegiatan mereka masing masing. Seungmin membantu Jeongin dalam mengerjakan soal yang Jeongin tak mengerti.

Entah kenapa dalam hatinya berucap

Seungmin tidak sejahat yang kupikirkan

TBC

MANTAN  - [HYUNJEONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang