25

1.6K 168 8
                                    


Cukup beri aku VOTE dan aku sudah senang.

V
.
O
.
T.
.
E









Happy Reading 😊😁


Pagi ini matahari bersinar cerah dan para manusia tengah sibuk melakukan aktivitasnya. Begitu juga dengan Jeongin. Pagi ini ia sudah bersiap siap untuk menghadapi hari.

Jadi, rencananya hari ini Jeongin mau cari kerja di salah satu perusahaan yang cukup terkenal disini. Kabarnya ada perekrutan karyawan baru disana. Jadi yah namanya kesempatan siapa tau dapat. Lagipula Jeongin udah mau lulus tinggal nunggu wisuda. Pastinya nilainya gak bakal mengecewakan orang tua dan keluarga. Hampir seminggu Jeongin menunggu jawaban atas lamaran yang dikirimkan pada perusahaan tersebut dan akhirnya ia mendapatkan pesan. Ia diterima.

Saat ini Jeongin tengah dalam perjalanan dengan mobil dan supirnya. Pagi ini jalan raya tak begitu ramai. Jeongin hanya menatap kearaj luar jendela dalam perjalanan. Ngomong ngomong, Kak Chan dan Kak Woojin sudah pergi daritadi pagi. Jadi, Seungmin sendiri dirumah. Ralat. Bersama ART.

Akhirnya ia sampai ditempat tujuan. Sudah banyak juga  karyawan lain yang baru sampai. Jeongin minta diturunkan didepan gedung bukan dilobby.

Ia mengadah keatas dan menatap tingginya bangunan tersebut. Merapikan sedikit pakaiannya sebelum ia bergegas masuk dan menyakinkan dirinya.

Sesudahnya ia masuk, ia diarahkan ke suatu ruangan dimana semua peserta lain pun dikumpulkan. Lalu mendengarkan penjelasan tentang perusahaan tersebut dan kawan kawannya yang membuatmu mengantuk. Seperti mendengar penjelasan guru disekolah.

Akhirnya penjelasan panjang lebar tersebur selesai. Waktunya untuk mengelilingi isi perusahaan. Tapi saat mereka sedang berjalan, sang pemimpin tour ini memberi hormat pada orang yang melintas didepannya bersama antek-anteknya. Yang pastinya orang orang yang bersama Jeongin ikut memberi hormat termasuk Jeongin. Hanya sekedar formalitas untuk Jeongin.

Tak lama setelah mereka melanjutkan perjalanan, pemimpim tour tersebut melakukan hal yang sama lagi. Sudah pasti yang lain juga. Jeongin mengangkat kepalanya sedikit untuk melihat wajah orang tersebut dan terjadilah eye contact. Ia cukup terkejut. Tapi mencoba untuk seakan akan tak terjadi apa apa.


-000-

Seharian ini, Jeongin menjadi tidak fokus akibat kejadian eye contact tersebut. Saat ini ia sedang makan siang dikantin perusahaan bersama teman barunya. Na Jaemin namanya dan pastinya bersama dengan yang lainnya juga.

Saat ia tengah menikmati makan siangnya dan melupakan kejadian tersebut, tiba tiba terdengar sebuah suara. Suara tersebut berasal dari pemimpin tour.

"apakah anda bernama Yang Jeongin? " tanyanya dengan nametag-nya yang bernama Lee Jeno

"ya, itu nama saya. Ada apa? "

"anda diminta untuk menemui atasan kami. Silakan ikut saya" jelasnya

Jeongin sebenarnya gugup. Menduga duga semua yang akan terjadi padanya nanti. Akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti Lee Jeno tersebut.

Kakinya menyusuri lantai lantai perusahaan yang dianggapnya mahal dan menaiki lift. Lee Jeno tersebut menekan tombol lantai 10. Jeongin penasaran mengapa ia tiba tiba dipanggil seperti ini.

"maaf, kalau boleh tanya memang kenapa saya dipanggil? " tanya Jeongin penasaran

"untuk itu saya kurang tahu karena saya hanya ditugaskan saja" ucapnya dengan senyuman diakhir katanya

Lift telah berbunyi dan Lee Jeno telah melangkahkan kakinya dan pastinya diikuti oleh manusia mirip rubah tersebut. Ia berbicara pada sekretaris. Tentunya sekretaris itu mengenalnya dan Lee Jeno pergi begitu saja.

"kak, kok aku dipanggil ama kak Chan sih? Emang salah aku apa? " tanya Jeongin bertubi tubi

"kakak kurang tahu kalau itu. Lebih baik sekarang kita masuk saja. " ajaknya

Lalu kak Woojin mengetuk pintu tersebut dan dijawab oleh orang didalamnya. Setelah mendapat ijin, ia ssgera membuka pintu tersebut dan menampilkan dua orang didalamnya. Jeongin mengekori Woojin dan masuk kedalam. Lalu ditinggalkan oleh Woojin.

"yaudah kakak pergi dulu kamu bicara aja berdua" ucap Chan dan meninggalkan Jeongin dan seorang didalamnya

"Jeongin" panggil orang tersebut

"Yang Jeongin " orang tersebut memanggilnya lagi tapi tak ia gubris

"Hwang Jeongin, jawab aku" 

"ada masalah, kak? " akhirnya Jeongin menyerah

"kenapa kamu pergi begitu aja kesini dan tidak bilang bilang sama kakak? " tanyanya to the point

"kakak aja sibuk sama yang lain. Emangnya aku bakal didengerin sama kakak? "

"setidaknya kamu bilang, Hwang Jeongin"

Jeongin hanya terdiam.

"bagaimana bisa aku bertahan kalau kakak aja masih sama yang lain? "

"kakak cuma milik kamu. Bukan yang lain" ucapnya tegas

"percuma aja kalau aku disamping kakak tapi kakak mikirin yang lain"

"nggak Jeongin, sekarang kakak cuma mikirin kamu. "

"kakak bohong" ucap Jeongin dengan bahu yang bergetar

"terserah jika kamu tidak percaya, bagaimanapun jika kakak sudah bilang kamu milik kakak, kakak akan menjamin dan mempertahankannya " ucapnya menyakinkan Jeongin

Pertahanannya hancur sudah. Ia ingin menangis sekencang kencangnya tapi, ia tidak ingin terlihat lemah dihadapan Hyunjin. Tiba tiba terlintas dipikiran Jeongin. Ia pikir itu adalah hal yang bagus untuk diberitahukan kepada Hyunjin karena Hyunjin memiliki segalanya. Dengan netranya yang sudah tergenang oleh air mata, ia menatap mata Hyunjin

"aku percaya. Tapi, bantu aku menemukan siapa pelaku dalam kematian Sunwoo" ucapnya yakin dan yang pastinya itu disetujui oleh Hyunjin.

TBC

















MANTAN  - [HYUNJEONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang