Happy Reading...
Tok
Tok
Tok
Suara ketukan menganggu, tidur seorang gadis yang terlelap dalam mimpi yang sangat Indah membuatnya enggan membuka mata.
Mimpi tidak pernah ia dapatkan. Mimpi yang memancarkan kebahagiaan. Mimpi yang tidak membuat hatinya tergores luka, luka lama yang sangat membekas dihatinya, luka yang membuatnya kehilangan akal, luka membuatnya takut jika hal di masa lalu kembali terulang di masa depan. Masa yang ia harapkan menjadi masa untuk mengobati luka hatinya.
Selama satu tahun ia berusaha untuk kuat dan tersenyum meski, semua orang tahu ia hanya bisa senyum palsu menyembunyikan luka yang amat sangat dalam. Seolah tidak akan pernah bisa membuat luka hatinya hilang.
Rasa sakit dihianati oleh seorang yang sangat dia sayang dan yang sangat dia cintai.
Ya, Rasa mencintai yang sangat amat dalam membuat lukanya semakin susah untuk menghilang.
Mengingat hari dimana dia bertemu seorang cowok yang mampu mengobati luka dan sakit hatinya secara perlahan.
Wajah putih polos menambah kecantikan yang terpancar wajah cantiknya, bibirnya yang memerah alisnya, tebalnya menambah kecantikannya, rambut coklat terurai membuat semua manusia didunia ini takjub mereka hanya bisa satu kata mengungkapkan yang mengambarkan dirinya. Sempurna.
Amel bergejolak kaget, mendengar teriakan sang bunda seperti membangunkan singa yang tidur memang ia susah untuk dibangunkan pagi-pagi buta, seperti ini jika saja ia tidak sekolah sudah dilanjutkan acara tidurnya sampai matahari terbit. Matanya sedikit terbuka melihat alarm di nakas. Alarm sudah bunyi dari tadi mungkin karna mimpinya membuatnya enggan menutup mata.
"AMEL...BANGUN SEKARANG SUDAH JAM BERAPA INI NANTI KAMU TELAT" Teriak seseorang dibalik pintu kamarnya dengan emosi yang sudah di ubun-ubun terlihat wajahnya merah padam.
"Lima menit lagi Bun, Amel masih ngantuk" ucap Amel setengah sadar.
"GAK ADA LIMA MENIT LAGI POKOKNYA KAMU HARUS BANGUN SEKARANG DEVAN UDAH NUNGGU KAMU DIBAWAH"
Seketika matanya terbuka lebar mendengar nama seseorang yang mengisi hatinya satu tahun terakhir. Cowok yang selalu membuatnya tertawa membuatnya bahagia dekapan dan gengaman tanganya, seolah tidak ada cowok lain yang mengengamnya punuh kasih sayang.
Amel menyibakkan selimutnya lalu berlari menuju kamar mandi untuk melakukan ritual nya.
Sekitar lima belas menit dia sudah siap dengan seragam putih abu-abu dan rambutnya sengaja dibiarkan terurai menambah kecantikan yang terpancar di wajahnya senyumnya tak pernah luntur di bibir manisnya.
Dari tangga dia bisa melihat Devan sedang mengobrol dengan Ayahnya sementara bundanya menyiapkan sarapan dan di meja makan sudah ada sang kakak sedang menikmati sarapannya.
"Ehem"
Suara demenan memberhentikan aktifitas mereka sontak mereka semua menoleh ke sumber suara dimana sudah berdiri seorang gadis dengan senyuman manis membuat seorang meleleh melihat senyumnya.
"B-biasa aja kali liatnya sampe gak kedip gitu" ucap Amel gugup yang wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus.
Bukan karna kedua orang tua dan kakanya yang melihat ia seperti itu, tapi ada Devan yang melihatnya dari atas sampai bawah sama sekali tidak berkedip.
'Hari ini dia sangat cantik enggak seperti biasanya'
Devan beranjak dari duduknya kini dia sudah berdiri dihadapan Amel menatap intens setiap inci wajah sang kekasih dari mulai alis mata kemudian hidung yang terakhir bibir merahnya membuat siap saja ingin merasakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet Of Badboy (COMPLETED)✅
Teen Fiction[BEBERAPA PART DIPRIVAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Akibat masa lalunya yang kelam membuat cewek dingin, cantik, cerdas takut memulai hubungan baru memutusakan untuk backstreet. Cowok populer disekolah dan terkenal seorang badboy membuat semua wanita...