Jangan lupa tinggalkan jejak kalian (◕‿◕✿)
Minta vote dan komennya, boleh??
Antusias kalian bikin aku semangat❤❤❤❤
Selamat membaca!
Devan memegang tangan dingin tersebut, Amel belum sadarkan diri—gadis itu masih nyaman memejamkan mata. Ia tersenyum melihat cincin tunangan mereka terpasang sangat cantik. Gelisah, takut kehilangan Amel, tidak ia tidak akan kehilangan. Layar monitor menunjukan garis bergerak lambat, ruangan begitu sunyi.
"Bangun yuk," jemarinya mengelus telapak tangan itu, mengencupnya sesekali.
"Aku kangen Mel, jangan gini lagi." Devan mengatakan entah pada siapa. "Kamu inget janji kita, setelah kamu sembuh ayo kita nikah."
Ia melengkupkan kepalanya di sela tangan Amel terbebas selang infus, terisak pelan-seakaan oksigen semakin menipis.
"Maafin aku, ini semua salah aku." tanganya tadi memegang tangan Amel, kini mengusap kepalanya pelan. "Jangan siksa aku kaya gini." lebih baik dirinya sakit dari harus melihat Amel terbaring seperti ini.
"Bangun yuk, ga capek tidur terus, banyak kengen sama kamu, dari semalam bunda nangis karna kamu tega liat bunda gitu, makanya bangun Mel." keheningan setelah itu, Devan menghela nafas, menatap wajah pucat itu dengan tatapan sendu.
Kenangan berputar, tidak menyangka gadis ia temui di ruang musik itu kini menjadi seorang Devan cintai, ia tidak berniat membuka diri setelah penghianatan yang dilakukan Olivia sampai Amel mengubahnya segala dalam hidupnya.
Cewek punya masalah kelam masa lalunya, dulu pernah di bully satu sekolah karena pakai terlalu kuno, tambahan ia menyukai cowok famous di sekolah, Darel. Bodohnya meski sudah tolak, permalukan depan umum tidak merubah perasaan itu. Entah dari mana Nadya dan geng sialan itu! Membully-nya habis-habisan, beruntung ada Angga menolongnya.
Amel depresi, mengalami tekanan dari sana sini-orang tuanya tidak tahu, Amel menutupi itu, tidak bercerita pada siapapun. Sampai suatu hari menjadi titik terendahnya, ia hampir bunuh diri-meloncat dari lantai 4 sekolahnya, memang takdir sedang berpihak mendatangkan seseorang pahlawan untuk menolongnya. Lagi, Angga datang.
Nathan dan Rena menggetahui itu, marah besar-menyalahkan siapa pun yang berani mempermainkan mental anaknya, meminta sekolah mengeluarkan mereka, namun sayang, posisi sudah kelas 12 dan akan susah untuk keluar dari sana. Nathan memindahkannya sekolah—awalnya Amel tidak setuju, tapi ya emang pemaksa akhirnya Amel menurut.
Di sekolah itu mereka-Amel dan Devan bertemu dan memulai hubungan sampai sekarang, untuk backstreet itu permintaan Amel takut kejadian itu terulang lagi membuat traumanya semakin parah, untung saja Devan pengertian.
Kelopak mata mungil itu mulai terbuka perlahan memperlihatkan coklat indah namun sayangnya terlihat sayu, menoleh-ada seseorang di sisinya.
"Dev..."
Devan langsung mendongak-menatap Amel khawatir, sedikit lega setidaknya cewek itu menunjukan tanda-tanda. "Kamu butuh apa? Masih ada sakit? Bagian mana bilang sama aku,"
"Haus..."
Devan mengambil gelas berada nakas tak jauh, membantu cewek untuk duduk-meringis, tidak sengaja menyentuh lukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet Of Badboy (COMPLETED)✅
Teen Fiction[BEBERAPA PART DIPRIVAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Akibat masa lalunya yang kelam membuat cewek dingin, cantik, cerdas takut memulai hubungan baru memutusakan untuk backstreet. Cowok populer disekolah dan terkenal seorang badboy membuat semua wanita...