Chapter 29

4.5K 171 185
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian (◕‿◕✿)

Happy Reading...
   

TOLONG KOREKSI BILA ADA TYPO BERTEBARAN❤

"Apa keputusan gue salah buat break?"

Citra tersenyum dan mengusap bahu sahabatnya memberi kekuatan pada Amel. Ia tahu Amel bukan lah sosok yang kuat, ia rapuh, ia butuh sandaran, dan ia tidak seperti yang orang lain bayangkan.

"Enggak kok, cuman waktunya aja yang salah"

"Lo ngucapin kata itu, karena lo lagi marah 'kan waktu itu. Devan cemburu itu wajar berarti dia sayang sama lo. Kalian udah satu tahun pacaran dan satu tahun bukan waktu yang sebentar untuk membangun semuanya, gue tahu lo mulai semuanya dari nol. Waktu lo belum kenal sama Devan. Lo inget kejadian di ruang musik waktu itu dan itulah awal dari semuanya dan ending akhir dalam hubungan kalian. Kita gak pernah tau rencana tuhan, Mel. Jika nantinya lo dan Devan tidak di takdirkan berjodoh, berarti lo harus siap untuk lepasin dia bersama orang lain." ucap Citra panjang lebar.

Hatinya sedikit lega mendengar penuturan sahabatnya. Semua perkataan Citra ada benarnya, tidak seharusnya ia gegabah untuk mengambil keputusan, meski menurut nya itulah yang terbaik.

"Kok jadi melow gini sih" kekeh Citra memecah kecanggungan antara mereka."Keluar yuk, pengep juga lama-lama di sini" ajak Citra kepada Amel keluar dari tenda mereka.

Keduanya berjalan-jalan disekitar tenda sambil menikmati pemandangan alam sekitar. Amel dapat melihat, siswa yang berlalu lalang untuk mencari kayu bakar dan ada juga siswa bergotong-royong mendirikan tenda.

"Amel" panggil seseorang membuatnya langsung menolehkan kepala. Disana ada Farel tersenyum kearah Amel. Citra tahu jika Farel memiliki perasaan lain terhadap Amel, ia juga tidak bisa melarang itu.

"Hai, Rel" sapa balik Amel. "Gue kira lo gak ikut" tambah Amel disertai kekehan kecil.

"Mana mungkin gue gak ikut 'kan ada lo" celetuk Farel. "Btw, lo mau kemana? Mau gue temenin? " tawar Farel.

Amel menatap Citra kemudian beralih menatap Farel. "Hmm....enggak usah deh, gue sama Citra aja"

"Yaudah gue duluan ya" pamit Farel pada kedua gadis itu. Langsung di angguki cepat oleh keduanya.

"Weh! Tukang modus" sindir Alan setelah tubuh Farel menjauh.

"Alan! " Citra menegur Alan.

"Apaan sih, Cit?! Dia itu modus sama Amel, salah sendiri udah tahu Amel punya Devan! Masih aja di deketin. Gue sih kalo jadi Devan udah dari dulu gue bunuh tuh orang" geram Alan.

Citra mendelik. "Main bunuh anak orang sembarangan"

"Bodo amat, gue mau lapor ini sama Devan" balas Alan dan berlalu begitu saja.

Citra berdecak. "Tuh anak bener-bener ya!! " pekiknya.

Di sisi lain Devan tengah duduk di salah satu kursi kayu yang ada disana. Karena dirinya terlalu malas untuk mengumpulkan kayu. Dia memainkan ponselnya sambil mencari sinyal, tiba-tiba ada sebuah pesan masuk dari ponselnya membuat dahi Devan mengernyit.

"Siapa nih?" tanya Devan ber monolog.

Tanpa basa-basi dia membuka chat tersebut.

From: 085687××××
Kau lah yang memulai semuanya, tunggu tanggal kehancuranmu Devan!

Devan mengeraskan rahangnya ketika membaca pesan itu, dari mana orang mendapatkan nomornya? Masalah apa yang dia buat? Kehancuran? Tanggal? Memulai? Dia berfikir keras untuk memecahkan ini. Tanpa menunggu lama lagi Devan langsung membalas pesan itu.

Backstreet Of Badboy (COMPLETED)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang