Chapter 33

3.3K 118 8
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian (◕‿◕✿)

Happy Reading...

Ini bukan extra part ya, ini bab selanjutnya! Jadi belum ending, oke?

"Gila tadi ulangan kimia susah banget, anjir! Ini kepala gue rasanya mau meledak gara-gara banyakan mikir. "

"Lah emang lo pernah mikir," sinis Ardan.

"Yaelah! Seenggaknya gue mikir gitu biar nilai gue gak jelek-jelek amat,"

"Alah! Palingan nyontek Dinda,"

Alan menampilkan cengiran khasnya. "Iya sih hehe. Eh, tapi cuma nomor 1- 45 doang sisanya gue mikir."

"Eh pea! Soalnya aja sampai 45. Mikir dari mana."

Mendengar itu, Alan hanya tertawa bodoh. Menertawakan betapa tolol nya dirinya.

"Alan mana pernah belajar sih, " sahut Devan.

Ardan mengangguk setuju. "Kalau gak nyontek, ya cap cip cup."

"Sok banget lo pada, mentang-mentang ada guru privat cantik,"

"Iya lah, cewek gue tuh, udah pinter, cantik, baik lagi. Kurang apa coba." balas Devan membuat Amel tersipu.

Alan menoleh kearah Amel. "Lo di bayar berapa sama dia?" Alan menunjuk Devan dengan dagunya.

Devan menjitak kepala Alan cukup keras. "Sekarang gue tanya, lo di bayar berapa sama Citra?" tanya Devan balik.

"Duh, kalian tuh cowok kok mulutnya kaya cewek sih, " gerutu Citra.

"Besok-besok pake rok sana," timpal Amel.

"Sayang, kamu mau aku pake rok?" tanya Devan kepada Amel dengan nada manja. Membuat yang lain tampak jijik.

"Geli! "

Amel hanya memutar bola mata nya lalu berkata, "Sebentar lagi kita mau lulus, kalian harus belajar bener-bener jangan kebanyakan main ini itu. Mulai sekarang kalian harus luangin waktu buat belajar seenggaknya berapa jam aja. Kalau kalian terus santai kaya gini tapi pengen nilai bagus. Ya, gak bakal ada hasilnya. Seenggaknya kalian udah mencoba tinggal tunggu hasil akhirnya aja."

"Weh! Siap bu guru Amel! " celetuk Alan.

"Gue gak bercanda Alan! "

"Lah, siapa bilang bercanda,"

Amel mendengus, ia tak akan menang melawan manusia tidak ada otak seperti Alan, jadi percuma saja.

"Jadi makin sayang, " dengan cepat Devan mencium pipi Amel.

"Ekhem, "

"Duh, kok panas ya."

"Dunia serasa milik berdua ya,"

"Sayang, aku mau dong kaya dia." Devan merangkul pundak Citra.

"Sayang! Sayang! Embah mu!"

Backstreet Of Badboy (COMPLETED)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang