Chapter 22

4.8K 219 445
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian (◕‿◕✿)

Happy Reading...

Note: kalian baca ini jam berapa?

"Jadi lo udah kenal lama sama bu Halimah?" ucap Farel.

Keduanya berjalan mengelilingi panti asuhan. Panti ini tidak terlalu besar namun cukup untuk menampung beberapa anak. Hatinya menghangat melihat anak-anak bermain dan tertawa ceria tanpa adanya beban diantara mereka. Bagaimana orang tua mereka bisa meninggalkan anak-anak selucu ini?

Amel mengangguk. "Devan yang ajak gue ke sini. Geng motornya sering mengadakan program yang dia buat setelah uangnya terkumpul Devan selalu memberikanya kepada bu Halimah. Bu Halimah bunda kedua gue, gue sayang sama dia sama seperti gue sayang bunda. Dia itu bagaikan malaikat tanpa sayap, bu Halimah adalah sosok yang selama ini selalu memberi gue kekuatan di saat masalah kembali datang dalam hidup gue" tanpa terasa matanya mulai berkaca-kaca. Ingatansaat itu kembali berputar seperti kaset rusak di otaknya.

Farel menghapus jejak air mata dipipi Amel dengan lembut. "Kok lo jadi cengeng gini sih. Amel yang gue kenal, dia kuat" Farel mengusap pipi Amel lembut, mengusapnya pelan. "Jangan nangis lagi nanti jelek,"

Amel memukul lengan Farel. "Rese"

"Kak Comel, main cama Ken yuuu!" seru Ken, matanya berbinar menatap Amel memohon.

Cewek itu mengelus kepala Ken. "Ken mau main apa sayang?"

Ken membawa tanganya di dagu lalu mengetuknya. "Umm...Ken mau main kuda-kudaan sama om ini" Ken menatap Farel penuh harap.

Farel mensejajarkan tingginya dengan tinggi Ken lalu mengusap kepala Ken dengan lembut. "Boleh kok sayang"

Tiba-tiba Ken loncat-loncat kesenangan sambil berlari mengitari taman dengan kedua tangannya di rentangkan ke atas. Amel tersenyum dirinya ikut merasakan apa yang anak itu rasakan.

Farel. Mata cowok itu berkaca-kaca, ia sangat bersyukur masih mempunyai kedua orang tua yang utuh. Ya, walaupun keadaan rumah tangga orang tuanya hancur. Tapi, setidaknya ia mempunyai kaluarga yang lengkap.

"Ayo om" Ken menarik tangannya dan membawa ke kerumunan anak-anak yang lain.
Senyum selalu terpancar di wajah cantik gadis berdiri sambil menatap anak-anak itu dengan canda tawanya. Dirinya tak habis fikir dengan kedua orang tua Ken meninggalkan anak selucu ini.

"Bunda bersyukur Ken bisa tertawa lagi"

Amel menoleh dan tersenyum.

"Dua hari yang lalu Ken terlihat murung sekali dan jarang bemain dengan teman-teman nya. Bunda dan petugas yang lain sulit untuk menghibur Ken, segala cara telah kami lakukan tetapi tetap saja. Dan pada suatu malam, Ken mengigau memanggil ayah dan ibu nya. Ken terus menanyakan hal itu pada kami, kami pun bingung menjelaskan nya pada Ken. Anak itu terlalu dini untuk mengetahui semuanya, Ken adalah anak yang ceria dan selalu tersenyum meski jurang mendapat kasih sayang dari seorang ibu"

"Amel bersyukur sekali karena dari kecil Amel tidak kekurangan kasih sayang seorang ibu sedikitpun, bahkan sampai sekarang tetap seperti itu. Amel punya dua bunda yang menjadi pelengkap dalam hidup Amel. Terimakasih bunda udah mau jadi bunda kedua buat Amel" Amel memeluk tubuh Halimah dengan erat.

Hari ini dirinya sangat bahagia setidaknya lupa dengan masalahnya yang ada. Tuhan tidak pernah memberi ujian di atas batas lapau kita.

~~BOB~~

Amel mendengus kesal, dua hari setelah kejadian itu Varo menyemprot nya dengan berbagai pertanyaan. Mulai dari penjelasan mengenai dirinya pulang agak terlambat sampai masalah nya dengan Devan. Awalnya, ia tidak mau menjawab satu pun paling penting masalah nya dengan kekasihnya karena dirinya tahu apa yang terjadi selanjutnya. Tetapi Varo mendesaknya bahkan mengancam jika dirinya akan dicoret dari kartu keluarga. What! Ancaman macam apa itu?!

Backstreet Of Badboy (COMPLETED)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang