Di lorong istana yang awalnya sepi mulai ramai akan teriakan seorang gadis yang terus memohon untuk dilepaskan. "Lepaskan aku! Hei! Kau dengar tidak?!" Nora terus saja memberontak. Andai saja tangannya tidak diikat dengan akar tanaman yang entah bagaimana bisa muncul dari lengan pria yang di panggil Alpha itu hingga tangannya terikat bersama tangan lelaki itu.
Lelaki itu tak bergeming walaupun Nora sudah berteriak bagai orang kesetanan. Beberapa pelayan yang berpapasan dengan mereka memberi salam hormat, mereka penasaran kenapa Alpha membawa gadis yang tak di kenal menuju kamar yang ditempati Alpha. Padahal tak sembarangan orang bisa masuk ke kamar itu, kepala pelayan saja harus meminta izin untuk membereskan kamar Alpha.
Nora beberapa kali hampir terjatuh karena tak bisa menyeimbangi jalan lelaki yang menariknya ini. Hei, dia ini manusia. Bukan hewan peliharaan yang seenaknya ditarik begini, hewan saja tak suka dipaksa, apalagi Nora yang merupakan manusia yang memiliki akal.
Mereka berhenti di depan pintu kamar yang di cat putih, pintu dengan desain sama seperti pintu aula tadi yang dipenuhi dengan pahatan tanaman, namun pintu ini lebih di dominasi bunga Lily ketimbang daun.
Dengan kasar pintu itu dibuka oleh lelaki itu, Nora dipaksa masuk ke dalam kamar. Tanaman yang mengikatnya itu langsung layu kering saat mereka di kamar. Segera saja ditarik tangannya hingga akar yang sudah mati itu putus, ia beruntung genggaman tangan lelaki itu sedikit longgar yang memudahkan Nora menarik tangannya. Pergelangan tangannya sedikit memar saking kuatnya akar tadi mengikatnya.
"Setidaknya bersikap sedikit lembut dengan perempuan." keluh Nora. mengusap tangannya yang memar. Pria itu tak berkomentar, malah bergerak maju. Nora ikut bergerak, namun ia bergerak mundur agar menjauh dari lelaki tak tahu sopan santun itu.
Baru kali ini ia berurusan dengan laki-laki yang kasar, irit bicara, dan misterius. Alasan kenapa ia menetapkan sikap pria itu misterius dikarenakan wajahnya tak terlihat. Dari awal mereka bertemu hingga sampai di kamar ini, Nora tak tahu bagaimana rupa dari lelaki yang sudah membawanya kesini.
Salahkan tudung sialan yang menutup setengah wajah lelaki itu, ia hanya bisa melihat rahang juga bibir tipis lelaki yang terus saja maju mendekat. Hingga kakinya menabrak pinggir tempat tidur, tak bisa mundur lagi.
Jarak mereka sudah sangat dekat. Bahkan Nora berani bersumpah kalau ia bisa merasakan hembusan nafas lelaki itu di puncak kepalanya. Dengan keberanian yang tinggal sebutir beras saja ia mendongak, menatap langsung wajah yang masih tertutupi oleh tudung. Nora mengutuk lelaki di depannya ini, dia terlalu tinggi, rasa-rasanya leher Nora ingin patah menahan sakit karena terus saja mendongak. Tingginya hanya mencapai bahu lelaki itu. Sial!
Lelaki itu tak maju lagi, malah menarik pinggang Nora hingga Nora masuk ke dalam pelukan hangat lelaki itu. Nora tak bisa bergerak ataupun melawan, terlalu terkejut akan perlakuan yang ia dapatkan. Matanya masih menatap wajah lelaki itu, hingga dia mulai berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always You
FantasyNora Brocwood tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah dalam waktu semalam saja, insiden ia terjatuh dari kapal dan tenggelam ke dalam sungai malah membawanya masuk ke dunia lain. Dunia dimana tidak ada satupun manusia disana. Dunia ya...