Mereka berdiri di depan pintu pagar istana. Ukiran dan warnanya sama dengan pagar pembatas desa di hutan tadi. Bedanya, pintu pagar ini tidak ditumbuhi tanaman merambat sehingga bentuk pagar bisa terlihat jelas. Freda mendekati salah satu penjaga yang berdiri memegang tombak besi di sisi kanan pintu pagar.
"Aku ingin bertemu dengan Alpha." ujar Freda, penjaga berzirah perak itu menatap tanpa ekspresi. "Kalian tidak bisa masuk. Alpha tidak bisa diganggu." tutur si penjaga. Dia kembali melihat kedepan, kembali menjadi patung hidup.
Freda mengepal tangannya menahan emosi. "Jangan bercanda! Kami tidak akan lama. Jadi, biarkan kami masuk." Seakan perkataan Freda hanya angin lewat, penjaga itu tetap tak bergerak. Freda tidak mau tujuan mereka gagal hanya karena seorang penjaga. Mereka sudah menempuh perjalanan jauh dan ini hasilnya? Oh, tidak bisa. Freda tidak suka. Sangat tidak suka.
Di belakangnya, Nora menggigit kuku jarinya gugup. Apa mereka harus menunggu besok? Tapi bagaimana jika besok juga tidak bisa? Apa yang harus mereka lakukan? Nora semakin kalut. Jika Alpha tak bisa diganggu lalu bagaimana nasibnya? Mana mau ia tinggal di tempat ini. Walaupun tempat ini menakjubkan, tapi bukan berarti Nora mau tinggal disini.
Sebelum Freda kembali bicara, tiba-tiba sekumpulan cahaya melayang di atas kepala mereka. "Biarkan mereka masuk." perintah suara yang mereka kenal, kecuali Nora. Suara itu berasal dari cahaya yang perlahan mulai menghilang.
Dengan sigap, dua penjaga itu membuka pintu pagar, lalu menunduk hormat, mempersilahkan mereka masuk. Nora berjalan duluan, ia sempat terkejut akan cahaya yang dapat bicara tadi. Namun, ia harus terbiasa. Kejadian-kejadian aneh seperti tadi mungkin hal biasa bagi orang-orang sini. Jadi, jika ia tidak mau di anggap aneh maka ia harus terbiasa. Ia tidak akan lama disini, Nora hanya perlu meminta pertolongan Alpha dan semuanya beres. Tidak akan ada lagi pohon bergerak, tidak ada istana, tidak ada manusia serigala atau makhluk fantasi lainnya dan hidupnya akan kembali normal. Nora merindukan kehidupannya, ia bahkan belum mulai bekerja di toko buku langganannya.
Freda mengikuti Nora. Ada yang aneh. Belum pernah Alpha melakukannya, menyuruh penjaga membuka pintu pagar tanpa bertanya terlebih dahulu apa tujuan mereka datang kesini. Jika, Alpha melakukannya, berarti Alpha sudah tahu akan kedatangan mereka, malah mungkin dia menunggu kedatangannya dan Nora. Freda tidak dekat dengan pemimpinnya, tahun lalu mereka sempat berbincang perihal hutan yang dijaganya. Tapi, itu hanya pertemuan sekali dan saat itu mereka bertemu di istana saat rapat antar raja dari hutan lain.
Freda berhenti, mendongak melihat jendela istana yang paling besar dari jendela yang lain. Disanalah Alpha berada, apa dia melihatnya sekarang? Tubuh Freda tersentak kedepan dengan tangan yang ditarik oleh gadis telinga kucing.
"Kenapa malah bengong? Ayo kita masuk. Tadi kau bilang Alpha tidak suka diganggu saat malam."
"Maaf," sesalnya. "Ayo." Freda berjalan menuju pintu masuk istana bersama Nora di sampingnya. Pintu secara ajaib terbuka dengan sendirinya, pintu yang sudah diberi mantra. Mereka berjalan masuk dan pintu otomatis kembali tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always You
خيال (فانتازيا)Nora Brocwood tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah dalam waktu semalam saja, insiden ia terjatuh dari kapal dan tenggelam ke dalam sungai malah membawanya masuk ke dunia lain. Dunia dimana tidak ada satupun manusia disana. Dunia ya...