Awalnya Nora pikir Daniel sedang menuju kamar Nora, tapi mereka melewatinya, dan berhenti di kamar yang terletak di samping kamarnya. Nora menatap pintu kamar itu dengan bingung. Pasalnya mereka berdiri di depan kamar Daniel.
"Kenapa kita disini?" Nora melirik Daniel sejenak dan kembali menatap pintu.
"Karena sesuatu yang ingin kutunjukkan ada di kamar ini, aku ingin kau melihatnya sebelum pulang."
Nora bimbang, tapi tatapan Daniel yang mengarah padanya membuat Nora semakin tak enak hati, dan akhirnya ia masuk setelah Daniel membuka pintu yang memiliki pahatan berbentuk tanaman yang dominan dengan bunga lily. Jika diingat kembali, ini kedua kalinya ia berada di kamar ini, baru sekarang ia memperhatikan isi kamar.
Luasnya mungkin dua kali kamar Nora. Temboknya dominan dengan cat putih dan coklat keemasan. Ada enam lemari: dua lemari merupakan lemari pakaian dan empat lemari buku yang diantara lemari ada meja kerja berwarna coklat. Di atas meja ada beberapa perkamen yang berceceran, botol berisi tinta, dan pena bulu yang indah. Di depan meja terpasang lukisan pemandangan alam berupa hutan yang Nora yakini jika itu hutan yang sama dengan hutan di kerajaan ini. Bagian sisi kiri ruangan, terdapat tempat tidur king size dengan selimut berwarna coklat dan empat tiang yang tertutup dengan tirai coklat transparan. Di kedua sisi tempat tidur, terdapat laci coklat dengan lentera dan vas bunga. Belum lagi beberapa lampu antik yang tertempel di tembok untuk menerangi kamar ini saat malam tiba. Di depannya terlihat jendela besar yang menampilkan balkon. Memang benar kata orang-orang, kamar seorang pemimpin berbeda dari yang lain.
Nora mendekati jendela yang menampilkan pemandangan taman yang sama jika dilihat dari kamarnya. Bisa dikatakan balkon kamar Nora dan Daniel cukup dekat. Tapi Nora tak pernah melihat Daniel berdiri di balkon selama ia ada disini.
"Nora."
Nora berbalik, memperhatikan Daniel yang berdiri di tengah ruangan dengan bola kristal yang melayang di telapak tangannya. Nora mendekati Daniel tampa melepas tatapannya dari bola kristal. Bola tersebut begitu jernih, seperti air.
"Apa ini yang ingin kau tunjukkan?" tanya Nora, menunjuk permukaan bola kristal yang terasa licin.
"Bukan, tapi dengan ini lah aku bisa menunjukkannya padamu. Sekarang berbaliklah."
Saat berbalik, tangan Daniel menutup matanya dan menariknya agar lebih dekat, sampai punggung Nora menyentuh badan Daniel. Untuk beberapa saat Nora tak merasa apapun. Sampai ia merasakan tangan Daniel tak berada di matanya. Nora belum membuka matanya, sampai ia mendengar bisikan halus. "Usahakan jangan berjalan terlalu jauh, aku tak mau kau menabrak tembok."
Matanya terbuka, ingin bertanya apa maksud Daniel, namun tak jadi karena pemandangan di sekitarnya telah berubah. Tidak ada lagi tempat tidur, lemari, dinding, atau lantai yang ia lihat sebelumnya. Sekarang hanya ada padang rumput yang dikelilingi dengan pohon pinus, pohon yang sering Nora jumpai di Summer Forest.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always You
FantasiNora Brocwood tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah dalam waktu semalam saja, insiden ia terjatuh dari kapal dan tenggelam ke dalam sungai malah membawanya masuk ke dunia lain. Dunia dimana tidak ada satupun manusia disana. Dunia ya...