Dalam diam Nora duduk di kursi taman belakang istana. Semenit yang lalu ia dan Daniel telah kembali dari festival. Sesuai janji Daniel, dia membelikan tiga lampion hijau tua yang akan mereka terbangkan bersama saat tengah malam tiba sebagai puncak perayaan festival. Sekarang ia disuruh menunggu karena Daniel sedang memanggil Rosetta untuk bergabung bersama mereka.
Air mancur di hadapannya terlihat bersinar karena terkena cahaya bulan.
Nora menghela nafas panjang. Bisa-bisanya tadi ia menangis, ia tidak boleh seperti ini. Pasti ada yang salah dengan dirinya, ya pasti begitu. Tapi, tatapan Daniel di festival sudah menjelaskan semuanya.
Bahwa Daniel mencintainya, terlepas dirinya hanya manusia biasa.
Lalu, apakah dirinya juga merasakannya?
Nora benci mengakuinya. Sangat. Namun, ia tak dapat memungkirinya lagi. Jika, dirinya juga merasakan apa yang Daniel rasakan. Merasakan debaran aneh setiap dekat dengan Daniel, matanya yang sulit beralih dari pria itu, perut terasa geli menyenangkan setiap kali mata biru itu menatapnya.
Nora Brocwood mengakuinya, ia telah jatuh cinta pada sosok Daniel.
Sekarang yang menjadi bebannya adalah apakah ia harus merelakan keluarganya, melepas semua kenangan indah di dunianya dan membiarkan orang-orang yang dikasihinya melupakannya? Hanya untuk bersama Daniel?
Apakah dirinya sanggup? Apakah harus ada pengorbanan demi bersama dengan pria yang mencuri hatinya?
Disentuhnya bros batu giok pemberian Daniel. Meresapi setiap pahatan yang terukir indah membentuk sebuah bunga berkelopak lima, seakan mencari jawaban pada bros tersebut. Hingga dua pasang lengan memeluk lehernya dari belakang, menyadarkan Nora dari lamunannya. "Nora, bagaimana festivalnya?" kata si pemilik tangan yang tak lain adalah Rosetta.
"Menyenangkan." Nora menjawab setelah berhasil meredakan detak jantungnya sebab terkejut akan kedatangan gadis tersebut. Dibelakang Rosetta berdiri sosok pria yang menjadi biang dari kebimbangan Nora.
Daniel.
Bahkan memikirkan namanya mampu membuat jantung Nora kembali bertalu-talu. Apalagi jika ia menyebutnya, wajahnya terasa panas melihat Daniel tersenyum kearahnya. Nora segera mengalihkan perhatiannya ke Rosetta yang sekarang duduk disampingnya.
Ada yang berbeda. Ya, rambut merah Rosetta yang biasa digerai kini digulung, membiarkan beberapa anak rambut terjuntai. Tak lupa diberi hiasan berupa bunga mawar kuning, serasi dengan warna gaun Rosetta. Selendang kuning polos melingkar dengan indah di pinggang Rosetta. Malan ini Rosetta dua kali lebih cantik dari hari biasa, apa karena malam ini sedang ada festival hingga Rosetta berpenampilan berbeda?
"Ada apa?" Rosetta menatap Nora, bingung karena terus ditatap. Nora menggeleng kepala. "Kau terlihat cantik, sepertinya kau antusias dengan festival ini," pujinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always You
FantasyNora Brocwood tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah dalam waktu semalam saja, insiden ia terjatuh dari kapal dan tenggelam ke dalam sungai malah membawanya masuk ke dunia lain. Dunia dimana tidak ada satupun manusia disana. Dunia ya...