15: Beginnings of Truth

1.7K 93 8
                                    

Setelah melewati jam makan siang bersama Daniel dan Rosetta, akhirnya ia bisa sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah melewati jam makan siang bersama Daniel dan Rosetta, akhirnya ia bisa sendiri. Makan siang tadi juga tidak buruk. Berbeda dengan sarapan pagi, makan siang mereka diadakan di taman yang dulu Daniel tunjukkan.

Hanya beralaskan karpet sederhana yang muat untuk menampung tiga orang dewasa dan keranjang sederhana berisi makanan yang dibuat langsung oleh Rosetta. Mereka menikmatinya piknik dadakan tersebut, ide itu muncul dari Rosetta, gadis berambut merah terang itu berkata jika ia suka makan siang bersama di taman. Katanya ia bosan harus makan di ruangan yang hanya menampilkan kemewahan dari buatan tangan. Rosetta ingin menikmati udara segar dan menampilkan pemandangan alam langsung.

Dan itu terwujud, mungkin cuma Rosetta yang bersemangat dengan piknik itu. Nora memang ikut menikmatinya, tapi jika mengingat kejadian di taman itu membuat selera makan Nora sedikit hilang. Akhirnya ia hanya mengambil satu apel dan berpamitan untuk ke kamar dengan alasan ingin beristirahat.

Daniel dan Rosetta percaya saja yang dikatakan Nora.

Padahal ada dua alasan kenapa ia ingin pergi. Pertama, karena ia tidak mau mengingat kejadian saat Daniel yang marah (dan ia bersumpah tidak akan membuat pria itu marah lagi). Kedua, karena ingin cepat membaca buku yang ia dapatkan dari Madam Kenie. Wanita itu terlihat sangat mengerikan, dipertambah dengan hiasan kalajengking hidup sukses membuat bulu kuduknya berdiri.

Nora naik ke tempat tidur, memposisikan tubuhnya menjadi telungkup. Ia belum membuka buku bersampul kayu itu, tangannya mengelus permukaan buku yang terasa kasar saat jari-jari itu menyentuhnya. Setelah puas, perlahan Nora membukanya pada halaman pertama.

Tidak ada tulisan.

Bingung. Nora membuka halaman selanjutnya dan seterusnya. Semua halaman kosong, tidak ada apapun, hanya kertas polos yang berubah cokelat karena tak terawat. Nora mengerang kesal, apa yang mau dibaca kalau bukunya tidak ada satu huruf pun?

Ia menenggelamkan wajahnya pada halaman-halaman buku. Kalau Madam Kenie cuma ingin menjahilinya sepertinya dia salah orang. Nora saat ini tidak mau diusil. Nora menarik nafas, hingga serbuk-serbuk dari buku itu masuk ke dalam hidungnya.

Nora bangun dan batuk. Dari mulut juga hidung keluar serbuk kelap-kelip berwarna emas usang. Setelah batuknya mereda, ia mengelap permukaan kertas usang itu, serbuk-serbuk emas menempel pada jari-jari kurusnya.

"Aneh..." gumam Nora. "Bagaimana bisa serbuk emas bisa menempel di kertas usang?"

Nora mengangkat buku itu sejajar dengan wajahnya, lalu ia meniupnya. Serbuk-serbuk berterbangan, melepaskan diri dari halaman buku dan melayang di udara. Secara ajaib, serbuk-serbuk itu membentuk sebuah gambar hidup yang menggambarkan sebuah pesta dansa. Nora tak tahu dimana pesta itu dilaksanakan karena dekorasi aula di gambar tidak ada yang mirip dengan istana Summer Forest.

Aula Dansa penuh dengan bunga mawar merah dan putih. Para tamu mengenakan gaun pesta serta setelan beraneka macam warna. Merah muda, hijau, kuning, putih dan hitam yang paling dominan para tamu undangan kenakan.

Always YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang