Tidak ada yang ingin menghilangkan suasana sunyi dan menenangkan itu. Sakura maupun Nora menikmati hembusan angin di padang bunga itu. Nora tak peduli berapa lama ia disini karena ia begitu menyukai tempat ini.
"Jika begini terus, aku tak mau kembali," kata Nora. Menjatuhkan tubuhnya kembali hingga tubuhnya menindih bunga dibelakang sambil menghirup aroma bunga Aster.
"Sayangnya tidak bisa. Kau harus kembali."
"Aku tak sudi bertemu dengan lelaki egois seperti dia."
Nora berdecak kesal. Lebih baik mati daripada harus bertemu dengan pria se-egois Daniel. Daniel sudah pernah merasakan kehilangan orang yang dicintainya dalam konteks berbeda dengan Nora. Jika Daniel kehilangan Sakura maka Nora akan kehilangan keluarga dan sahabat. Harusnya Daniel paham tapi apa yang Nora dapatkan? Sebuah pukulan dan sengatan lebah karena ia yang terus melawan.
"Aku tak mencintainya, Sakura. Kenapa dia terus saja memaksa? Aku tak suka." Entah berapa kali Nora menghela nafas karena sikap Daniel yang sangat merugikannya.
Sakura tertawa pelan sebagai tanggapan yang membuat Nora memberi catatan kalau Sakura dan Daniel memang pasangan sejati. Mereka berdua sama-sama aneh. Nora bersyukur karena Sakura tak sekasar Daniel yang emosinya selalu naik-turun.
"Karena cinta itu aneh." Nora menatap Sakura bingung. Jawaban Sakura tidak membuat Nora puas. Tapi ia tetap diam dan membiarkan Sakura terus berbicara.
"Tumbuh begitu saja, tidak mengenal tempat dan waktu. Bahkan aku tak menyangka jika anak laki-laki yang pernah kutemui dulu adalah pasangan hidupku." Nora hampir jatuh tertidur jika tidak mendengar perkataan terakhir Sakura. "Anak laki-laki? Bukannya kalian bertemu saat pesta dansa?"
"Banyak yang berpikir begitu." Sakura tersenyum dan menatap Nora seakan tak kaget bila Nora tahu kalau ia dan Daniel pernah bertemu di sebuah pesta dansa. Mata cokelat terang Sakura begitu indah, sangat cocok dengan rambutnya yang berwarna sama dengan iris mata Sakura.
Nora kembali memejamkan mata. "Kenapa harus aku? Tidak mungkin Freaniarnith kekurangan gadis hingga aku dijadikan pasangannya," ucap Nora heran. Gadis-gadis yang pernah dilihatnya sewaktu menuju istana begitu cantik dan menawan. Mereka memang hanya warga biasa tapi kecantikan dan ketampanan mereka begitu alami. Nora jamin jika mereka datang ke dunianya sudah pasti banyak orang yang akan jatuh cinta pada pandangan pertama.
Namun mereka bukan manusia. pikir Nora.
"Aku tidak tahu. Kau dan Daniel sudah di takdirkan untuk bersama."
"Aku bisa menolaknya, bukan begitu, Sakura?" Nada main-main Nora sontak membuat tubuh Sakura kaku.
"Kau tidak akan melakukannya, kan?" Sakura menatap Nora gelisah. "Aku akan melakukannya. Aku sudah memberinya waktu dan apa yang kudapatkan? Tidak ada. Hanya luka yang terus dia berikan. Mana mau aku bersamanya dan lagi Daniel bukan manusia. Sudah jelas ada kesalahan." Nora membuka mata dan menatap langit biru di atasnya. Begitu indah dan menenangkan, seakan memintanya untuk terbang ke langit yang luas itu. Nora tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always You
FantasyNora Brocwood tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah dalam waktu semalam saja, insiden ia terjatuh dari kapal dan tenggelam ke dalam sungai malah membawanya masuk ke dunia lain. Dunia dimana tidak ada satupun manusia disana. Dunia ya...