12: Fortune Cookie

2.1K 139 8
                                    

Bunyi vas porcelin dan buku berjatuhan memenuhi ruang kerja Daniel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunyi vas porcelin dan buku berjatuhan memenuhi ruang kerja Daniel. Dia membuat ruangan yang tidak bersalah itu berantakan dan sudah mirip dengan rumah yang habis terkena gempa. Barang-barang di meja sudah berserakan di lantai, pecahan kaca dari gelas juga vas bunga dan tidak lupa kursi yang sudah rusak karena dibanting.

Daniel marah. Sangat marah.

Daniel mengambil patung berbentuk kijang dari kaca. Otaknya memutar suara Nora yang menyakitkan secara terus-menerus.

Aku tidak memiliki perasaan padamu, Daniel.

Aku tidak mau disini.

Dengan penuh dendam dilemparnya patung itu ke pintu sambil berteriak. Seakan menyerukan betapa hatinya sakit ditolak oleh matenya sendiri. Daniel tidak bisa mengontrol emosinya bila didekat matenya, Nora. Padahal selama ini ia dikenal akan kesabarannya dalam menghadapi masalah.

Nora adalah hidupnya. Belahan jiwanya. Dan penolakan Nora tadi sanggup membuat Daniel lepas kendali. Ia sungguh menyesal telah melukai gadisnya. Daniel marah pada dirinya sendiri. Sekarang bagaimana ia bisa dekat dengan matenya setelah kejadian tadi? Nora sudah pasti membencinya.

Pintu terbuka. Rosetta menatap tak percaya melihat kondisi ruang kerja sang kakak yang berantakan. Kakinya tak sengaja menginjak pecahan kaca, lalu dipungutnya pecahan kaca itu. "Setidaknya kau tidak melampiaskan amarahmu pada benda yang bahkan tidak tahu apa-apa." Rosetta berdiri, masih menatap kaca di tangannya yang merupakan bagian kepala patung rusa yang sudah lepas dari tubuhnya.

Daniel tidak menjawab. Tubuhnya bersandar pada sofa panjang, "Bagaimana keadaannya?"

"Dia baik-baik saja." jawabnya tanpa perlu bertanya siapa yang dimaksud. Daniel menarik nafas lalu menghembuskan secara kasar. Rosetta ikut duduk disampingnya setelah menyingkirkan beberapa sobekan kertas di sofa. "Ada apa? Tumben sekali seorang Daniel Von Holstein sedang frustasi karena masalah perempuan?"

Daniel kembali menghela nafas. "Kalau kau hanya ingin mengejekku sebaiknya kau diam saja."

"Mengejek?" kekeh Rosetta. "Itu salahmu sendiri. Bisa kau bayangkan bagaimana ekspresi Nora saat bertemu denganmu nanti?" Rosetta meletakkan patung rusak itu di meja nakas. "Kujamin pasti dia akan ketakutan dan lari terbirit-birit."

Wajah Daniel seakan baru di tampar. Rosetta berdehem, "Jika kau mau aku bisa bantu." Daniel mulai menatapnya. "Dan kau harus melakukannya sesuai yang aku perintahkan. Bagaimana?"

Entah bagaimana Daniel merasa ide adiknya pasti buruk. Namun Daniel menyingkirkan pikiran buruk itu, dia harus mencobanya. "Apapun akan kulakukan." Ia sejenak terdiam. "Kau yakin idemu akan berhasil?"

"Tentu saja." kata Rosetta percaya diri. "Percayakan saja padaku."

Daniel tidak berkata apa-apa. Karena setahunya ide apapun yang disarankan Rosetta biasanya akan berakhir... buruk.

Always YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang