Two

9.8K 489 69
                                    

Happy Reading^^


























...

Kyungsoo di dapur. Ya, wanita itu tengah berdiri di depan kompor yang di atasnya terdapat penggorengan yang berisikan pasta. Dia masak pasta itu dengan spatula di tangannya. Kyungsoo menoleh ke belakang menatap kekasihnya yang tengah duduk di kursi makan sambil menatapnya.

"Kenapa?" tanya Kyungsoo.

Chanyeol reflek mendengus. "Kau tanya kenapa? Kyungsoo, bisakah kau cari saja pekerjaan lain? Kau kira aku tidak memikirkanmu setiap malam? Bagaimana jika kau hamil anak dari salah satu pelangganmu? Karena pasti tidak semua pelangganmu memakai kondom kan saat melakukannya?"

Kyungsoo menghela nafas. "Belum begitu banyak pria yang aku layani. Baru dua. Dan.. Ini mungkin terdengar murahan, bahkan sangat murahan. Tapi jika kau mengkhawatirkan soal kehamilan. Tenang, itu tidak akan terjadi. Lagi pula aku selalu mengkonsumsi pil pencegah hamil"

"Pikirkan perasaanku, Kyungsoo. Aku kekasihmu. Setiap malam aku tidak bisa tidur karena terus memikirkanmu yang mungkin saja sedang bersenggema dengan pria lain"

"Jika kau percaya padaku, kau pasti tidak akan mengkhawatirkan itu" Kyungsoo bergerak memindahkan pasta ke atas piring.

"Ini bukan soal kepercayaan, tapi perasaan"

Kyungsoo sodorkan satu piring kepada Chanyeol dan satu piring untuknya.

"Sudah, makanlah. Kau pasti belum sarapan"

"Ini lebih di sebut dengan makan siang"

Kyungsoo melirik jam dinding yang menandakan pukul 11.35. "Ya, mendekati makan siang" Kyungsoo angkat bahu.

"Kyungsoo, kumohon.."

"Chanyeol ayolah.. Lagi pula aku harus pindah bekerja menjadi apa?"

"Di Korea ada bejuta pekerjaan yang bisa kau pilih. Bekerja di tempat lain, dan ayo kita menikah"

Kyungsoo letakkan sumpit ke atas meja dan beralih menatap Chanyeol. "Menikah? Kau bahkan belum melamarku secara layak"

"Kau sendiri sudah tau alasanku, bukan? Aku sekarang sedang fokus untuk membeli apartemen, itu juga untuk kita kelak. Aku akan pikirkan cincin pertunangan kita nanti"

"Dari dulu kau selalu mengatakan itu. Dan setelah sekian lama mana mungkin apartemen masih saja belum bisa kau beli?"

"Karena aku bekerja dengan gaji sesuai bulanan. Tidak sepertimu yang langsung mendapatkan uang berjuta-juta dalam semalam. Sudah Kyungsoo, jangan memulai pertengkaran"

"Siapa menurutmu yang mengawali?" Kyungsoo bangkit dari duduk dan melangkah masuk ke dalam kamar dengan debuman pintu yang cukup keras.

Chanyeol menghela nafas menatap pasta yang sama sekali belum Kyungsoo sentuh. Dia mendengar suara pintu kamar terbuka kembali dan keluarlah Kyungsoo. Dia melihat Kyungsoo sudah memakai jaketnya dan tas yang ia bawa di sebelah bahunya.

"Kyungsoo, kau mau kemana?!" tanya Chanyeol. Dan yang ditanya sama sekali tidak membalikkan badan dan langsung keluar dari rumah.

Buumm~~

Chanyeol menjambak rambutnya sendiri merasa frustrasi. Akhir-akhir ini mereka memang sering bertengkar dengan permasalahan yang sama.

"Aku tidak bisa seperti ini terus, Kyungsoo. Bagaimana jika kau jatuh cinta pada salah satu pelangganmu?"

...

Kyungsoo turun dari taksi yang mengantarnya ke sebuah supermarket. Cukup sakit hatinya mendengar ucapan Chanyeol yang seperti menghinanya. Dia masuk ke dalam supermarket itu dan berjalan ke berbagai deret rak setelah sebelumnya mengambil satu troli. Kyungsoo ambil apa saja yang menurutnya akan ia butuhkan di rumah. Saat memasak barusan dia melihat bahan masakan yang sedikit lagi, jadi dia kini berniat berbelanja bahan masakan.

This Is Crazy [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang