Ten

3.4K 382 34
                                    

Happy Reading^^























...

"Terimakasih" ucap Kyungsoo pada seorang kurir yang mengantarkan paket sarapan.

Dia tutup pintu kembali dan mulai berjalan ke arah dapur dimana Kai sang kekasih sedang duduk di salah satu kursi makan. Pria itu sudah lengkap dengan setelan. Dengan wajah tampannya Kai terlihat gelisah.

Kyungsoo menaruh kotak sarapan di meja dan duduk berhadapan dengan Kai.

Kyungsoo terkekeh. "Tidak apa-apa, Kai. Kau tidak perlu segelisah itu"

Kai lantas menatap Kyungsoo. "Jangan gelisah kau bilang? Aku memakai parfum wanita hari ini karena sialnya aku lupa membawa parfumku. Nanti bauku akan feminim"

"Itu tidak akan menjadi masalah"

"Aku tau" Kai mengalah.

Seperti yang barusan Kai katakan. Dia lupa membawa parfum yang berbau maskulin ala dirinya. Dia memilih untuk tidak memakai parfum hari ini, tapi dengan jahil Kyungsoo menyemprotkan parfum milik wanita itu sendiri yang pastinya berbau feminim pada jasnya. Dan Kai sama sekali tidak bisa marah.

"Lebih baik sekarang kau sarapan. Setelah itu berangkat kerja" imbuh Kyungsoo.

Kai menerima makanan yang Kyungsoo sodorkan. "Kau tau, Kyung?"

"Apa?" sambil menoleh.

"Aku merasa kita ini sudah berumah tangga"

Kyungsoo terdiam. Sedetik kemudian Kyungsoo mengerjapkan matanya.

Kyungsoo tersenyum. "Semoga saja menjadi kenyataan"

"Aku sangat menginginkannya. Aku akan membawamu berbulan madu kemanapun yang kau mau"

Kyungsoo tersenyum lagi. "Menurutku tempat berbulan madu yang paling indah itu adalah kamar, tidak ada lagi"

Kai mendengus dengan seringaian. "Kau selalu tau itu"

Kyungsoo tersenyum miring.

Kai ambil satu suapan dan mengunyahnya. "Oiya, Kyung"

Kyungsoo mendongak yang saat itu sedang mengunyah makanan juga. "Hm?"

"Tentang ajakanku kemarin, bagaimana?"

Kyungsoo diam.

"Aku sudah mengatakan pada orang tuaku bahwa aku memiliki wanita lain dan ingin segera membatalkan perjodohanku dengan Jennie. Ayahku memintaku untuk membawamu menghadapnya"

Kyungsoo masih diam.

Kai menghela nafas. "Apa kau akan mengatakan bahwa kau takut lagi?"

"Emm, masalahnya kan perjodohan itu belum tentu dibatalkan. Jadi aku merasa harus ada kepastian dari itu dulu, baru aku akan mau diajak ke rumah orang tuamu"

Kai menghela nafas lagi setelahnya mengangguk-ngangguk. "Baiklah"

Kyungsoo tersenyum. "Kuharap kau mengerti"

"Aku sudah mengerti"

Kyungsoo terkekeh. "Kalau begitu bagus"

...

Pria itu keluar dari ruang rapat dengan pintu yang dibukakan sekretarisnya. Sekretarisnya itu terlihat terus mendekati sang Bos dengan hidung mengendus sambil berjalan. Sesekali dia mengusap hidungnya lalu mengendus lagi.

This Is Crazy [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang