Eighteen

2.6K 314 17
                                    

Happy Reading^^






















...

Tuk~~

Tuk~~

Tuk~~

Suara denting jarum jam serasa memekikkan telinga kala kamar rawat itu yang dalam keadaan hening. Bagaikan saling berlomba suara jarum jam dan suara dari alat pendeteksi detak jantung yang saling berirama. Deru nafas tenang masih terdengar dari hidung pria yang kini masih saja terbaring menutup mata setelah satu minggu terlewati. Biarlah jika pria itu tengah bermimpi indah, karena jika dia terbangun kemungkinan dia akan berteriak frustrasi.

Detik kemudian mata sang pasien terlihat bergerak perlahan. Jari telunjuknya yang dipasangkan alat rumah sakit bergerak sekali. Dan pada saat itu juga si pria yang terbalut perban di kepalanya itu membuka mata perlahan. Melihat langit-langit kamar yang bercat putih. Dia mengerjapkan matanya sekali. Dengan perlahan dia mencoba menggerakkan kepalanya melirik ke arah kanan dimana wanita paruh baya tengah tertidur dengan posisi kepala diletakkan di tumpukan tangan.

Dia membuka mulut berniat bicara tapi sulit merasa tenggorokannya kering. Dia menutup mulut kembali membasahi tenggorokan dengan air liurnya. Dia buka mulutnya lagi dan bersuara.

"Chogiyo.." ucapnya serak.

Wanita tua itu seraya membuka mata dan terkejut. Seraya dia berdiri dari duduknya menatap putranya.

"Jongin? Ya Tuhan, kau sudah bangun?" menggenggam tangannya.

Pria yang dipanggil Jongin mengernyit. "Nugu.. Seyo?"

Deg

Ny. Kim bergerak mundur menutup mulut menggunakan tangan. "Tidak mungkin" lirihnya dengan mata memanas. "Dokter" dia melirik pintu. "Dokter! Dokter..!" dia berlari ke luar kamar rawat.

'Siapa.. Aku?'

...

Ny. Kim yang berdiri di samping ranjang Jongin sudah berderai air mata melihat putranya yang menatap dirinya bagai orang asing. Sedangkan Tn. Kim yang berdiri di sebelah sofa tidak jauh dari ranjang hanya bersidekap dada menatap seorang Dokter yang sedang menangani Jongin.

"Anda bisa melihat dengan jelas?" tanya Dokter dengan bahasa Jepangnya sambil menggerakkan jari telunjuk di depan wajah Jongin.

Jongin mengangguk. Dia kini sedang dalam posisi duduk. Alat penahan lehernya sudah dilepas beserta alat bantu pernapasannya.

"Apakah anda mengingat kejadian sebelum anda berada di sini? Dan apa yang menyebabkan anda seperti ini?"

Jongin menggeleng.

"Anda kenal siapa mereka?" menunjuk Tn dan Ny. Kim.

Dan Jongin menggeleng kembali.

"Bahkan siapa diri anda?"

Sekali lagi Jongin menggeleng.

This Is Crazy [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang