Somi memperhatikan Mingyu dari kursi pantry yang sedang sibuk kesana kemari dengan apron hitam yang terpasang ditubuhnya. Bukannya tidak mau membantu atau bagaimana, Mingyu yang menyuruhnya duduk diam disana selagi dia memasak.
"Kamu udah liat kamar?"
Somi mengangguk walaupun Mingyu tidak dapat melihatnya. Dagunya dia tumpu dengan telapak tangannya di meja.
"Udah."
"Suka?"
"Yah...lumayan. Pemandangannya bagus sih. Saya lebih suka rumah gak bertingkat kayak gini."
Mingyu menoleh sebentar sambil tersenyum kecil. Somi sendiri sedang sibuk menatap buah-buahan yang tersaji di sana. Kata-katanya pada Mingyu sedikit lebih sopan semenjak dia mengetahui apa profesi pria itu.
"Kenapa?"
"Enak aja gitu. Gak ribet dan semua aktivitas gak terbagi dua. Bapak yang pilih rumahnya ya?" ujar Somi seraya memicingkan matanya menatap punggung lebar itu curiga.
"Saya kan udah bilang, semuanya sudah di urus orangtua kamu sama saya. Kita tinggal terima beres."
Somi mengangguk-anggukan kepala mengerti. Tangannya mulai mengambil buah anggur hijau lalu memakannya perlahan. Kepalanya berputar memikirkan ini semua. Apalagi memikirkan Mingyu, yang baru ia ketahui kalau profesinya adalah dosen di kampus ternama yang pastinya banyak dosen-dosen wanita cantik.
Ia pikir ini kejadian yang aneh. Kenapa mau-maunya pria 25 tahun ini menyetujui pernikahannya yang sudah di atur sedemikian rupa oleh orangtuanya? Apalagi calonnya ini masih di bawah umur.
"Mikirin apa?" tanya Mingyu sambil mencuci beberapa sayuran di westafel yang terletak di samping Somi.
"Pak, apa bapak gak punya cewek?"
Mingyu berhenti mencuci. Dia mematikan keran airnya kemudian menyusun sayuran di sebuah piring khusus. Somi memperhatikan pergerakan Mingyu yang seolah-olah bersikap santai dengan pertanyaannya.
"Jadi itu yang kamu pikirin?"
"Gak cuman itu,"
Mingyu mulai memperhatikan Somi. Mereka saling berhadapan dengan Mingyu yang berdiri di sebrang meja. Somi menatap wajah Mingyu yang memang terlihat tampan untuk seorang lelaki dewasa juga mapan.
"Kok bapak mau aja dijodohin sama saya yang masih anak sekolahan? Oke, saya akuin bapak itu ganteng, mapan. Masa bapak gak laku?!"
Mingyu terkekeh. Somi tersentak melihat wajah yang baru dilihatnya selain wajah seperti diktator tadi siang dan di supermarket. Ternyata Bapak Dosen bisa manis juga.
"Saya bukannya gak laku. Kalo kamu mau tau, saya banyak terima surat cinta dari mahasiswa saya sendiri. Tapi, saya yakin pilihan orangtua adalah yang terbaik bagi saya."
"Sombongnya!" pekik Somi sambil melempar sebiji anggur pada Mingyu. Pria itu hanya mendengus melihat bagaimana Somi mencibirnya.
"Kamu tanya, ya saya jawab."
"Tapi jangan sombong gitu dong! Gak enak tau dengernya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Mingyu [✔]
Fanfiction"Aneh, kelas 3 SMA bukannya disuruh belajar malah disuruh nikah sama om-om." -Jeon Somi. "Hanya menuruti keinginan orangtua, karena pilihan mereka adalah yang terbaik bagi saya." -Kim Mingyu.