Tring!
Somi mengecek ponselnya saat ia sedang jalan santai menuju halte bus depan sekolahnya. Dia melihat ada sebuah pesan masuk dari Mingyu.
Mingyu
Maaf, saya gk bisa jmpt...Melihat pesannya membuat Somi tanpa sadar berdecih keras dan hanya membacanya tanpa merespon. Ponselnya ia masukan kembali ke dalam saku jas sekolahnya dan kakinya berhenti setelah sampai di halte bus.
Tak lama kemudian bus datang dan Somi penumpang pertama yang menaiki bus dari halte sekolah bersama beberapa anak lainnya.
🐨🐨🐨
Mingyu menatap ponselnya. Kemudian dahinya mengerut kala pesan yang baru saja ia kirimkan hanya di baca oleh si penerima. Perasaannya cemas dan hatinya tidak tenang. Apakah semarah itu Somi padanya?
Mingyu menghelah nafas kasar sambil melempar ponselnya ke meja. Di rebahkannya punggung lebar itu pada kursi dan salah satu tangannya menarik poninya ke belakang menandakan bahwa ia sedang memikirkan banyak hal.
Kalau tau Somi marahnya seperti ini, Mingyu tidak akan menyetujui ajakan teman dosennya ini yang pernah satu SMA juga dengannya dulu. Sebenarnya, malam itu juga Mingyu dilema. Dia tidak enak dengan temannya yang memang walaupun mereka satu kampus mengajarnya, mereka jarang sekali bertemu karena departemen mata kuliah mereka berbeda.
Matanya melirik ponselnya yang tidak menunjukan balasan apapun dari Somi. Sejenak, ia melihat jam tangan mahalnya dan dengan segera ia membereskan semua kertas-kertas pekerjaannya sebelum pergi ke ruang rapat.
🐨🐨🐨
Somi sedang mengunyah permen karetnya sambil menonton televisi saat Mingyu tiba pada jam 9 malam. Mingyu terpaku melihat Somi yang masih terjaga pada hari sekolah. Dia pikir, dengan menunda waktu pulang membuatnya tidak akan bertemu Somi.
Mingyu mengulum bibirnya sambil mengganti sepatunya dengan sandal rumah. Dia tau kalau Somi sebenarnya mendengar suara pintu terbuka dan langkah kaki ini. Tiba-tiba Mingyu merasa sedikit kesal dengan sikapnya yang masih cuek sehabis insiden di pasar malam kemarin. Padahal, itu sudah berjam-jam yang lalu terjadi.
"Belum tidur?"
Mingyu berdehem untuk mengalihkan perhatian Somi. Pria itu menaruh jasnya di ruang makan dekat dapur yang terlihat dari ruang tengah. Gadis itu hanya menggidikan bahu sebelum mengambil tisu dan membuang permen karetnya ke tempat sampah sebelah kulkas.
Mingyu segera menghentikannya saat melihat Somi yang menghindar darinya. Ini sudah hampir 1 hari setengah mereka melalui keheningan yang tegang. Somi terlihat malas menanggapi Mingyu yang masih diam menatapnya.
"Kalo gak mau ngomong apa-apa, saya mau tidur!"
Somi kesal. Dia menunggu. Menunggu apapun yang keluar dari mulut Mingyu yang berkatian dengan malam itu. Tapi pria itu justru hanya diam tidak berkata dan hanya menatapnya dengan tatapan yang sulit dipahami Somi. Itu lagi-lagi membuatnya kesal setengah mati.
"Kamu masih marah?"
Somi mengangkat alisnya. "Marah? Siapa?"
Mingyu menghelah nafas sambil menatap ubin. Kemudian mengerjap sebentar sebelum menatap gadis yang menunggunya berbicara.
"Saya tau kamu marah. Saya mau minta maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Mingyu [✔]
Fanfiction"Aneh, kelas 3 SMA bukannya disuruh belajar malah disuruh nikah sama om-om." -Jeon Somi. "Hanya menuruti keinginan orangtua, karena pilihan mereka adalah yang terbaik bagi saya." -Kim Mingyu.