Besoknya benar saja apa yang dikatakan Somi semalam. Mingyu yang sedang mengajar diinterupsi dengan panggilan telfon dari calon istrinya yang menyuruhnya untuk segera datang ke sekolah. Mingyu memakai jas biru dongker dengan turtle neck hitam dan celana bahan warna yang sama.
Dia memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah dan keluar dari mobil. Saat disanalah banyak anak gadis yang memotret dan melihatnya dengan tatapan mendamba. Mingyu fokus pada ponselnya untuk menghubungi Somi yang tak kunjung mengangkat panggilannya.
Krssk...
"Halo bapak?"
"Ya ampun, Somi kamu dimana?"
"Aku lagi keluar kelas nih baru selesai belajar. Bapak udah sampe?"
Mingyu menatap ke sekelilingnya yang mana mata setiap manusia-manusia yang lewat otomatis melirik ke arahnya. Sebenarnya dia tidak begitu suka dengan suasana seperti ini. Di kampusnya saja dia sudah kerepotan dan risih. Tapi, demi Somi dia rela memenuhi permintaan gadisnya.
"Saya udah dari tadi diparkiran. Kamu cepet kesini kalo saya gak mau di culik orang!" titah Mingyu dan ia langsung mematikan sambungan telfonnya tanpa menunggu balasan Somi.
"Bapaaak!"
Mingyu langsung mengangkat kepalanya dan menemukan Somi sedang berlari kecil padanya. Mingyu cepat-cepat menyimpan ponselnya di saku dan tersenyum lebar menyambut kedatangan Somi. Dia merentangkan kedua tangannya hendak memeluk, namun Somi memundurkan tubuhnya dan mendorong Mingyu menjauh hingga membuat kerutan di dahi pria itu timbul.
"Kenapa?"
Somi melotot sambil menatap ke sekelilingnya. Mingyu sebenarnya sadar situasi, dia hanya ingin menggoda Somi. Matanya menatap dari atas hingga bawah. Memeriksa apa saja yang membuat gadisnya itu hari ini terlihat sangat cantik.
"Bapak?"
Mingyu menatap Somi dengan pandangan memuja. "Kamu cantik."
"Heh?" beo Somi menatap Mingyu yang sedang memandangnya tidak mengerti. Kenapa tiba-tiba begini? Pria itu makan apa ya pagi ini? Setau Somi, dia hanya meminum susu dan memakan roti panggang dan ham buatannya.
"Saya harus kemana nih?"
"Oh iya! Bapak harus ke ruang guru konseling."
"Kamu ngapain sih sampe saya harus ke sana? Kayaknya saya gak pantes jadi wali kamu deh, saya telfon Ayah mertua--
"Jangan! Ih! Bapak!" tolak Somi sambil mengambil ponsel Mingyu dari tangan lelaki itu. Tangannya segera mengeluarkan kontak yang menampilkan nomor Ayahnya.
Alis Somi menukik kesal. Dia secara tidak sadar memencet tombol di ponsel Mingyu dengan kasar. Pria itu hanya menatapnya heran.
"Emangnya kenapa?"
"Pokoknya gak boleh! Udah cepetan bapak ke ruang konseling sekarang!" paksa Somi. Tangannya yang sedang memegang ponsel Mingyu terangkat.
"Ini, saya sita! Bapak gak boleh pegang sebelum urusan bapak sama guru selesai!"
🐨🐨🐨
Somi menunggu di depan pintu guru konseling dengan was-was. Hatinya berdegup kencang apa yang akan terjadi padanya. Aduh, kalau sampai guru itu berbicara yang tidak-tidak dengan Mingyu bisa gawat!
Ceklek!
Pintu itu terbuka. Menampilkan Mingyu yang sedang menatapnya datar, kemudian melengos pergi begitu saja tanpa menghiraukan bocah gadis yang menatapnya takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Mingyu [✔]
Fanfiction"Aneh, kelas 3 SMA bukannya disuruh belajar malah disuruh nikah sama om-om." -Jeon Somi. "Hanya menuruti keinginan orangtua, karena pilihan mereka adalah yang terbaik bagi saya." -Kim Mingyu.