1 | Wasiat Papa

523K 13.7K 292
                                    

Assalamu'alaikum, Hai.

A/n: ini ditujukan untuk pembaca baru cerita Senandung Rasa (Cerita Yasfi) dan Requited Love (Cerita Kahfi).

Terima kasih untuk semua yang sudah baca cerita Senandung Rasa dari awal sampai akhir. Nah, setelah pengumuman INFO TERBARU terkait cerita Senandung Rasa yang akan SEGERA TERBIT, maka akan dilakukan penghapusan beberapa part mulai 1 Oktober 2020.

Bagi kalian pembaca baru, kalian masih bisa baca cerita ini di BAGIAN SERIES saja sekaligus untuk tahu bagian awal cerita Kahfi (Requited Love - Spin off cerita ini). Tapi, kalau mau langsung baca Requited Love juga dipersilakan. Jadi, jangan kaget saat dibuka chapternya BEBERAPA AKAN KOSONG karena DIHAPUS.

Kalau ada pertanyaan silakan di sini :)

Thank you!♥️

_________
___

"Keputusan Ayah sudah bulat, minggu depan calon suami Zita akan datang ke rumah."

Bak petir menyambut, Razita merasakan persediannya lumpuh mendengar ucapan Ayahnya barusan.

Dia memang menjaga diri dari kehidupan dunia, salah satunya menghindari hal-hal yang berkaitan dengan pacaran. Padahal teman-temannya selalu menyarankan dirinya untuk sesekali mencoba hal-hal yang menyenangkan di masa muda. Namun, dia menolak.

Tapi, dia juga tidak ingin merasakan hal antara perempuan dan laki-laki dalam satu ikatan secepat ini. Sungguh, Razita baru saja berumur 21 tahun, dan dia masih ingin menikmati masa kuliah, main bersama sahabat, mengejar mimpinya untuk berkeliling dunia, meraih cita-citanya sebagai penulis bukan terikat dalam satu pernikahan.

Razita hanya terduduk lemas di pinggir ranjang, jika Uminya masih ada, beliau pasti sudah memeluk Razita karena keputusan mendadak Ayahnya ini.

Keputusan Ayah adalah hak mutlak, dan Razita tidak bisa menolak itu. Razita teringat sebelum Uminya meninggalkan mereka selamanya, pesan terakhir yang selalu Razita patuhi adalah 'turuti apapun kemauan Ayah'.

Sisi hatinya memang membenarkan untuk tidak menolak, dia adalah anak yang menuruti apa keinginan orang tua, apapuan kemauan Ayahnya dia yakini sebagai hal yang baik, termasuk perjodohan dengan seseorang yang belum ia kenal.

Razita memilin kerudung yang menjulur, dia hanya mengangguk pelan menyetujui ucapan Ayahnya. "Iya, Yah, Razita setuju."

Rosyid menghampiri anaknya, dia berdiri di depan Razita membawanya dalam pelukan. "Alhamdulillah, Zita memang selalu menuruti apa yang Ayah mau."

Kaca matanya berembun, Razita mengelap sudut matanya yang berair. Dalam hati ia meminta permohonan kepada sang Ilahi, semoga saja perjodohan ini membawa kebahagiaan untuknya dan untuk calon suaminya.

Bagi Razita menikah adalah ibadah, dan dia tidak mungkin menolak salah satu sunah Rasul itu. Terkadang Razita akui, daripada dia harus terus menahan godaan duniawi yang terus menawarkan keindahan paras para Adam, lebih baik dia menikah untuk bisa mengendalikan dirinya yang nantinya hanya tertuju pada suaminya itu.

Dia akui, dia juga sama seperti remaja lain yang ingin merasakan dicintai dan diberi perlindungan, atau Razita juga ingin seperti selebgram yang sering dia stalk: travelling bersama orang yang dia cintai.

Membayangkannya saja, sudah membuat pipi Razita panas.

Mungkin saja laki-laki itu adalah jawaban dari setiap doanya, jawaban dari rasa bersabarnya, jawaban dari segala penantiannya.

"Bismillah, atas nama-Mu Ya Rabb, hamba menerima perjodohan ini."

🍃🍃🍃

Senandung Rasa [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang