Yasfi - Razita Series [9] - Last

145K 5.1K 149
                                    

Alhamdulillah sampai juga di tahap ini, bab terakhir cerita Yasfi - Razita.❤️

Siap?

Bismillah.
_____________________________

Hari bahagia yang ditunggu tiba. Razita tengah sibuk menyiapkan pakaian terbaiknya, sekaligus bersiap untuk make up oleh perias yang telah ia sewa.  Inginnya sedehana, tidak perlu tampil mewah yang terpenting terlihat rapi hari ini. Namun, keinginan Yasfi yang membuatnya harus tampil berbeda. Razita dibenahi—mau tidak mau—untuk mengikuti serangkaian persiapan.

Tak lupa pakaian terbaik untuk Yasfi; sebuah jas, celana cino hitam, menemani Razita yang berkebaya dengan berbalut baju toga.

Laki-laki itu meneliti penampilannya kembali, ia tidak ingin tampil buruk di hari yang bahagia ini—walau ia tidak bisa berwisuda bersama Razita, namun mengantarkan istrinya ke puncak kesuksesan cukup baginya menambah rasa syukur.

Ia mungkin akan mengikuti wisuda gelombang selanjutnya, masih banyak hal yang mesti ia lakukan.  Bunda Sarah turut hadir di acara wisuda Razita sebagai orang tua satu-satunya bagi mereka yang menemani.

"Fi...."

Yasfi berhenti menatap pantulan cermin saat sahutan suara Razita mengudara, ia membalik diri. Menatap kagum pada perempuan yang begitu ia cintai kini nampak cantik menawan dengan balutan kebaya dan toga yang menamani.

Keheningan suasana kamar melingkupi mereka, belum ada yang mampu Yasfi ucapkan karena terlalu kagum pada penampilan Razita.

"Ini agak ribet, Fi," Razita nampak berusaha leluasa bergerak, ia menatap pakaiannya dari bawah hingga atas, sudah saja kebaya dan baju toga yang menyulitkannya, kini ia bahkan disuruh memakai heels yang lumayan tinggi baginya, sebab ia sendiri tidak pernah memakainya.

"Aku kayaknya ganti sepatu, ya? Atau, make up nya terlalu mencolok, dan aku engga leluasa pakai softlens gini. Jadi—" Yasfi menghentikan ucapannya dengan menarik jemari Razita hingga membuat perempuan itu menubruknya di bagian depan.

Razita terperangah, menatap wajah Yasfi yang tidak henti memandangnya dengan penuh senyum.

"Kamu cantik, Zita," lugas Yasfi dengan senyum mengembang. Ia mengelus pipi Razita yang nampak kemerahan, entah efek make up atau memang gadis itu yang tersanjung mendengar pujiannya.

"Tidak kurang suatu apa pun," tambah Yasfi sembari meneliti tiap detail riasan istrinya.

"Tapi Fi, ini berlebihan. Aku cuma mau tampil sederhana dan rapi," kilah Razita.

Yasfi menggeleng tegas, menangkup wajah Razita. "Ini cukup rapi dan cantik, di hari spesial, kamu juga harus tampil spesial, Zita. Ini engga berlebihan."

Wajah serius Yasfi membuat Razita yakin. Ia tersenyum tipis dan mengangguk.

"Kalau nanti kamu ribet, kan, ada aku," Yasfi mengulurkan telapak tangannya agar Razita menyambutnya.

Gadis itu tersenyum hangat sembari menaruh tangan kanannya di atas telapak tangan Yasfi, menggengam erat seolah ia takut ia laki-laki itu meninggalkannya. "Janji, ya?"

"Iya," Yasfi membawa tangan Razita agar mengait di lengannya, "tapi, kalau kesandung dikit, engga apa-apa, ya?" Razita tertawa, mencubit pipi Yasfi seperti biasa.

Suaminya itu memang suka sekali menjahilinya.

Keduanya berjalan ke arah depan, bersiap untuk berangkat ke hotel tempat terselenggarakannya acara wisuda.

Bunda Sarah tersenyum hangat menyambut Razita yang sudah rapi, beliau memakai kebaya yang sama dengan Razita, warna peach dan gold.  Ketiganya siap berangkat menuju kampus untuk menghadiri acara wisuda Razita.

____

Senandung Rasa [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang