Yasfi - Razita Series [6]

87.4K 4.7K 84
                                    


Bismillah, selamat membaca.

Jangan lupa tekan bintang & komentar☺️
_____

Pagi yang cerah untuk sarapan bersama. Setelah salat subuh, biasanya Razita hanya memasak untuk porsi dua orang, dirinya dan Yasfi. Hari ini menu makanan menjadi lebih banyak, meja makan penuh dengan kursi-kursi yang terisi.

Yasfi duduk di bagian depan, Razita di samping kanannya dan Alesya mengikuti, sedangkan Arsya di samping kiri Yasfi dengan Citra di sebelahnya, Arsenzio belum terbangun, mungkin anak itu masih terlelap karena semalam sempat menangis dan membuat Citra dan Arsya terjaga.

"Pagi ini mau ke mana? Saya sama Razita hari ini free, kita bisa jalan-jalan," Yasfi membuka percakapan. Dentingan sendok seketika berhenti.

Razita mengangguk menyetujui, menatap seluruh anggota keluarga yang sedang makan, "Boleh, tuh. Kita bisa ke tempat-tempat yang biasanya dikunjungi ke Bandung,"

"Ica mau ke Alun-alun, Mbak, ke Masjid raya Bandung," Alesya memotong, matanya berbinar membayangkan ke tempat-tempat yang tadi ia sebutkan

"Boleh 'kan, Kak?" tanya Alesya pada Arsya, yang dijawab dengan anggukan pelan.

Razita menatap gadis itu yang nampak senang, seolah tidak sabar untuk segera berangkat dan menghabiskan sarapan.

"Ya udah, Aku sama Ica dan Citra main. Kalau kalian?" Razita menatap suaminya dan Arsya bergantian.

Yasfi sempat berpikir sejenak, sedangkan Arsya memilih mengedikkan bahu, menyerahkan sepenuhnya pada keputusan Yasfi.

"Aku mungkin akan  ke Cafe Kahfi aja, sekalian tanya keadaan dia. Terus ngobrolin bisnis yang kemarin," jawab Yasfi, matanya melirik Arsya meminta persetujuan.

Laki-laki itu menyetujui, "boleh, sambil minum kopi," tambahnya dengan terkekeh pelan.

Yasfi ikut tertawa, "nanti kamu sama yang lain nyusul aja ke sana, kita pulang bareng."

"Gimana?" Pandangan Yasfi mengendar, yang paling antusias menyetujui adalah Alesya, ia sampai mengangkat jempolnya. Semua penghuni meja makan tertawa dibuatnya.

Anggukan setuju dari semua pihak membuat kesepakatan jalan-jalan tadi berjalan lancar, selesai sarapan bersama, semuanya pergi ke tempat tujuan masing-masing.

____

Tiba di Alun-alun Bandung, suasana pagi di hari senin tetap tidak lepas dari keramaian Alun-alun. Di sisi jalan banyak yang berjualan makanan ringan, kendaraan roda empat dan dua turut meramaikan jalan, para anak sekolah yang sedang berlatih olahraga di tengah lapangan, ada pula anak-anak muda yang sedang berkumpul layaknya berdiskusi.

Kadang kala, Alun-alun ini juga suka dipakai untuk tampil suatu acara sebab memiliki lapangan yang luas, suasana Alun-alun yang semakin sore menuju malam menjadi puncak membludaknya pengunjung.

Belum lagi di sebrang dekat Alun-alun, terdapat Masjid raya Bandung. Megah dan nampak asri, suasana sejuk yang menyajikan pemandangan pusat kota Bandung menjadi daya tarik sendiri. Hilir mudik orang memasuki Masjid, waktu salat dhuha memang sudah tiba.

Orang-orang yang sekadar duduk seperti mereka juga banyak. Petugas pembersih masjid nampak sibuk membersihkan area masjid, menyapu bagian halaman dan dalam hingga mengepel lantai. Bersih dan nyaman untuk pengunjung tempati.

Tiga perempuan yang berbeda generasi itu duduk di teras masjid, beristirahat dengan memandangan suasana Bandung di hari senin yang nampak ramai.  Alesya memilih pergi ke dalam masjid untuk salat dhuha, Citra dan Razita memilih bergantian sembari bermain dengan Arsenzio.

Senandung Rasa [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang