22 | Pengorbanan Cinta

104K 6.8K 225
                                    

Bismiilah, Assalamualaikum.

Mana nih suara pejuang update?😂

Maaf ya baru sempat update malam, qodarullah tadi siang sebenarnya mau update, eh ada halangan.

-------------------

Selamat membaca.

Jangan baper ya, aku😐

---------------

YASFI :

Keputusan yang berat bagi Yasfi untuk membalik arah perjalanan dan memilih menyusul Kahfi ke rumah sakit, tidak sempat waktunya jika ia membawa Razita. Tak ada pilihan lain.

Kenapa baru saja Yasfi ingin membahagiakan Razita, memberikannya kejutan tapi malah terancam gagal.  Kadang memang untuk mencapai sesuatu perlu perjuangan yang berat.

Dia fokus pada jalan, mengendarai mobilnya dengan cepat, sebenarnya ada perasaan khawatir juga jika terjadi sesuatu pada keluarga Kahfi, dia bahkan sudah dianggap anak oleh Tante Khadijah sendiri.

Matanya melirik buket bunga yang teronggok di sampingnya, bibir Yasfi melengkung ke bawah dengan pandangan sedih, "Jangan layu dulu!" perintahnya, seolah menganggap bunga bisa mendengar perkataannya tadi.

Sampai di rumah sakit, Yasfi segara menyusuri rawat inap, ruang anggrek tepat kakak Kahfi dirawat.

Matanya mengendar mencari keberadaan Kahfi, lalu bernapas lega karena menemukannya yang duduk di kursi tunggu.

Mata Yasfi menyipit, bukan karena aneh melihat wajah Kahfi yang ditekuk melainkan seseorang di samping Kahfi.

"Kaf," seru Yasfi pelan. Kakinya melangkah menghampiri Kahfi yang duduk.

Dia melihat Kahfi mengangkat wajah masamnya, tapi langsung tersenyum lega saat melihatnya.

"Akhirnya, Fiiii," ujarnya riang. Dia segera berdiri dan menarik Yasfi duduk seolah mempersilakan tamu agung.

Yasfi tidak mengerti, dia melihat kejanggalan di sini. Kini posisinya duduk berdampingan dengan seseorang yang dari sedari tadi sibuk meminum air di wadah botoh dot, mata bulatnya menatap lekat Yasfi. Sepertinya, dia sedang minum susu.

Ya, seseorang itu adalah anak perempuan kecil, memakai kerudung ungu bergambar kupu-kupu di belakangnya, juga baju gamis kecil yang menjuntai.

"Nah, pas," seru Kahfi dengan menepuk pelan pundaknya. Matanya seolah menilai kecocokan antara dirinya dan anak kecil itu.

Kahfi lantas membalik diri, matanya seperti mencari-cari keberadaan seseorang yang lain di belakang sana.

"Nyari siapa, sih?"

"Razita," tukas Kahfi cepat.

Yasfi sontak membulatkan mata. Apa-apaan Razitanya dicari Kahfi!

Dia melepaskan rangkulan lengan Kahfi dengan segara. "Ngapain cari Razita gue?"

Kahfi menyeringai, "kalian 'kan pasangan, harusnya dateng berudua dong. Mana sekarang Razitanya?"

"Engga ada!"

Dia bisa melihat Kahfi mendengus pelan, lantas kembali membuka suara, "Biasanya pasangan itu identik sama anak gitu'kan?"

Yasfi menautkan alis, masih bingung arah pembicaraan Kahfi sebenarnya hendak ke mana. Pasangan, anak, maksudnya?

Senandung Rasa [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang