Different 17

327 35 13
                                    

Mobil hitam alphard melaju membelah jalanan lenggang di bawah semburat cahaya rembulan putih. Suara murottal mengiringi perjalanan mobil tersebut. Pada malam terang ini, satu keluarga baru saja pulang dari bandara menjemput ayah tercinta yang baru saja pulang dari kerja dinas luar. Terlihat mereka tampak kelelahan karena sebelum pulang mereka singgah ke Taman mini terlebih dahulu, kata mereka sekalian liburan keluarga.

"Gimana hapalannya, Nak?" Suara bariton khas seorang ayah terdengar, membuat Tika dan Fachri yang sebelumnya menutup mata dengan refleks membuka mata karena tahu jika suara itu adalah suara yang jarang sekali mereka dengar. Bisa dibilang suara itu adalah suara yang paling mereka rindukan setelah setengah tahun berpisah. Saking rindunya, setiap hari mereka memutar rekaman suara Abinya yang ber-murottal merdu itu di rumah.

"Kenapa, Bi?" Tanya Fachri dan Tika bersamaan karena tidak terlalu mencerna pertanyaan Abinya dari.

"Hapalan kalian gimana?" Ulang Abinya sesekali melirik kedua anaknya.

"Kalau Kakak sih alhamdulillah nambah, Bi. Insha Allah menuju 30 juz." Jawab Fachri tersenyum, dia sangat antusias jika Abinya menanyakan hapalannya. Bukannya dia sombong ingin dipuji, tetapi dia ingin Abinya bangga padanya, karena awalnya dia mengecewakan Abinya karena sebelumnya hapalannya tidak pernah bertambah, selalu itu-itu saja, yakni 22 juz. Tetapi karena semangatnya yang tinggi, dan cita-citanya yang ingin orang tuanya kelak dipakaikan jubah dan mahkota kehormatan di akhirat. Sesuai dengan yang terdapat di dalah sebuah hadits, dari Abu Hurairah ra, ia berkata, "Baginda bersabda, orang yang hafal Alquran kelak akan datang dan Alquran akan berkata : "Wahai Tuhan, pakaikanlah dia dengan pakaian yang baik lagi baru." Maka orang tersebut diberi makota kehormatan.
Alquran berkata lagi: "Wahai Tuhan tambahkanlah pakaiannya." Kemudian orang itu diberi pakaian kehormatannya. Alquran berkata lagi: "Wahai Tuhan, ridhailah dia." Maka kepadanya dikatakan, "Baca dan naiklah." Dan untuk setiap ayat, ia diberi tambahan satu kebajikan." (HR. At Tirmidzi).

Spontan Abinya tersenyum lebar "Wah, kemajuan pesat yah, Kak. Tapi hapalannya udah di murojaah belum?"

"Alhamdulillah udah, Bi. Kakak ngajak temen ngapal bareng, terus habis dihapalin kita saling bantu murojaah hapalan. Jadi alhamdulillah ngapalnya jadi gampang." Jawab Fachri.

"Itu bagus, Kak. Mengajak temen dalam kebaikan itu pahalanya besar. Apalagi kalau menghapal Al-Qur'an. Abi pernah denger ceramah ustadz Somad kalau kita yang mau istiqomah di jalan Allah harus cari teman supaya kita saling bergandeng jika salah satu dari kita terpeleset di jalan yang salah." Jelas Abinya sambil mengingat ceramah dari Ustadz Abdul Somad yang kemarin dia dengar di Youtube. Abinya memang sering mendengar ceramah-ceramah yang bermanfaat dari beberapa ustadz di youtube, tapi terkadang beliau biasa menyempatkan diri untuk pergi secara langsung ke kajian-kajian yang ada. Itulah kebiasaan Abinya sejak kecil, tidak sekalipun beliau tidak menonton ceramah barang seharipun. Dan beliau bersyukur atas kebiasaannya tersebut, kebiasaan yang sangat bermanfaat dan menimbulkan manfaat besar untuk kehidupannya. Kita sendiri tahu jika keimanan kita kadang naik dan kadang turun, dan satu hal yang membuat keimanan kita bisa tetap naik adalah dengan mendengarkan ceramah setiap hari.

"Iya, Bi. InshaAllah Kakak bakalan terus ngajak temen kakak dalam kebaikan."

Abinya tersenyum, kemudian beralih melirik Tika melalui cermin di depannya, "Kalau Adek bagaimana?"

"Kalau Adek Alhamdulillah juga nambah Abi, sama kayak Kak Fachri, adek udah mau 30 juz." Tak mau kalah dengan kakaknya, Tika yang sebelumnya sudah 24 juz kini melambung hampir mengkhatamkan Al-Qur'an. Hapalan Tika memang lebih banyak dari Fachri karena sewaktu di pesantren dirinya memfokuskan dirinya untuk menghapal, niatnya sih mau mengkhatamkan Al-Qur'an di sana, tetapi takdir berkata lain, orang tuanya lebih setuju jika dirinya untuk menghabiskan hapalannya di sekolah barunya, yang sangat berbeda dari kehidupan pesantrennya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang