Matahari yang masuk melalui celah gorden kamar bernuansa hitam itu menyilaukan mata Maddi. Wanita itu menggeliat dan bangun dari tidurnya, matanya menyipit menyadari kamar asing yang ia tempati saat ini. Lalu ia melirik ke kanan dan mendapati seorang pria dengan tubuh atletis yang tentunya sangat menggoda untuk ia sentuh ototnya, tertidur dengan tenang. Maddi tidak tahu siapa pria ini ia hanya ingat mereka bertemu semalam di bar.
"Maddi, kau sudah bangun?" tanya pria itu dengan suara berat khas seorang yang baru saja bangun tidur sambil mengusap matanya.
"Ya, kau siapa, Tuan?" tanya Maddi mengeratkan selimutnya.
"Oh, kau melupakan siapa namaku setelah semalam kau meneriakkan namaku berkali-kali?" Axel tersenyum miring.
"Aku rasa aku mabuk." Maddi tersenyum manis sambil mengusap keningnya.
"Baiklah, kita ulang perkenalan kita semalam, Nona." Axel tersenyum dan mendekatkan diri ke sebelah Maddi. "Namaku Axel Trevor Smith."
Maddi tersenyum saat Axel mencium punggung tangannya dengan lembut. "Aku Madeline Knapp. Senang menghabiskan malam bersamamu, Tuan Axel. Kau sangat memuaskanku."
"Aku juga senang menghabiskan malam bersamamu, Maddi. Aku suka saat kau meneriakkan namaku waktu pelepasanmu datang."
Ugh! Ini terlalu pagi untuk membahas hal vulgar seperti itu. Maddi turun dari ranjang dan memakai pakaian dalamnya yang tergeletak sembarangan di lantai beralaskan karpet bludru hitam. "Aku ingin memakai kamar mandimu terlebih dahulu, Axel."
Shit, Axel menggeram rendah saat melihat pantat indah Maddi bergerak saat wanita itu berjalan menuju kamar mandi. Axel segera turun dan memakai boxernya menyusul Maddi yang belum sempat menutup pintu kamar mandinya.
"Kenapa kau seindah itu, Sayang?" Axel menarik Maddi mendekat dan membalik tubuhnya lalu meremas pantat padat Maddi yang membuat wanita itu melenguh dan berpegangan pada bahu kokoh Axel.
"Axel cukup," ujarnya saat bibir tipis Axel mulai menjelajah leher sampai cuping telinganya.
"Tidak bisa, Maddi. Kau candu bagiku."
Maddi terkekeh sambil meremas rambut Axel yang semakin menurunkan ciumannya ke dada. "Aku tidak bisa memuaskanmu, Sayangku. Periodku baru saja datang, maaf."
Axel menghentikan kegiatannya dan menatap Maddi dengan mata yang berkabut gairah. Ia mendesah kecewa lalu memeluk Maddi merasakan dada kenyal wanita itu menabrak dada bidangnya. "Aku tahu kita hanya sebatas orang asing, tapi aku benar-benar memiliki ketertarikan khusus atas dirimu, Maddi."
"Begitu juga aku, Axel." Maddi mengusap punggung tegap itu pelan. "Aku harus mandi dan pulang, maaf jika aku mengotori ranjangmu dengan darah menstruasiku," tukas Maddi lalu melepas pelukan Axel dan berjalan menuju bathub yang sudah terisi dengan air hangat.
⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️
Jam tangan keluaran terbaru dengan merk Gucci di pergelangan tangan seorang Axel Trevor Smith sudah menunjukan pukul Tiga sore, namun sejak minggu lalu, ia berpisah dengan wanita bernama Maddi itu, pikirannya tak pernah berhenti memikirkan tubuh indah Maddi. Di kepalanya, terus berputar desahan Maddi yang menyebut namanya seperti kaset rusak.
"Oh, Shit! Kenapa harus seperti ini?!" Axel mengacak-acak rambutnya yang biasa terlihat rapih.
Pintu ruangan kerjanya terbuka dan memunculkan sosok wanita dengan tubuh bak gitar spanyol dan wajah seperti barbie.
"Sayang, kau sudah berjanji padaku akan menemaniku di acara ulang tahun perusahan rekan kerja ayahku," ujar wanita itu duduk di pangkuan Axel.
"Sabrine, aku tidak pernah berkata seperti itu. Dan bangunlah dari pangkuanku!" Axel mendesis tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVELY STRANGERS [#1 Romance Series]
RomanceDia datang sesejuk embun pagi, menyapaku dengan senyuman yang melemahkan seluruh saraf tubuhku, mendekapku di antara dua lengan kokohnya, membisikan kata perkenalan yang indah dengan nada lembut dan membuatku serasa melayang sampai aku terjebak dala...