Kini, Axel sudah sampai di Paris bersama Sabrine dan ia juga sudah menyapa Mr. Calvier selaku pemilik acara. Sialnya Sabrine terus menempel padanya sejak awal acara sampai sekarang. Ia sudah memutuskan untuk menginap di Paris sekalian mengistirahatkan pikirannya sejenak. Tapi sialnya lagi wanita cerewet itu rewel sekali meminta agar satu kamar dengannya.
Dengan tangan masih memegang gelas berkaki berisi wine yang baru saja ia ambil dari pelayan yang berkeliling di sekitar tamu itu, mata Axel terus menjelajah mencari sosok Maddi. Kenapa juga Axel tidak sadar bahwa ia lebih sering bertemu Maddi di acara formal seperti ini di banding bar? Ah, sungguh, Axel bodoh.
Dari kejauhan, seorang wanita dengan rambut blonde mengedipkan mata genit pada Axel dan entah mengapa, Axel justru membuang mukanya untuk menghindari wanita itu. Sejak malam itu terjadi, Axel tidak tahu mengapa tubuhnya seolah menolak sentuhan tangan lembut wanita selain Maddi. Tapi tunggu, mengingat nama itu Axel kembali menoleh ke arah wanita yang tadi mengedipkan mata pada Axel. Postur tubuh bahkan wajahnya sangat mirip dengan Maddi. Shit, Axel kehilangan jejak boykiller itu!
Menahan umpatan, Axel menegak habis wine di gelasnya dan menaruhnya di atas nampan yang di bawa pelayan. Axel terus berusaha menemukan sosok itu, wanita yang berhasil menyita seluruh perhatiannya seminggu penuh ini dan mengabaikan Sabrine yang terus mengoceh tentang gaun pernikahannya yang katanya akan di rancang oleh designer yang menjadi langganan keluarga Kardashian. Terserah wanita itu saja, Axel benar-benar tidak memperdulikan apapun kecuali wanita berambut blonde itu.
"Anda mencari seseorang, Mr. Smith?" tanya seseorang sambil menyodorkan segelas wine padanya.
Axel menatap wanita di hadapannya. Senyumnya tiba-tiba terbit menggoda dan menerima wine itu. "Ya, aku mencari Mrs. Beatrice, apa anda tahu sosok pimpinan K-Star Enterprise?"
Wajah wanita itu berubah dingin dan tak terbaca. Oke, dari sini Axel tahu jika dia salah bicara. Menurut info yang tadi ia baca di Google, Madeline Knapp sengaja tidak menggunakan nama depannya, yaitu Beatrice yang diambil dari nama ibunya. Ia sangat membenci sang ibu sampai ia tidak ingin mendengar nama itu lagi, namun sayangnya sang ayah, Jason Timothy justru meminta seluruh karyawannya memanggilnya dengan Mrs. Beatrice, dan dari situlah awal mula mengapa Maddi sangat benci bekerja. Saat semua orang memanggilnya dengan nama sialan itu, hatinya terasa sangat panas.
"Lupakan soal itu, Maddi. Maafkan aku," ujar Axel menyesal.
Maddi seketika tersenyum. "Tidak masalah, Axel."
"Axel, kau melupakan aku hanya karena wanita jelek ini?!" sentak suara nyaring di belakang punggung tegap Axel.
Maddi hanya mengangkat kedua alisnya sambil tersenyum mengejek pada Axel. Axel menggeram dan berbalik menatap Sabrine dengan marah. Sungguh, jika saat ini mereka tidak berada di ballroom yang berisi seribu orang lebih ini, Axel akan membentak wanita tidak tahu diri itu, hanya saja Axel masih memiliki sedikit rasa iba.
"Berhenti menggangguku!" desis Axel tajam sambil menekan setiap katanya.
"Kau datang denganku, jadi kau juga harus bersamaku!" balas Sabrine nyaring yang mengakibatkan beberapa tamu memusatkan perhatiannya pada mereka.
"Ada yang bisa ku bantu, Axel?" tanya Mr. Calvier.
Axel memejamkan matanya sejenak. Sabrine benar-benar membuatnya malu di depan Mr. Calvier. Mau di taruh di mana harga dirinya sebagai CEO yang terkenal berwibawa dan dingin?
"Ah, Uncle Daniel." Maddi mengalihkan perhatian Mr. Calvier dari Axel. "Selamat karena kau sudah sukses membangun perusahaan yang mampu menghidupi ratusan orang selama tujuh tahun terakhir."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVELY STRANGERS [#1 Romance Series]
RomanceDia datang sesejuk embun pagi, menyapaku dengan senyuman yang melemahkan seluruh saraf tubuhku, mendekapku di antara dua lengan kokohnya, membisikan kata perkenalan yang indah dengan nada lembut dan membuatku serasa melayang sampai aku terjebak dala...