"Lupakan semua yang terjadi di antara kita, Axel. Seperti yang aku bilang sebelumnya, kita hanyalah orang asing."
Sialan! Kata-kata Maddi terus berputar seperti melodi yang mengejeknya. Axel mengacak-acak rambutnya kesal karena setelah pertemuan itu, ia tidak bisa fokus dengan pekerjaannya yang sampai akhirnya membuat dia masih bertahan di dalam gedung tinggi itu padahal waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
Sebentar, Axel memejamkan matanya demi menghilangkan pening, namun deringan ponsel miliknya itu membuatnya terganggu. Di tambah lagi, Sabrine lah penyebabnya.
Axel menghela napasnya kasar lalu menggeser tombol merah dan tak lama kemudian. Wanita itu kembali menelpon yang mau tidak mau membuatnya mengangkat panggilannya.
"Kau sangat menggangguku," desisnya sebelum Sabrine mulai berucap.
"Bisakah kau menjemputku di Cotte's Club, Honey? Ku rasa aku sedikit mabuk."
"Aku tidak punya waktu untuk itu, Sabrine."
"Ayolah, kau juga pasti sangat menyukai pemandangan di sini."
"Tidak, terima kasih! Lagi pula, minta saja sopir ayahmu menjemputmu."
"Madeline kesayanganmu, sedang bersama pria tampan dan terlihat bahagia, Sayang. Apa kau tidak ingin—"
"Aku akan kesana sekarang!" Axel segera mematikan sambungan panggilan itu dan merapihkan beberapa berkas yang belum selesai ia pelajari lalu segera menuju lift dan turun sampai di basement.
Beruntung ia hari ini sedang membawa mobil sendiri. Rolls Royce berwarna silver itu mulai membelah jalanan Manhattan dengan lincahnya sampai tak hampir tiga puluh menit, Axel sudah sampai di halaman Cotte's Club milik Mario Clements Cotte yang menjadi langganan Maddi. Setelah turun dan memperlihatkan kartu membernya, Axel segera masuk dan mencari Sabrine yang sedang duduk di salah satu sudut club di temani satu botol wine. Ia segera menghampiri wanita itu dan duduk di sebelahnya, untuk saat ini Axel mengaku, jika Sabrine sedikit berguna.
Sabrine menoleh dan mencium bibir Axel sekilas. "Dia ada tepat di hadapanmu, Honey," ujarnya sambil menunjuk Maddi yang sedang berada dalam gendongan seorang pria dan parahnya lagi mereka sedang berciuman!
Axel menggeram sambil mengepalkan kedua tangannya di atas paha. "Ku rasa, mereka sangat cocok. Iya kan, Sayang?"
Axel melempar pandangannya pada Justin yang kebetulan sedang menatapnya. "Beri aku Vodka," ucapnya singkat lalu bersandar pada sandaran sofa dan memejamkan matanya sejenak sampai tangan lentik milik Sabrine mengelus dadanya pelan.
"Sabrine, aku sedang dalam mood yang buruk. Tolong jangan buat aku marah."
"Kau menyukainya? Madeline Knapp?"
Axel terdiam menatap Sabrine yang menunjukkan wajah seriusnya tanpa menjawab pertanyaan tiba-tiba itu.
"Kau tidak menjawabnya, aku anggap kau tidak menyukai wanita itu. Memang begitu bukan? Kau menerima perjodohan kita." Sabrine terus mengoceh lalu meneguk wine nya kembali.
Segelas vodka milik Axel datang dan pria itu langsung meneguknya sambil menatap tajam Maddi yang sekarang duduk di pangkuan pria tadi dengan memunggunginya. Mereka terlihat tertawa bersama dengan posisi yang intim tersebut, lalu tak lama Maddi menoleh ke arahnya sekilas. Axel mengernyitkan dahinya, mereka menyadari kehadiran Axel.
"Bisakah kau fokus padaku saja, Axel? Aku—"
"Diam, sialan!" Axel menggeram lalu beranjak setelah melihat Maddi pergi bersama pria yang sejak tadi bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVELY STRANGERS [#1 Romance Series]
RomantizmDia datang sesejuk embun pagi, menyapaku dengan senyuman yang melemahkan seluruh saraf tubuhku, mendekapku di antara dua lengan kokohnya, membisikan kata perkenalan yang indah dengan nada lembut dan membuatku serasa melayang sampai aku terjebak dala...