Sudah satu minggu setelah terakhir kalinya ia dan Axel melakukan panggilan video itu lalu nomor dan segala sosial media Axel tidak bisa di hubungi, namun untung saja kemarin ia bisa menghubungi Ferran dan lega rasanya mendapati Axel baik-baik saja. Kata Axel, ponselnya hilang setelah Axel kembali ke Hotel siang itu.
Dan menurut Maddi aneh, uang Axel lebih dari cukup untuk membeli sebuah ponsel pintar baru namun ia mencoba berpikir positif bahwa di dalam ponsel itu terdapat berkas-berkas penting sehingga Axel tidak mau membeli yang baru dan memilih untuk mencarinya.
Maddi menghela napasnya lelah lalu mengoleskan beberapa krim ke wajahnya setelah membersihkan wajahnya dengan facial wash. Tubuhnya serasa remuk karna ia harus turun langsung dalam mengecek keadaan lapangan untuk pemotretan produk barunya yang bekerja sama dengan salah satu agensi model ternama, Smith Entertaiment. Agensi model yang di pegang secara turun temurun itu sudah sampai di penerus pertamanya, Nick Alva Smith setelah sebelumnya di dirikan oleh ayahnya Werren Smith.
Maddi tahu jelas jika Nick adalah sepupu Axel selain Aldrick dan Jane. Werren Smith adalah anak ketiga dari Hanzel dan Pamela Smith setelah anak pertama mereka Jeremy Custon Smith, ayah Aldrick dan Jane, lalu Gregory Diesel Smith, ayah Axel.
Selain itu fakta lain yang Maddi tau tentang Nick adalah ia sudah menikahi seorang wanita bernama Istabelle. Istabelle sendiri bukan dari kalangan wanita yang sederajat dengannya, namun karna ada ikatan janji antara Spacey Smith dan ibu Istabelle ia akhirnya menikahi wanita sederhana tersebut dengan dalih perjodohan. Sekarang mereka hidup bahagia bersama dengan Sasha Sky Smith, putri mereka.
Maddi jadi semakin ragu dengan janji Axel yang akan menikahinya setelah pulang dari perjalanan bisnisnya. Karna lagi-lagi pasti Anne Dunn Smith akan membandingkan Axel dengan kedua sepupunya, Nick yang sudah berbahagia dengan Istabelle berkat perjodohan itu dan juga Aldrick yang katanya sudah menerima perjodohannya dengan Danielle Sinister. Ia menelan ludahnya sambil memutar-mutar cincin lamaran yang Axel pasangkan di jari manisnya.
"You deserve to be happy, Maddi. Kau harus egois dengan memiliki Axelmu sendiri." Maddi akhirnya berdiri dari duduknya dan memilih berbaring di ranjang lalu memejamkan mata setelah menyalakan lampu tidurnya.
⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️
Maddi merasa kalau ia baru saja memejamkan matanya, namun sekarang sinar matahari serta kicauan burung yang ramai itu mengusiknya pertanda bahwa pagi sudah tiba. Ia pun membuka matanya perlahan, indera penglihatannya menangkap seseorang. Masih belum yakin dengan apa yang ia lihat, Maddi menutup dan membuka matanya kembali berkali-kali.
Orang itu terkekeh geli. "Kau menggemaskan, ada apa denganmu?" tanyanya sambil mengeratkan rengkuhannya pada pinggang Maddi.
"Kau nyata?" tanya Maddi masih ragu dan berusaha menggapai rahang tegas itu.
Axel menarik tangan Maddi dan menciumnya bahkan menggigit-gigit kecil jari-jari Maddi.
"Kau sungguh Axel?!" tanya Maddi dengan wajah berbinar.
"Yes, Baby. I'm your, Axe," sahut Axel terkekeh saat Maddi tiba-tiba memeluknya sampai mereka terjungkal jatuh dari ranjang.
"Kenapa tidak memberi tahuku jika kau akan pulang sekarang? Kau bilang perjalananmu selama tiga bulan, ini baru satu bulan lebih tiga minggu, Axel!" Maddi mengomel sambil mencengkeram kerah kemeja Axel yang dua kancing teratasnya sudah terbuka.
"Aku sengaja pulang lebih awal dan memberimu kejutan, karna aku benar-benar tidak bisa jauh darimu dengan waktu selama itu," jelas Axel sambil tersenyum dan meremas pantat Maddi.
"Axel!!" Maddi melotot menatapnya.
"Come on, sayang. Aku merindukanmu, sungguh. Dan lihat dirimu, apa-apaan ini, kau memakai lingrie saat aku tidak di sini? Untuk apa, huh?" tanya Axel dengan wajah cemberut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVELY STRANGERS [#1 Romance Series]
Roman d'amourDia datang sesejuk embun pagi, menyapaku dengan senyuman yang melemahkan seluruh saraf tubuhku, mendekapku di antara dua lengan kokohnya, membisikan kata perkenalan yang indah dengan nada lembut dan membuatku serasa melayang sampai aku terjebak dala...