Moza memeluk Lexi erat, begitu pula dengan Lexi yang juga memeluk Moza erat.
"Aku senang kamu di sini Moza. Kakakku sudah menjelaskan semuanya kepadaku," ujar Lexi.
Moza mendongakkan kepalanya, tampak wajah bingung terlukis di wajah cantiknya.
"Kakakmu? Mark?" tanya Moza, tentu bukan maksud Moza menanyakan kenyataan saudara Lexi adalah Mark, hanya saja Moza memastikan apa yang dikatakan Lexi tidak salah dengar bahwa Mark menjelaskan semuanya.
"Iya, Mark kakakku. Apa kamu baru tahu? Aku kira Mark sudah memberi tahumu."
"Ah Iya, apa yang Mark katakan padamu?"
"Dia membawamu kemari, karena kamu habis ke rampokan. Untung saja ada dia, jadi Mark bisa membawamu kemari, jadi sekarang kamu bisa bertemu denganku," tutur Lexi menjelaskan. Moza hanya terdiam mendengar penjelasan Lexi, tentu saja semua itu bohong.
Apa Lexi tahu tentang kehamilanku. Tanya Moza dalam hati
"Maafkan aku yang terlalu lama. Aku harus mengurus perusahaan ayahku," ujar Lexi lagi yang hanya dibalas senyuman dengan Moza.
"Tak apa Lexi." Moza menarik nafas dalam, "Lexi apa kamu sudah tahu bahwa aku..." Moza tidak melanjutkan ucapannya.
"Apa? Oh Iya, tentu Mark sudah memberi tahuku, bahwa kamu akan tinggal di sini sementara," ujar Lexi.
"Apa??" teriak Moza kaget.
"Kamu ini, berisik sekali Moza." ujar Lexi seraya menutup kedua telinganya.
"Aku akan pulang, lagi pula untuk apa aku tinggal di sini?" tanya Moza.
"Mark bilang sampai acara pernikahannya dengan Anna. Kamu harus hadir di acara itu Moza. Kau tahu? Aku kurang menyukai calon kakak iparku."
Deg!
Bagai tersambar petir di siang bolong, Moza merasakan sakit di dalam lubuk hatinya yang terdalam. Lexi memperhatikan perubahan ekspresi pada wajah Moza.
"Ada apa, Moza?" tanya Lexi.
"Maaf, Lexi. Aku ingin ke kaMarku dulu," ujar Moza seraya berlari meninggalkan Lexi yang tampak bingung.
"Ada apa dengannya?" tanya Lexi khawatir.
Tanpa Lexi sadari, sedari tadi ada seorang pria yang mendengar setiap pembicaraan Lexi dan Moza tadi. Pria itu adalah Mark. Mark menghela nafas lelah.
"Seandainya aku bisa menukar posisiku denganmu, Lex," ujar Mark yang masih menatap kosong ke arah depan.
"Honey, kau bilang akan ke kantor, mengapa kau di sini?" tanya Anna seraya melingkarkan tangannya pada pinggang Mark.
"Hentikan Anna!" ujar Mark seraya melepaskan tangan Anna.
"Ada apa Mark?" tanya Anna kesal.
"Kau lupa? Aku hanya menjadikanmu kekasih kontrakku." Anna mendengus kesal.
"Ya, aku tahu, tapi tidak bisakah kamu kembali menjadikanku kekasihmu seperti dulu? Lagi pula apa maksudmu hanya mengontrakku hingga Lexi dan Moza menikah?" tanya Anna.
"Atau kamu hanya ingin membuat Moza cemburu saja? Kau menyukai Moza? Calon istri adikmu sendiri?" sambung Anna lagi.
"Itu semua bukan urusanmu, cukup aku ingatkan sekali lagi! Jangan urusi kehidupanku, karena aku tidak suka itu," ujar Mark penuh penekanan, lalu pergi meninggalkan Anna.
"Lihat saja kau Moza. Aku akan memberi pelajaran padamu." Anna tersenyum licik. Merencanakan aksi kejahatannya untuk Moza.
***
2 Bulan Kemudian.
Moza terduduk di depan cermin seraya mengelus perutnya lembut. Tiba-tiba terdengar sebuah ketukan dari luar.
Tok Tok Tok
"Ya, sebentar," jawab Moza, seraya melangkahkan kakinya menuju pintu. Saat pintu terbuka, Moza tampak terkejut dengan orang yang kini ada di hadapannya.
"Anna, ada apa?"
"Aku ingin mengajakmu jalan-jalan. Aku lihat kau jarang sekali keluar rumah. Aku kasihan melihatmu. Kamu pasti bosan. Apa kamu mau?"
"Aku?" tanya Moza.
"Ya tentu saja. Ayo, bersiaplah! Mark juga menyuruhku untuk menemanimu membeli baju hamil. Aku akan menunggu di bawah."
Tak ada pikiran jelek apa pun kepada Anna, Moza pun menurut dan bergegas untuk bersiap. Setelah selesai mengganti pakaian, Moza pun segera menyusul Anna. Mereka pun pergi dengan Anna yang mengemudi.
Dalam perjalanan hanya keheninganlah yang ada, upai akhirnya Anna memecahkan kesunyian itu. Moza, berapa usia kandunganmu saat ini?" "Jalan 3 bulan Anna," jawab Moza seadanya. Sebenarnya siapa ayah dari anakmu itu?" tanya Anna to the point.
"Ap-apa maksudmu Anna? Tentu saja Lexi," jawab Moza gugup.
"Apa Mark?" tanya Anna tanpa basa basi. "Hah... bu-bukan... bukan Mark. Tentu bukan dia, dia kan calon suamimu," jawab Moza terkekeh kecil, mencoba menetralisir keterkejutannya.
Ada apa dengan Anna? Mengapa dia bisa bertanya seperti itu? batin Moza.
"Dengarkan aku Moza, aku harap kamu tidak mencari perhatian lebih pada Mark, karena dia adalah tunanganku Dan aku tidak suka bila kamu selalu cari perhatian padanya," ketus Anna memperingati.
"Ya... tentu," jawab Moza lirih.
"Good girl," puji Anna, seraya menepuk pundak Moza.
![](https://img.wattpad.com/cover/167696702-288-k401293.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard CEO
Любовные романы18+ Cerita ini ganti judul ya .. (Handsome CEO bastarad) Jangan di copas ya,karna cerita ini hasil mikir sendiri,bukan plagiat.. _______/////________ moza gadis sederhana dan polos yang memiliki berjuta impian .. . . tapi apa jadinya bila impian it...