"I am fine. I'm just afraid everything
will happen again"
-Amanda Alberta-🌻🌻🌻
Pagi yang cerah. Matahari bersinar dan burung-burung berkicauan. Rasanya mood Amanda makin membaik sejak kejadian tadi. Kejadian yang selalu membuat dirinya menjadi gelisah.
Amanda bersiap-siap untuk bertemu Fani, sahabat lamanya. Di hari yang cerah ini, dia memakai sweater yang dipadukan dengan celana jeans berwarna biru tua dan sneaker putih senada.
Amanda berjalan ke luar rumah menuju mobilnya yang terparkir di garasi. Tak lupa sebelum itu, ia berpamitan kepada Bundanya yang tengah memasak di dapur.
"Bun, Manda pergi dulu ya!" ucap Amanda, "Mau ketemu Fani." Amanda mencium tangan sang bunda.
"Hati-hati di jalan ya! Jangan melamun, jangan berpikir yang aneh-aneh, pokoknya jangan sampai kamu kosong pikiran!"
"Siap, Bun! Kalau gitu, Manda pergi dulu, ya!" Amanda berjalan menuju garasi dan menaiki mobil berwarna putih miliknya.
Selama perjalanan, Amanda hanya mendengarkan lagu dari radio mobilnya. Memang, selama ini, Amanda sering sekali medengarkan lagu. Entah itu lagu bergenre apa, yang penting bisa membuat mood-nya kembali naik.
Mungkin hal ini terjadi akibat kegelisahnnya akhir-akhir ini. Kegelisahan yang terjadi akibat ... acara reuni angkatannya yang tinggal beberapa hari lagi.
Sudah terhitung semenjak lulus sekolah, ia tak pernah sekalipun datang ke acara reuni itu. Bahkan sampai sekarang, ia hanya pernah bertemu dengan sahabat sekelasnya, Fani.
Tidak ada satu pun teman dalam satu kelasnya yang mengetahui bagaimana keadaanya sekarang. Baik ataupun buruk, mereka sama sekali tidak peduli.
Amanda memarkirkan mobilnya di sebuah parkiran cafe. Ia turun dari dalam mobil dan masuk ke dalam cafe itu. Di dalam cafe, ia melihat Fani yang sedang duduk sendirian, ditemani secangkir cappuccino di sebelahnya.
"Hai Fan!" ucap Amanda sambil duduk di sebuah kursi kosong di depan Fani, "Apa kabar?"
"Hai juga, Man! Udah lama banget kita gak ketemu, gue jadi rindu," sahutnya.
"Perasaan, terakhir kita ketemuan itu minggu lalu lo ...."
Amanda memesan minuman terlebih dahulu sebelum melanjutkan percakapannya dengan Fani.
"Rindu itu gak kenal waktu, Man." Fani meminum cappucino-nya sambil memainkan sebuah benda pipih di tangannya.
Tiba-tiba saja, mata Fani terbelalak kaget ketika melihat suatu kabar buruk dalam handphone miliknya. Kabar buruk untuk Amanda.
"Lo kenapa, Fan? Jangan-jangan lo dapat pulsa gratis, ya?!" tebak Amanda, "Bagi buat gue dong ...."
"Em ... gak ada apa-apa kok Man," bohong Fani.
"Lo bohong, ya?!" tuduh Amanda.
"Jujur sama gue, Fan! Jangan rahasia-rahasiaan kayak gini, ah!" Amanda membenarkan posisi duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amanta✔
Fiksi Remaja❝Not perfect, but special❞ Memang tak ada yang sempurna. Tapi kamu bisa membuat dirimu menjadi sesuatu yang istimewa. Just love yourself. © Purple Eunoia, 2019