"Sometimes alone is much better. But sometimes, being with friends is far better than being alone"
-unknown-🌻🌻🌻
Amanda berlari sekuat tenaganya. Sekarang dia hampir sampai ke titik terakhir di mana ada Belva di sana. Dadanya terasa sangat sesak, karena kesulitan bernapas.
Akhirnya beberapa menit kemudian, Amanda berhasil sampai di titik terakhir.
"Lama banget sih lo! Dasar siput gendut!" maki Belva yang langsung berlari cepat menuju garis finish.
"Huft ...." Amanda mengembuskan napas kasar.
"Be patient, Man," ucap Amanda sembari mengelus-eluskan tangan ke dadanya.
Amanda berjalan kaki menuju sekolahnya. Tidak cukup jauh sebenarnya, tapi cukup untuk membuat badannya terasa lelah.
Di perjalanan, Amanda lebih banyak melamun. Terkadang, dia berhenti di pinggir jalan karena lelah. Itu semua terjadi karena fisiknya yang lemah, terutama juga karena dia jarang sekali berolahraga.
Tapi menurutnya, meskipun fisiknya terbilang lemah, mentalnya tetaplah kuat.
Akhirnya, ia sampai juga di sekolah. Amanda merasa sangat lega. Tapi, rasa lega itu berubah menjadi kaget karena tiba-tiba saja, Belva datang bersama Genta. Dalam hati, Amanda sudah menerka-nerka apa yang akan terjadi.
"Lo itu kalau lari kira-kira dong! Gue tadi berdiri sampai lumutan tau!" resah Belva.
"Sebenarnya lo lari apa jalan kaki, sih?! Masa, lari jarak sependek itu bisa sampai 30 menitan? Gak masuk akal banget." Kini Genta yang angkat suara. Dari raut wajahnya, bisa dipastikan dia sangat kesal sekarang.
"Dasar lo, babi pembawa sial! Gue berharap sama Tuhan, semoga gak akan pernah lagi satu kelompok, satu kelas, bahkan satu sekolah sama lo!" maki Belva. Dia langsung pergi meninggalkan Genta dan Amanda.
"Gue curiga, kalau lo berbuat kayak gini cuman buat balas dendam ke gue sama Belva, kan?! Karena lo benci sama kita berdua, kan?!" tuduh Genta.
Amanda terdiam. Tidak berniat untuk mengatakan apa-apa lagi.
"Udah gue duga. Cih, ternyata selain gendut lo itu childish." Genta berjalan pergi menyusul Belva.
Amanda masih terdiam. Dia menatap kosong benda-benda disekitarnya.
Pada saat itu juga, ia menyadari suatu hal.
Ternyata ... ini akan jauh lebih sulit dari dugaannya.
🌻🌻🌻
Kring ... kring ... kring
Bel sekolah berbunyi, menandakan sekarang adalah waktunya untuk pulang sekolah. Amanda segera memasukkan buku dan alat-alat tulisnya ke dalam tas.
Dia terburu-buru karena ... ingin menghindari teman-temannya."Heh, babi! Tumben lo buru-buru pulang," ucap Belva sinis. Amanda sudah menduga hal ini akan terjadi.
Sepertinya, Belva ingin membalas dendam pada Amanda dengan cara mempermalukannya di depan semua orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amanta✔
Teen Fiction❝Not perfect, but special❞ Memang tak ada yang sempurna. Tapi kamu bisa membuat dirimu menjadi sesuatu yang istimewa. Just love yourself. © Purple Eunoia, 2019