🌻PART 7 - RAHASIA

163 29 4
                                    

"Sometimes, God has to do something unfair for true happiness"
-Author-

🌻🌻🌻

Amanda menenggelamkan wajah di atas lipatan tangannya. Hari ini Amanda berangkat ke sekolah lebih pagi tidak seperti biasanya. Sebenarnya, itu adalah hal yang bagus. Tetapi, tidak semuanya berdampak positif pada Amanda. Buktinya saja, sekarang dia malah merasa sangat mengantuk.

Amanda melihat jam tangan miliknya. Waktu untuk masuk kelas masih ada sekitar setengah jam lagi. Ia pun memutuskan untuk tidur sejenak.

Ketika ia akan tidur, tiba-tiba saja sebuah ingatan masalah yang sedang dia hadapi melintas begitu saja. Rasa kantuknya tiba-tiba menghilang.

Masalah itu selalu menghantuinya. Sekeras apa pun ia menghindar, masalah itu akan semakin mendekat. Di satu sisi, Amanda tidak ingin membiasakan dirinya untuk berbohong terus-menerus. Tetapi di sisi lain, Amanda melakukan ini semua karena sebuah alasan yang kuat.

Alasannya ada pada kedua orang tuanya.

Dan alasan itu menjadi rahasia yang masih Amanda simpan sendiri. Karena ia tidak memiliki seseorang yang dapat dipercaya untuk berbagi rahasia itu. Apalagi sampai sekarang ia masih belum memiliki teman.

Namun, satu minggu yang lalu adalah minggu terbaik baginya. Minggu terbaik dalam 3 tahun selama ia di SMA. Sampai Amanda merasa hari itu harus dimasukkan ke dalam hari penting di dalam kalender miliknya.

Sejujurnya, hari ini Amanda memiliki niat untuk menceritakan rahasianya kepada Fani. Karena dia percaya, bahwa Fani bukanlah tipe orang yang suka menyebarkan rahasia seseorang.

Menurutnya ... Fani adalah teman yang baik.

"Mungkin hari ini adalah hari yang tepat untuk mengurangi beban yang selama ini selalu gue pikul sendiri," batinnya.

🌻🌻🌻

Fani tengah berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya. Sudah terhitung sejak  seminggu yang lalu, ia berteman dengan Amanda.

Sebenarnya, ia tidak masalah dan merasa terbebani oleh hal itu. Tapi ... hatinya masih merasa sedikit ragu pada Amanda. Apalagi ketika mengetahui masalah Amanda dengan Belva baru-baru ini.

Bahkan, ia kadang merasa curiga kalau Amanda itu ... mempunyai satu sisi yang buruk.

Dia merasa kalau dirinya seperti sedang berada di ambang batas antara harus percaya atau tidak pada Amanda.

"Tapi, kalau dilihat-lihat, Amanda itu memang tipe orang yang baik dan rajin," ucapnya pada diri sendiri.

Terpikir olehnya, mungkin sekarang ia bisa dibilang terlalu egois pada Amanda. Sudah seminggu berteman, tetapi masih belum bisa menaruh kepercayaan padanya.

"Mungkin, gue terlalu berprasangka buruk sama dia," lanjutnya.

Fani pun mempercepat langkah kakinya agar sampai ke kelas sebelum bel berbunyi.

🌻🌻🌻

Bel istirahat sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Amanda hendak mengeluarkan kotak makannya dan mulai makan siang. Aktivitas itu terhenti karena sepertinya, ia melupakan sesuatu.

"Duh, kenapa gue jadi pikun gini, sih?!" ocehnya dalam hati.

Amanta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang