"Jikalau ada obat penghilang rasa sesak atau setidaknya penyeri saja manusia akan berbondong-bondong membelinya, mencarinya, membuatnya, dan akan mengonsumsinya meski harus menjalani efek samping yang luar biasa. Tapi semua masih jikalau kecuali kamu mau mengikhlaskan semua."
____________________________________Saat keluar dari kantin tepat sekali ia bertemu dengan Nazel dan Gama yang sedang tersenyum lebar bagai endors iklan pasta gigi. Tahu saja apa yang dilakukan? Tentu saja rutinitas saat kekurangan uang mereka lakukan kegiatan ini, yaitu ngamen ala kadarnya. Dengan Gama sebagai vokalis yang ala kadarnya dan Nazel sabagai penggiring musiknya menggunakan tangan yang saling bertemu dengan kata lain hanya bertepuk tangan semeriah mungkin untuk mendapat goceng.
Sedangkan Luan hanya menatapnya malas, sangat jenuh menunggu sampai mereka mendapat uang dua puluh ribu. Sekian lama menunggu akhirnya uang terkumpul dan yang Luan lakukan hanyalah menatap mereka yang membagi uang ngamennya secara impas. Dan kemudian mereka berjalan menuju kelas.
Dari luar kelas XI IPA 2 terdengar bunyi dentuman antara meja dan tangan serta alunan suara yang mengalun cempreng. Saat mengenali lagu itu ketiga orang tersebut segera masuk ke dalam kelas dan ikut serta memeriahkan konser dangdut ini.
"Jujur aku iseh sayang, wegah kelangan." Suara mereka semakin membara tatkala memasuki reff lagu Wegah Kelangan oleh Nella Kharisma yang ngehits.
"Mergo tresno wes tak patri ning njero ati."
"Hek a."
"Nanging arep piye maneh iki wes kahanan kudu pisahan."
Luan serta teman sekelas berjoget ria dan semakin membara. Apalagi Pandu yang terkenal sangat pecandu dangdut kini berjoget dengan gerakan yang teramat koplo. Bahkan dia yang memutar lagu ini dan mengintrupsi semua penghuni untuk bernyanyi dan berjoget. Mereka menggeleng takjub tapi tetap bernyanyi dan berjoget bersama.
Sampai lagu tersebut selesai mereka tertawa menyadari betapa gilanya mereka. Berdangdutan di saat jam pelajaran baru dimulai adalah hal yang menyenangkan.
"Ayo mau lagu apa lagi?" Pandu berteriak paling keras mengalahkan beberapa gelak tawa melengking.
"Seloowww." Gama berkoar.
"Biasa aja dong kalo ngomong ga usah ngegas. Bilangnya selow tapi ngegas!" Puput mulai tak terima.
"Bagaikan Langit dam Bumi."
"Halah basi! Gue mah bagaikan ketek dan ketiak." Luan ikutan menyahut.
"Sama aja buntelan sampah!" Pandu tak kalah sewot.
"Udah jangan ribut. Gue tahu lagunya apa. Via Valen Ra Jodo dooongg. Musssiiikkk!"
Maafkanku kali ini harus pergi.
Meninggalkan kamu yang aku sayangi.
Banyu moto iki mili nguras ati.
Kelingan tresnoku ora direstui.Suara Via Valen mengalun indah mengisi kesunyian kelas. Semua pasang telinga mendengarkan baik-baik apa lirik lagu yang mengalun indah. Perlahan namun pasti gerakan kaum adam yang semulanya halus dan terkesan lambat mulai bergerak cepat apalagi ketika lirik berganti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forget The Secret
Teen FictionRahasia, kebahagiaan, dan luka. _________________ Tiap orang punya kisah sendiri dalam hidupnya. Begitu pun kita. Kita bertemu tanpa sebab tapi berakibat. Bagi aku maupun kamu. Aku dan kamu punya luka, untuk mengenyahkannya aku memilih merahasiakann...