Denganmu aku merasakan kebahagiaan, namun keadaan memaksakan untuk berhenti.
15.30
Kanaya berdiri di depan gerbang dengan perasaan campur aduk, antara senang dan takut.
Ia senang akan bertemu dengan Febrial, dan takut jika Ia tidak bisa membohongi hatinya."Nay lo nggak balik? Nunggu siapa? "Nisa memperhatikan Naya di balik helmnya"
"Nunggu temen, lo duluan aja"
"Aelah siapa juga yang ngajak lo bareng"
"Sialan! Pergi nggak lo!! "
Nisa melajukan motor nya, sambil tertawa keras karena berhasil membuat Kanaya kesal.
Tak lama, suara motor berhenti di depan Kanaya dan melepaskan helm fullpace nya.
"Haii Nay, maaf gue lama macet"
"Eeh.. Santai aja kali" Naya salah tingkah.
"Yaudah naik, nih helm lo"
"Iya"
Naya bingung setengah mati, Ia kesusahan untuk menjatuhkan tubuh nya ke jok motor Febrial yang cukup tinggi.
Febrial memperhatikan gerak gerik Kanaya dengan gemas.
"Sini tangan lo" Sambil mengulurkan tangannya ke udara, menunggu Kanaya.
"E.. Eh" Kanaya tersentak.
Dengan sedikit keraguan akhirnya Kanaya menerima tangan Febrial, yang sadaritadi menunggunya.
Febrial melajukan motornya dengan kecepatan rata rata.
Tak lama, Febrial menghentikan laju motornya dan membuat Kanaya kaget.
Tempat ini. Batinnya.
"Gue sengaja ngajak lo kesini, lo inget? Ini tempat pertama kali kita ketemu"
"Iya gue inget. " Kanaya membayangka awal pertemua mereka yang tidak disangka laki laki dihidapanya sekarang sudah menjadi mantan kekasihnya.
Flashback off
Air Danau yang tenang, pepohonan hijau dan sebuah tempat duduk kayu yang terpampang dipinggir Danau.
Tempat itu menjadi tempat Kanaya untuk menenangkan pikirannya, Ia sering datang ke tempat ini.
Tempat ini tidak ramai, bahkan hanya ada Kanaya disitu, karena belum banyak orang tau tentang keberadaan Danau itu.Kanya duduk dan tersenyum merasakan kenyamanan, sambil mengoreskan tinta hitam ke buku diary nya.
SREK
SREK
SREK
Kanaya mendengar suara langkah seseorang.
Dengan keberanianya, Ia mencari cari suara itu tapi nihil.
"Paling tadi kucing" batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRESSED (Completed)
Teen FictionBeberapa orang begitu hebat menguatkan orang lain, menyabari hati yang rapuh, dan menenangkan resah dari dada yang sesak. Lantas saat sendirinya terluka dan rapuh, Ia terlalu lemah untuk menguatkan dirinya sendiri. Kehilangan hangatnya keluarga, I...